Barusan saya pergi ke tukang cukur untuk potong rambut. Sambil melakukan layanan, si tukang cukur nanya banyak hal. Kami ngobrol lumayan panjang seputar pekerjaan.
"Mas kerja dimana?" Ia bertanya.
"Saya kerja sebagai public relations di satu perusahaan di Jakarta. Kerjanya itu menjaga citra perusahaan agar tetap baik di mata klien."
Ia percaya saja. Manggut-manggut, lalu memuji berkali-kali. Padahal saya hanya membual.
"Mas hebat." Katanya.
"Mas juga hebat bisa kerja seperti ini. Potong rambut bukan pekerjaan mudah. Ia menuntut ketelitian. Itulah kenapa di Jakarta banyak barbershop yang mematok tarif mahal. Rambut adalah mahkota. Siapapun rela mengeluarkan banyak uang agar rambutnya terlihat rapi. Kalau saya disuruh kerja seperti mas, jelas saya ngak bisa."
"Tapi gajinya kecil mas."
Begini mas; hebat itu ukurannya bukan gaji. Pekerjaan saya dan pekerjaan mas ini sama-sama pekerjaan. Punya pekerjaan tidak serta merta membuat seseorang itu menjadi hebat. Saya sama mas baru boleh dikatakan hebat kalau kita sama2 melakukan pekerjaan kita dengan baik.
Tukang cukur yang melakukan pekerjaannya dengan baik adalah orang hebat. Ia bahkan lebih hebat dari seorang gubernur, politisi, menteri, atau bahkan seorang presiden yang korup dan menyengsarakan rakyat. Itulah yang disebut dengan nilai sebuah pekerjaan. Siapapun yang melakukan pekerjaannya dengan baik, Ia adalah orang hebat.
Nah sekarang, mari buktikan bahwa kita sama2 hebat dengan mencintai dan melakukan pekerjaan kita dengan baik. Khususnya buat mas. Inilah kesempatan terbaik untuk membuktikan bahwa mas tidak salah bekerja di tempat ini.
Caranya, beri layanan terbaik dan prima pada setiap pengunjung yang datang. Jangan lupa juga di bagian pijit memijit nanti. Semakin lama durasi pijitannya, semakin hebat pastinya. Ya ngak?
Ia tersenyum tipis. Ho'oh..!!!
Komentar
Posting Komentar