Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2019

Membela "AGNEZ MO"

(Gambar: Instagram/Agnezmo) Penyanyi Agnes Monica atau lebih akrab di sapa Agnez Mo membuat gempar jagat maya. Pernyataan yang menyebut bahwa dirinya bukan keturunan darah Indonesia memicu ragam reaksi. Banyak pihak menyalahkannya, mem-bully , bahkan menyemburkan murka atas ucapan perempuan kelahiran 1 Juli 1986 itu. Di Twitter, nama Agnez Mo menyedot perhatian. Pernyataannya dalam satu wawancara  bersama presenter Kevan Kenney serupa tamparan keras. Pelantun lagu Matahariku itu dianggap mengkhianati bangsa yang membesarkan namanya. Ia disebut tak memiliki jiwa nasionalisme. Dalam video itu, Agnez Mo menjawab beberapa pertanyaan dari Kevan tentang keberagaman di Indonesia. Ia menjelaskan bahwa Indonesia memiliki sekitar 18 ribu pulau yang masing-masingnya memiliki beragam budaya dan musik. Agnez juga menyebutkan dirinya memperjuangkan inklusivitas budaya. "Katanya kamu beda dari orang kebanyakan di sana?" tanya Kevan. "Ya, karena saya sebenarnya campuran Je

PASSER BAROE (1820)

PASSER BAROE (1820) Yang menarik dari Jakarta adalah setiap sudutnya menyimpan jejak sejarah. Kita bisa menyaksikan sisa-sisa kejayaan VOC di kota ini melalui banyak bangunan yang masih berdiri kokoh. Salah satunya komplek pasar baru, sawah besar, Jakarta pusat. Passer Baroe yang dibangun tahun 1820 menjadi salah satu pusat perbelanjaan tertua di Jakarta hingga saat ini. Dinamakan pasar baru, karena pasar ini dibangun untuk melengkapi pasar yang sudah ada sebelumnya yakni Pasar Senen dan Pasar Tanah Abang yang sama-sama dibangun pada 1730-an. Dulu, pasar ini dikenal sebagai daerah pertokoan elit karena lokasinya yang berdekatan dengan kawasan Rijswijk, sebuah kawasan orang-orang kaya di Batavia, sekarang Jalan Veteran, Jakarta Pusat. Di masa awal berdirinya, pasar baru terbilang sederhana. Hanya penduduk pribumi yang memanfaatkan pasar ini untuk menjual hasil panen. Namun seiring perkembangan masyarakat, pasar baru kemudian menjelma menjadi kawasan pertokoan yang ramai. D

Yesss! Akhirnya Nonton Bola di Stadion

Stadion Utama Gelora Bung Karno Senang sekali rasanya bisa menyaksikan pertandingan sepakbola di Stadion untuk pertama kalinya. Bagi orang kampung seperti saya, pengalaman nonton bola di stadion bukanlah sesuatu yang biasa. Di kampung-kampung, sensasi nonton bola di stadion bukanlah sesuatu yang bisa dinikmati sembarang orang. Hanya mereka yang berstatus sosial di atas rata-rata yang bisa merasakannya. Saya beruntung sebab bisa merasakannya. Ada rasa haru dalam dada saat duduk di bangku tribun, lalu berteriak sekeras mungkin. Ada rasa bangga saat menyaksikan tim sepakbola kita meraih kemenangan di stadion. Apalagi yang bertanding adalah Timnas Indonesia. Malam ini saya ditraktir seseorang untuk ikut menyaksikan laga Indonesia U-19 menghadapi Korea Utara di stadion utama Gelora Bung Karno. Laga itu berakhir imbang dengan skor 1-1. Korut unggul terlebih dahulu di menit 40 lewat gol Kim Kwang Chong. Indonesia baru bisa menyamakan kedudukan di babak kedua lewat eksekusi penalti

Usai menonton Film Terminator: Dark Fate

(Poto: Kerry Brown/Paramount Picture) Film Terminator: Dark Fate mungkin tidak sepopuler film Joker yang membuat banyak orang rela mengantri di bioskop demi berebut tiket. Tapi sebagai penikmat film science action , saya tak mau ketinggalan. Makanya saat melihat film ini tayang, saya segera menontonnya. Saya menyenangi film action yang menampilkan banyak adegan kejar-kejaran serta pertarungan antar robot. Saya menyenangi kisah perlawanan terhadap para robot yang hendak menginvasi kehidupan manusia lalu menancapkan kuasa di bumi. Entah apa yang akan mereka lakukan pada bumi kita. Film Terminator: Dark Fate merupakan sekuel terbaru dari franchise Terminator. Film yang diproduseri James Cameron dan David Ellison ini berfokus pada pertarungan mengalahkan robot pembunuh demi sebuah misi penyelamatan masa depan umat manusia. Harus diakui, film ini sedikit membosankan. Terlebih bagi mereka yang sudah menyaksikan semua seri Terminator. Kisahnya mudah ditebak. Dalam banyak adegan