Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2017

Perlukah Menceritakan Tragedi Ledakan Bom Kepada Anak-Anak?

Ilustrasi Lagi-lagi terdengar ledakan. Di Jakarta, saya mendengar kisah tentang tiga aparat kepolisian dan beberapa warga sipil yang menjadi korban bom bunuh diri. Kejadiannya di terminal Kampung Melayu, Rabu, 23 Mei lalu. Pelakunya meninggal di tempat dengan anggota tubuh yang sudah terpotong akibat ledakan terbagi menjadi kepala, kaki dan badan yang terpisah. Hal yang sama juga terjadi sehari sebelumnya. Ledakan besar sempat membuat panik jutaan orang ketika musisi cantik dunia, Ariana Grande, tengah menggelar konser di Manchester, Inggris. Setidaknya tercatat sebanyak 19 orang tewas dan banyak lagi yang terluka akibat ledakan tersebut. Meski aksi terkutuk itu sempat menebar teror, faktanya di Indonesia, banyak orang berbondong-bondong ke lokasi kejadian pasca ledakan terjadi. Di berbagai media online, saya juga melihat begitu banyak perdebatan dari para pengamat. Mereka justru sibuk menyimpulkan siapa pelaku, dan apa motif dibalik aksi nekat tersebut. Padahal, jauh lebih b

Personal Branding dan Sosial Media

Ilustrasi Beberapa waktu lalu, saya berbincang ringan dengan salah seorang sahabat melalui messengger. Dia bekerja di Kedutaan Indonesia di Jerman. Kami memang sering bersua kabar. Menanyakan keadaan masing-masing. Kami sering berdiskusi tentang apa saja. Ketika sama-sama senggang, kami membahas banyak persoalan. Tanpa di sengaja, obrolan kami masuk ke bahasan soal media sosial. Sahabat saya bercerita tentang teman sekantornya yang tidak memiliki akun media sosial apapun. Katanya, ia kerap terheran dengan berbagai kelakuan orang di media sosial. Dia tidak tahu apa yang ia hasilkan melalui aktivitas ini. Baginya, media sosial hanyalah mainan yang akan menghambat pekerjaannya. Saya sudah terbiasa dengan pertanyaan ini. “ Kenapa saya harus membagikan foto saya saat makan, atau bepergian, apakah hanya untuk dilihat oleh orang lain ?” Ada begitu banyak orang yang heran dengan perilaku manusia di dunia maya. Untuk apa itu semua? Suka atau tidak, media sosial adalah kebutuhan se

Catatan Kritis George Orwell

Two Books From George Orwell Selalu saja ada kekaguman pada sastrawan George Orwell. Setiap buku yang dihasilkannya selalu membahas tema-tema sosial yang rumit, namun dikemas dalam kalimat-kalimat sederhana. Bayangkan saja, sebuah fenomena besar tentang totalitarianisme Uni Soviet mampu ia sajikan dalam bentuk novel alegori satiris berjudul Animal Farm. Dalam novel yang pertama kali terbit pada tahun 1949 itu, Orwell bercerita tentang pergolakan politik kekuasaan serta sistem pemerintahan totaliter yang dibangun Soviet. Dia menganalogikannya dengan kisah sekelompok hewan peternakan yang melakukan pemberontakan pada ras manusia demi mencapai kesetaraan hidup dan kemerdekaan. Namun, kesetaraan yang seharusnya menjadi cita-cita bersama para binatang itu tak berlansung lama. Semua hanya sebatas euforia semata. Bangsa babi yang awalnya dipercayakan menjadi pemimpin peternakan karena lebih unggul dalam hal kapasitas dibanding yang lain, ternyata berhianat. Atas nama bekerja keras

Kucing, Cinta, dan Kejujuran

Dewey, Karya Vicki Myron dan Bret Writter Seberapa besar dampak yang dapat ditimbulkan oleh seekor hewan? Berapa banyak kehidupan yang dapat disentuh oleh seekor kucing? Bagaimana mungkin seekor kucing buangan mengubah sebuah perpustakaan kecil menjadi tempat pertemuan dan daya tarik wisata, memberi inspirasi kepada penduduk sebuah kota klasik Amerika, mempersatukan warga di seluruh kawasan, dan pelan-pelan menjadi terkenal di seluruh dunia? Tentu saja anda tidak dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas sebelum menghabiskan bacaan setebal 392 halaman, karya Vicki Myron dan Bret Writter berjudul Dewey. Sebuah buku bestseller international yang menyajikan kisah heroik seekor kucing perpustakaan kecil Spencer, yang membuat dunia jatuh hati. Diangkat dari sebuah kisah nyata, buku ini pertama kali diterbitkan oleh Grand Central Publishing, New York, pada 2008 lalu. Dewey adalah alarm yang menyala. Buku ini mengajarkan kita bahwa betapa selalu berfikir positif adalah satu-satun

Pilih Bank Syariah Atau Bank Konvesional

iB Vaganza Mataram 2017 Setiap kali menghadiri pertemuan yang dihadiri para blogger, saya selalu terkesan. Betapa tidak, mereka selalu update tentang banyak hal. Mereka serupa anak kecil yang tak henti-hentinya bertanya. Mereka selalu haus dengan ragam informasi, lalu setelah mendapatkannya, mereka mulai menyebarkan informasi itu secara viral di ranah maya dengan tujuan agar segera diketahui banyak orang. Di Mataram, Lombok, Nusa Tenggara Barat, komunitas blogger tumbuh bak cendawan di musim hujan. Mereka kerap terlibat dalam event-event besar yang di gelar oleh pemerintah dan korporasi. Mungkin karena dunia kerja mereka yang serba demokratis, banyak yang menjadikan para blogger sebagai mitra kerja.  ***  Seorang sahabat mengajak saya untuk menghadiri satu acara bertajuk sosialisasi produk dan layanan jasa perbankan syariah yang digelar oleh iB Vaganza, di Epicentrum Mall Mataram. Di sana, saya juga mendapatkan pemahaman mendalam tentang Otoritas Jasa Keuangan yang kerap

AHY, Soft Power, dan Sebuah Antitesis Untuk Jokowi

Tak ada momentum yang paling menarik minggu ini selain menyaksikan presentasi ilmiah Agus Harimurti Yudhoyono, yang kerap disapa AHY. Tokoh yang ikut meramaikan bursa pencalonan gubernur DKI Jakarta beberapa waktu lalu itu, mengunjungi Lombok baru-baru ini. Agus turut serta bersama rombongan mantan presiden dua periode, Susilo Bambang Yudhoyono dalam agenda Rakornas partai demokrat di NTB. Beberapa kali saya hanya bisa menyaksikan Agus berdebat melalui layar kaca. Di banyak pembicarannya, ia kerap mengkomparasikan teori kepememipinan militer serta berbagi pengalaman saat dirinya masih berseragam TNI dulu. Begitu pula saat debat kandidat calon gubernur DKI tempo hari. AHY memang digadang sebagai tokoh muda yang diharapkan mampu membawa angin perubahan bagi warga ibukota. Dia memiliki segudang prestasi dan track record bagus diusianya yang masih belia. Namun pada kenyatannya, para pengamat justru memprediksi bahwa pria ini tidak akan memberi kejutan apapun di ajang lima tahunan