Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2021

Sensasi Kopi

Sensasi Kopi Di malam yang semilir hujan, saya berkeliling demi menemukan jajanan lokal yang pas untuk dinikmati dengan secangkir kopi demi menikmati malam minggu.  Tadinya, saya ingin makan apem angat dengan taburan kelapa sembari menyeruput versi terbaik dari arabika punik. Apa daya hujan tak berhenti2 seolah menjawab doa para jomblowers.  Alhasil, saya pun memesan secangkir vsixty di tambah sepiring roti maryam. Entah kenapa, sensasi menyeruput kopi di musim hujan seperti ini terasa lebih nikmat. Ada sesuatu yang beda dan susah dijelaskan.  Barangkali, inilah alasan mengapa di kota2 yang bersuhu agak dingin seperti Bogor dan Bandung banyak bertebaran kedai kopi. Menyeruput kopi hitam sambil sesekali melirik neng geulish yang kulitnya seputih tepung adalah sensasi yang sulit diabaikan.  Seorang teman pernah bilang bahwa karakter seseorang dapat dilihat dari kopi apa yang dipesannya. Jika dia memesan espresso, maka dia tipe pekerja keras. Sebab espresso dipesan oleh mereka yang ingin

Pertanian Adalah KOENTJI

Suatu hari saat panen padi  Harga bawang merah anjlok. Ratusan petani di Bima lakukan aksi demonstrasi. Berhari2 mengepung kantor bupati, mendesak pemerintah agar segera merespon persoalan.  Ini hanyalah salah satu dari sekian banyak masalah klasik di negeri ini. Tempo hari, ada petani cabai yang membuang hasil panen ke jalan raya sebagai reaksi protes atas harga yang sama sekali tidak berpihak kepada mereka. Masih banyak lagi. Terjadi di hampir semua daerah.  Mirisnya, kemerosotan harga sering benar terjadi saat panen raya. Kementrian pertanian tak bisa berkutik. Sebab yang punya kewenangan mengatur harga dan mengintervensi pasar adalah kemendag. Di atas semua itu adalah Presiden sebagai pimpinan tertinggi.  Inilah ironi dari sistem kita. Kalau berbicara pertanian, maka segala proses yang terjadi di hulu mulai dari penyediaan bibit, proses tanam, pupuk dan semacamnya adalah kewenangan kementrian pertanian. Tetapi kalau sudah sampai ke hilir, maka menjadi kewenangan kemendag.  Singkatn

Musim Hujan

Musim hujan (poto: kompasiana) Di musim hujan, angin adalah pisau sedang dingin menjelma engkau Aku berteduh, dari ribuan rintik yang dinginnya mencipta pelukan dalam tunggu ku, guyurnya menampakkan wajahmu dari tempat yang jauh Pernah, di suatu masa kubasahkan rindu dengan sebuah ciuman sebelum kita berpisah, lalu berbagi rintiknya Dan, nyala api cinta seketika redup padam dari balik senyummu yang kecut barangkali, yang abadi hanyalah cinta awan kepada hujan.