Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2017

Membaca Sapiens, Membaca Manusia

Buku Sapiens Sejak buku ini diresensikan oleh penulis kondang Yusran Darmawan beberapa waktu lalu, saya sudah tidak sabar untuk membacanya. Sayang, butuh beberapa bulan menanti kehadiran Sapiens di Lombok. Kemarin, saat berkunjung ke toko buku, saya melihat buku ini telah diterbitkan dalam versi bahasa Indonesia. Tanpa banyak menimbang, saya langsung membelinya. Mulanya, Sapiens: A Brief History of Humankind diterbitkan dalam bahasa Hebrew, bahasa yang digunakan orang Yahudi di Israel. Ketika diterjemahkan dalam bahasa Inggris, buku ini langsung menjadi best-seller internasional. Topik yang dibahas adalah lintasan panjang yang dilalui manusia selama 150.000 tahun eksis di planet bumi. Penulisnya, Yuval Noah Harari adalah anak muda kelahiran 1976, sejarawan yang meraih gelar PhD dari Oxford University. Kata Yusran, ia sepopuler JK Rowling di ranah fiksi anak. Yuval juga sehebat Samuel Huntington di ranah ilmu politik. Yah apapun itu, rasanya memang selalu menyenangkan memb

Tulisan Dalam Majalah Harmony of Heritage

Sampul Majalah Harmony of Heritage Seorang sahabat mengajak saya bergabung dalam satu project pembuatan majalah. Katanya, majalah itu akan diikutsertakan dalam lomba yang diadakan oleh kementrian. Ia meminta saya untuk mendeskripsikan beberapa objek wisata yang hendak dimuat. Saya pun menerima tawaran itu sebagai tantangan. Nah, berikut beberapa objek wisata dan kuliner yang diangkat dalam majalah tersebut. Kampung Wisata Kerujuk Salah satu destinasi wisata yang terus menggeliat di Lombok adalah kawasan wisata berbasis desa. Selain Sade yang telah lebih dulu terkenal sebagai desa adat di Lombok tengah, kini perlahan tapi pasti, desa wisata Kerujuk mulai mendapatkan tempat di hati wisatawan. Desa wisata Kerujuk berada di Kecamatan Pamenang, Lombok Utara. Destinasi wisata yang satu ini menyajikan pemandangan khas pedesaan yang serba asri. Lokasinya persis di sekitar area persawahan, dikelilingi bukit-bukit hijau, serta sungai yang mengalir jernih di dalamnya. Di tempa

Blue Bird Taksi Gandeng New Furama, Resto Unik di Bibir Pantai

New Furama Resto Berkunjung ke Senggigi memang selalu menyenangkan. Selain lokasinya tak jauh dari pusat kota, di sini ada banyak perahu-perahu nelayan tradisional, hotel-hotel yang mentereng, serta aneka macam resto dengan kuliner yang menggugah selera. Jika berlayar menggunakan perahu-perahu itu, kita akan menggapai pulau-pulau yang serupa kepingan surga. Sejak dulu, Senggigi telah lama menjadi magnet wisata yang memesona warga dunia. Popularitasnya barangkali sejajar dengan Pantai Kuta di Bali yang lebih dulu tersohor. Pantai ini menjadi destinasi yang diimpikan banyak orang. Buktinya, setiap kali berkunjung, tempat ini tak pernah sepi. *** Kemarin, saya berkesempatan mengunjungi New Furama Resto, satu tempat kuliner dengan sajian khas seafood yang berlokasi di Sengigi. Resto ini begitu populer di kalangan wisatawan sebab selain menyajikan menu seafood yang lezat, setiap pengunjung juga bisa menikmati sensasi makan sembari menyaksikan sunset pantai Sengigi yang indah.

Seharian Mengamati TGB di Lombok Elephant Park

TGB foto bareng simpanse di Lombok Elephant Park Meskipun bukan simpatisan Muhammad Zainul Majdi, saya selalu saja menyukai pertemuan dengan beliau. Di taman wisata satwa Lombok Elephant Park kemarin, saya bersua Gubernur muda itu bersama keluarganya. Ditemani sang istri dan anak, ia datang melepaskan penat di akhir pekan. ***  Lelaki itu hendak berlibur di sela-sela kesibukannya sebagai pejabat publik. Ditemani keluarga dan beberapa staf pribadi, ia tetap tampil sederhana layaknya wisatawan. Beberapa saat setelah tiba di lokasi, ia segera mengajak istri dan anaknya berkeliling untuk melihat koleksi satwa di Lombok Elephant Park. Lelaki itu adalah Muhammad Zainul Majdi yang kerap disapa TGB. Ia adalah Gubernur dua periode Nusa Tenggara Barat. TGB adalah sosok pemimpin cerdas, sekaligus guru bagi banyak orang. Ia merupakan seorang tuan guru muda yang setiap ceramahanya selalu dinantikan. Di Lombok Elephant Park, ia mengisi waktu senggang bersama keluarga. Tempat itu mem

Tips Sederhana Mendapatkan Buku Gratis

Buku-buku kiriman Javanica Beberapa sahabat kerap terheran-terheran melihat betapa seringnya saya mendapat kiriman buku dari luar daerah. Dipikirnya saya menginvestasikan banyak duit untuk semua buku-buku itu. Mereka pikir, saya punya banyak duit lalu dengan leluasa membeli banyak buku sesuai selera. Padahal tidak demikian. Jelas saya tidak punya uang sebanyak itu. Saya memang senang membeli buku. Terutama buku-buku bergenre sejarah, sains, teknologi, sosial, dan sastra. Tetapi bukan berarti saya selalu bisa membeli banyak buku sesuka hati. Kepada sahabat itu, saya jelaskan bahwa lebih banyak buku yang bertengger di rak saya didapatkan secara gratis. Lalu bagaimana caranya? Pertama, kita bisa mengikuti event menulis yang menghadiahkan buku bagi pemenangnya. Biasanya, event-event seperti ini sering diadakan oleh sejumlah media penerbitan seperti Javanica, Diva Press dan lain-lain. Kedua, ikutilah sejumlah blog betemakan buku. Selain sering menulis tentang riview buku dan s

Sensasi Wisata Satwa di Lombok Elephant Park Bersama Blue Bird Group

Lombok tak hanya terkenal dengan sederet pantai menawan yang pasirnya sehalus tepung. Tapi pulau ini juga memiliki segudang objek wisata memukau yang susah digambarkan dalam kata. Sekali menginjakkan kaki di Lombok, seakan tak ada keinginan untuk kembali pulang. Sebagai mahasiswa Sumbawa yang tinggal di Mataram, saya cukup beruntung sebab jarak berbagai tempat wisata di Lombok hanya sepenanak nasi. Sialnya, saya justru jarang berkeliling, sebab terkendala waktu dan uang saku. Saat sekali mendapat kesempatan, saya tak akan menyia-nyiakannya. *** Dua hari berturut-turut saya berkesempatan meliput agenda Blue Bird Taksi Lombok. Pada momentum kali ini, mereka hendak melakukan kerjasama dengan Lombok Elephant Park, satu tempat wisata konservasi bertajuk kebun binatang yang baru saja aktif beroperasi dalam beberapa bulan terakhir. Kesan saya, tempat ini menyajikan satu wahana rekreasi yang menarik sebab memungkinkan para pengunjung untuk berinteraksi lansung dengan berbagai sa

Blue Bird Taksi Lombok, Sasaku, dan Bagaimana Cara Memanjakan Konsumen

Kerjasama Blue Bird Taksi Dengan Sasaku Sebuah pengalaman berharga bisa menjadi bagian dari proses kerjasama Blue Bird Taksi Lombok dengan Sasaku, outlet oleh-oleh generasi baru yang mulai beroperasi dalam beberapa tahun terakhir. Sasaku adalah toko oleh-oleh khas Lombok. Mereka menjual beraneka ragam barang dan sovenir seperti kain pantai, batik, tas, dompet etnik, kerajinan tangan, ukiran, cukli, topeng, sandal berlukis, makanan ringan dan lain-lain yang semuanya berlabel buatan Lombok. Bukan sekali saya menghadiri kegiatan yang diinisiasi oleh Blue Bird Taksi. Beberapa waktu lalu, saya juga ikut serta dalam acara launching aplikasi mereka di salah satu hotel di Mataram. Kini, perusahaan transportasi itu tengah berusaha menggaet beberapa unit usaha lain demi memenuhi kebutuhan konsumen dan selera pasar. Sebagai perusahaan yang telah berdiri semenjak 1972, mereka tentu sangat memahami persaingan usaha. Dengan menyeruaknya berbagai transportasi online di Lombok, Blue Bird

Selapis Hikmah di Balik Konflik Etnis di Sumbawa

Konflik Sumbawa 2013 Setiap daerah tak hanya menyimpan kisah tentang kemajuan dan kemunduran, tapi juga menjadi rahim dari begitu banyak kisah yang dibuat oleh manusia-manusia yang berjejalan di dalamnya. Melalui kisah itu, kita bisa bercermin dan menemukan banyak pesan dan hikmah yang selalu bisa diserap untuk kehidupan mendatang. Sumbawa adalah titik balik dalam kehidupan saya. Beberapa tahun silam, saya selalu menjalani hidup dengan memakai sudut pandang sebagai korban. Suku Samawa yang mendiami Kabupaten Sumbawa adalah etnis yang begitu toleran. Mereka berbaur dengan banyak etnis lain secara terbuka dan penuh toleransi. Mbojo, Sasak, Bugis hingga Jawa. Tapi belakangan, tiba-tiba suku Bali datang mengganggu. Suku Samawa selalu dizalimi. Jadi wajar saja jika kami melawan balik untuk mempertahankan diri. Wajar saja kalau kami membalas. Saya selalu yakin bahwa setiap saat suku Samawa diusik dan diganggu, maka ketika ada kesempatan mereka harus mengusik balik, membalas. Say

Saat Tere Liye Memilih Berhenti Mencetak Buku

Tere Liye (sumber foto: idwriters.com) Tak ada kabar yang paling mengejutkan minggu ini selain pemutusan hubungan kerjasama Tere Liye dengan Republika dan Gramedia. Salah satu penulis paling produktif di negeri ini akhirnya migrasi ke media digital. Ia memilih membagikan buku serta catatannya melalui halam pribadi facebook ketimbang mencetak ulang di toko buku. Baru-baru ini, Tere Liye mengumumkan kabar menyedihkan di media sosial terkait karir kepenulisannya. Ia memutuskan untuk berhenti mencetak buku-bukunya. Buku-buku yang masih beredar di pasaran, dibiarkan habis secara alamiah. Hal ini dilakukan demi menanggapi perlakuan pajak pemerintah yang tidak adil terhadap profesi penulis. Walhasil, secara otomatis buku-buku karya Tere Liye tak bisa lagi dijumpai di toko buku. Kalaupun ada, maka dapat dipastikan itu adalah bajakan. Keputusan Tere Liye untuk tak lagi mencetak buku-bukunya bukan berarti bahwa dia berhenti menulis. Seorang penulis akan tetap menulis meski di atas da

Aung San Suu Kyi di Mata Tuan Guru Bajang

Ilustrasi (sumber foto: hariannusa.com) Konflik berdarah di Myanmar seakan tak pernah berakhir. Ibarat api dalam sekam, setelah sempat senyap dalam beberapa waktu, kini publik internasional kembali diguncang oleh realitas getir yang menimpa muslim Rohingya di Rhakine. Bara permusuhan di salah satu wilayah termiskin di Myanmar itu kembali berkobar. Hanya dalam hitungan hari, ratusan orang tewas, dan ribuan lainnya mengungsi ke tempat aman. Dibalik tragedi memilukan yang melanda militer Myanmar itu, nama Aung San Suu Kyi adalah yang paling banyak menjadi sorotan. Suu Kyi disebut-sebut tak lagi bertaring. Ia seakan tak bereaksi atas krisis kemanusiaan yang menimpa negerinya. Tercatat sebanyak 13 peraih Nobel dan 10 tokoh dari berbagai profesi mengirim surat terbuka kepada Dewan Keamanan PBB untuk mengkritik Suu Kyi dalam menyelesaikan masalah etnis minoritas Rohingya serta mengingatkan tentang tragedi pembasmian etnis dan kejahatan terhadap kemanusiaan. Demikian pula di Indone