Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2017

Membaca Peluang Baru di Era Digital

Buku Creator. Inc Jika dikelola dengan baik, pendapatan dari profesi ini bisa mencapai 50 juta per bulannya. Hal itu disampaikan Yoga Arizona, pemuda yang sukses menjalani profesi sebagai content creator . Ia populer di instagram dan youtube. Berawal dari sering ditolak tiap kali ikut kasting, ia akhirnya mulai membuat video sendiri. Pria berkacamata yang akrab disapa Kuka itu memiliki 300 ribu lebih pengikut di instagram dan 21 ribu subscriber di youtube. Tak hanya itu, Yuga juga sering diundang menjadi bintang tamu dalam acara talk show televisi, serta aktif menjadi nara sumber di berbagai seminar. Demi menggaet sejumlah followers, Yoga sering mengunggah video lucu-lucuan melalui akun dubsmash miliknya. Ia kerap menirukan gaya selebriti papan atas negeri seperti Syahrini, Cinta Laura, hingga Deddy Corbuzier. Walhasil, aksi kocak itu mengundang banyak respon dan gelak tawa. Mulailah ia dikenal sebagai content creator. Yoga memperolah income yang tak sedikit dari aktiv

Berakhir Pekan di Tanjung Aan

Pantai Tanjung Aan Lombok Seorang sahabat mengajak saya berkunjung ke tempat wisata pantai Tanjung Aan di Lombok Tengah. Ia adalah seorang dosen di salah satu lembaga pendidikan di Mataram. Ia hendak mengisi perkuliahan English for Tourism , lalu mengajak sejumlah mahasiswa berkunjung ke tempat wisata demi menemukan native speaker. Saya yang kebetulan lama tak menjajal tempat wisata di Lombok, segera menyetujui ajakannya. Sahabat itu seakan mengerti bahwa akhir-akhir ini, saya juga tengah giat belajar bahasa Inggris. Sepertinya ia paham bahwa saya sedang memerlukan teman untuk berdialog. *** Ibu penjual kain itu segera berlari mendekati rombongan, sesaat setelah sampai di pantai Tanjung Aan. “Handmade pak, handmade bu” katanya sayup-sayup. Ia antusias menyapa pengunjung sembari menawarkan dagangannya. Ibu itu adalah satu dari sekian banyak penjual kain tenun di Tanjung Aan. Saya menduga, usianya sekitar 50 tahun. Kepada saya ia bertutur bahwa telah menjual kain selama tak

Sembilan Mental yang Harus Dimiliki Seorang Blogger

Ilustrasi Di satu toko buku, saya melihat buku yang berisi tentang kiat-kiat sukses menjadi seorang blogger. Saya tiba-tiba saja tertarik untuk membacanya. Dalam waktu singkat, saya menyelsaikan beberapa kisah blogger sukses dunia. Mereka yang menggapai kecemerlangan karir, bermula dari aktvitias menjadi seorang blogger. Saya akhirnya memahami betapa dibalik cerita-cerita sukses para blogger dunia seperti Darren Rowse, Yaro Starak, John Cow, Lisa Stone dan lain-lain, tersimpan sikap mental dan mindset tertentu yang menyertai langkah mereka. Benar kata pesepak bola legendaris Pele bahwa “ Keberhasilan bukanlah suatu kebetulan. Untuk mencapai keberhasilan, dibutuhkan kerja keras, ketekunan, latihan, pembelajaran, pengorbanan, dan yang paling penting, cintailah apa yang kamu kerjakan ”. Buku itu membuat saya tersentak di beberapa bagian. Saya menyadari bahwa ada hal-hal yang teramat penting untuk dilakukan sebagai seorang blogger. Sesuatu yang kerap terpikirkan, namun tak selal

Berkah Menulis Untuk Blogger

Ilustrasi Beberapa waktu lalu, saya mengikuti kontes menulis yang diadakan oleh Republika. Tak saya sangka, tulisan itu terpilih sebagai salah satu juara. Klik Disini untuk melihatnya. Saat itu, para blogger diminta menuliskan kesan saat menjalani puasa di Lombok, Nusa Tenggara Barat. Hari ini, saya menerima email dari penyelenggara lomba. Pesan yang saya terima adalah ucapan selamat sekaligus permintaan agar saya mengirimkan alamat lengkap, nomer KTP juga nomer rekening. Rupanya, tulisan itu dihargai jutaan rupiah. Ah, hidup memang selalu punya kejutan yang menyenangkan. Selain leluasa menulis, dapat hadiah pula. Asyiiiiikkkkkkkk. Sumbawa, 23 Juli 2017

Saat Wacana Normalisasi Sungai Tak Kunjung Direalisasikan

Sungai yang Mengenaskan Minggu ini saya menghabiskan waktu di kampung halaman, Empang, Sumbawa, Nusa Tenggara Barat. Saya hendak melakukan observasi kebahasaan di pesisir timur Sumbawa, sekitaran Teluk Saleh. Meski tugas ini telah rampung sejak dua hari yang lalu, namun saya memilih untuk menetap beberapa hari demi melepas rindu dengan keluarga. Tinggal di kampung halaman memang menyenangkan. Ada selapis kebahagiaan saat berada ditengah-tengah orang tercinta. Ada banyak pula kenangan manis dimasa kecil untuk dikenang kambali. Desa merekam semuanya dengan baik disetiap sudut. Namun dibalik semua itu, selalu saja ada kegetiran saat menyaksikan sekelebat pemandangan sekitar. Banyak hal yang berubah. Sejak modernisasi dan perekenomian berbasis di kota-kota, pembangunan di desa seperti diabaikan. *** Pagi itu, saya bertemu seorang tetangga yang berprofesi sebagai petani. Ia tengah merokok di teras rumah, sambil memandang sungai yang serupa lautan sampah. Seperti biasa, lelaki

Dari Germas Untuk Indonesia Sehat

Sosialisasi Program Germas Oleh Kemenkes Di tengah kekhawatiran banyak negara terhadap ancaman kesehatan di masa mendatang, sejumlah institusi pemerintahan kita mulai sigap dengan berbagai program demi mewujudkan masyarakat Indonesia sehat. Pemerintah kita nampaknya tak mau kecolongan dalam hal mengelola anggaran kesehatan yang sedemikian besar. Mereka lalu mengarahkan birokrasi untuk menyerap segala kearifan serta menyatukan kekuatan banyak pihak demi menunjang program kerja dengan sejumput harapan agar segala kebijakan selalu bermuara kepada kepentingan banyak orang. Setidaknya, itulah kesan saya seusasi menghadiri satu pertemuan bertajuk sosialisasi kesehatan yang diinisiasi oleh Kementerian Kesehatan Indonesia. Acara yang digelar di hotel Astonn Inn Mataram, Lombok, Nusa Tenggara Barat itu diikuti oleh sejumlah blogger, tenaga kesehatan, dan beberapa pegiat media. Di sana, saya tak hanya mendapatkan ilmu seputar dunia kesehatan, tapi juga diajarkan bagaimana membangun s

Gagalnya Pendidikan Karakter

Ilustrasi (Foto: Sekolahdasar.net) Setelah sempat menuai kontoversi, akhirnya, Senin, 19 Juni 2017 Presiden Joko Widodo membatalkan program sekolah lima hari yang lebih dikenal dengan istilah Full Day School (FDS). Didampingi Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI), KH Ma'ruf Amien, Mendikbud Muhadjir Effendy menyampaikan hal tersebut di istana negara. FDS sendiri adalah aktivitas sekolah yang dilaksanakan selama 8 jam sehari, selama 5 hari dalam satu minggu yakni dari Senin hingga Jum’at. Sementara Sabtu dan Minggu ditetapkan sebagai hari libur. Kemendikbud hendak memberlakukan sistem ini demi menguatkan karakter siswa hingga sejalan dengan Program Penguatan Pendidikan Karakter (P3K) sebagai  implementasi dari Nawa Cita yang digulirkan oleh Presiden Joko Widodo. Sayang, program ini menuai banyak kecaman. Sejumlah kalangan menilai, FDS hanya akan memberatkan pihak sekolah yang menghadapi keterbatasan sarana dan prasarana yang layak. Padahal, sekolah lima hari bukanlah barang

Komunitas Bissu dan Keberagaman Gender yang Harus Dilestarikan

Bissu Sulawesi (Sumber foto: Foto Sulawesi) Hiliir mudik isu keberagaman gender dan seksualitas di Indonesia. Serupa bola panas, kasus ini selalu memicu respon dari banyak pihak. Belakangan, fenomena LGBT adalah yang paling senter terdengar di permukaan. Bahkan di sejumlah kota besar di Indonesia, komunitas LGBT kian marak bak cendawan di musim hujan. Fenomena LGBT di Indonesia setidaknya sudah ada sejak era 1960-an. Ada pula yang menyebut dekade 1920-an. Namun, pendapat paling banyak mengungkapkan bahwa fenomena LGBT ini sudah mulai ada sekitar dekade 60-an. Lalu, ia berkembang pada dekade 80-an, 90-an, dan meledak pada era milenium 2.000 hingga sekarang. Entah apa pemicunya. Menyeruaknya isu keberagaman gender, membuat saya teringat akan kisah hidup Puang Matoa Saidi. Seorang laki-laki gemulai, pemimpin komunitas bissu di Sulawesi. Layaknya kebanyakan orang di luar sana, Saidi terlahir dengan kelamin laki-laki. Namun, tabiatnya sungguh menyerupai perempuan. Orang-orang di ka