Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2016

Udara Dingin Bukit Pergasingan

Berwisata mungkin sudah menjadi kebutuhan manusia pada abad modern ini, berakhir pekan bersama keluarga, teman sekantor nampaknya sudah menjadi rutinitas. Pengapnya udara kantor serta deru kehidupan kota yang kian padat, harus kembali dinetralkan dengan pemandangan-pemandangan indah yang seakan memberi aura positif pada pikiran. Tak pelak jika beberapa tempat wisata seringkali ramai dikunjungi ketika akhir pekan. Saya adalah mahasiswa yang tak punya banyak waktu untuk sekedar berwisata, beberapa intimidasi halus dari keluarga memaksa saya untuk senantiasa fokus pada kegiatan berbau akademik, sehingga jarang sekali saya mendapat kesempatan untuk melepas penat bersama teman-teman kampus. Akhirnya pada suatu hari saya mencoba berbaur dengan beberapa MAPALA kampus. Saya kenal betul aktivitas mereka, ditengok dari namanya saja Mahasiswa Pencinta Alam, pastilah mereka-mereka itu adalah sekelompok mahasiswa yang suka berpetualang dan menjelajah pikir saya. Tak saya abaikan lagi, inilah k

Gemerlap Cahaya di Tengah Mataram

Pulau seribu masjid. Begitulah lombok sering di nisbatkan oleh sebagian orang. Saya adalah orang sumbawa yang secara kebetulan masih menempuh pendidikan di lombok. Pertama kali menginjakan kaki dipulau ini 2012 lalu, saya terkesima melihat simbol peribadatan umat islam dimana-mana. Ketika melihat masjid, maka yakinlah, tak sampai 50 meter berjalan, bangunan serupa akan kembali kalian jumpai. Sejarah lombok adalah sejarah perjuangan islam, banyak pejuang-pejuang islam yang lahir diwilayah ini, salah satunya adalah kakek dari Gubernur NTB sekarang. Beliau adalah pejuang islam sekaligus pendiri organisasi kemasyarakatan terbesar di lombok.  Nahdlatul Wathan didirikan di Pancor, kabupaten Lombok Timur oleh TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Majid yang dijuluki Tuan Guru Pancor pada 1 Maret 1953. Tak lama kemudian organisasi ini menjadi besar dan meluas lalu mendominasi masyarakat lombok sebelah timur khususnya. Menjadi sangat wajar ketika setiap sudut pulau ini dipenuhi dengan nuansa islam

Festival Moyo Terjebak di Ruang Kritik

Festival Moyo 2016 Telah Dibuka Festival Moyo adalah festival tahunan yang diadakan oleh pemerintah sumbawa dalam upaya mempromosikan pariwisata dan kebudayaan sumbawa untuk menggaet wisatawan. Tahun ini festival moyo kembali digelar dan telah resmi dibuka pada tanggal 23 September lalu, serta puncaknya pada 10 Oktober mendatang. FesMo kali ini terasa begitu spesial, sejumlah kegiatan baru telah digagas oleh pemerintah sumbawa dalam upaya mencapai target angka wisatawan yang telah ditentukan. Sumbawa Buffalo Carnaval adalah salah satu kegiatan yang sangat dinanti masyarakat pada pagelaran fesmo kali ini. Sesuai dengan namanya, kegiatan ini akan menampilkan sejumlah kerbau yang telah dihias dengan manik-manik (disumbawa disebut JOMBE) untuk dipamerkan kepada publik. Tapi betapapun riuh gemuruhnya sebuah kegiatan besar, tak pernah menjamin  bahwa kegiatan tersebut akan terhindar dari berbagai kritikan. Saya dibuat tertarik dengan berita yang beredar di media sosial baru-baru ini, in

September dan Kesabaran

September ini sama sekali tak bersahabat. September adalah momok menakutkan bagi mahasiswa yang tak bisa mengejar target. Aku gusar melihat teman-teman seperjuangan ku mengenakan toga dan baju hitam besar layaknya hakim disebuah persidangan.  Sebuah topi berbentuk persegi yang tentu saja tak bisa dipakai oleh mahasiswa abal-abal, mahasiswa pemalas, mahasiswa yang lebih senang mengenakan kaos putih oblong ketimbang almamater kampus, mahasiswa yang lebih senang memegang megaphone ketimbang presentasi didalam kelas. Topi persegi itu adalah adalah buah manis perjuangan selama 4 tahun. Menandakan babak baru dalam kehidupan mereka telah dimulai, mereka telah sampai kepada titik pembuktian sebagai mahasiswa. Sementara aku! Aku masih mengayun sepedaku. Aku membohongi diriku sendiri jika mengatakan " Aku ini kuat." Aku telah gagal dalam pembuktian 4 tahun ku, aku tak berdaya mendengar keluh kesah orang tuaku, mulutku tertawa melihat mereka memakai toga, tapi hatiku tidak. &q

Perang Asumsi Jelang Pemilihan

Perang Asumsi di Era Pemilihan Sekarang ini lagi era pemilihan. Partai - partai besar telah menyiapkan Balon (Bakal Calon) untuk diantarkan menuju tampuk kepemimpinan. Televisi - televisi lokal kini gencar membahas track record masing-masing calon sesuai selera pemilik saham. Para pendukung dan relawan tengah asik berdebat, memaksakan kebenaran dari asumsi masing-masing untuk diakui oleh pendukung lain. Disemua tempat, baik melalui dunia maya bahkan dunia nyata. Di kedai kopi, kampus, tempat perbelanjaan sampai tempat peribadatan. Yang menjadi isu terhangat adalah pemilihan calon gubernur di jakarta, karena sangat sensitif bahkan rawan konflik. Tak perlu panjang lebar dijelaskan, karena tentu para pembaca sudah tau siapa yang saya maksudkan. Setelah saya melihat dari beberapa kasus perdebatan baik di facebook, twitter dan di banyak media sosial lain, ternyata yang menjadi titik pangkal perdebatan mereka adalah menyoal agama. Saya berfikir tak mau ikut campur, sebab berbicara agama,

Ketika Asrama Mahasiswa Terbakar dan Dibiarkan Mangkrak Begitu Saja

Dulu ada sebuah banguan suci yang menjadi sentra perkumpulan seluruh mahasiswa Sumbawa di Mataram, banyak yang menyebutnya asrama Sumbawa, ada juga yang menyebutnya wisma Samawa.   Bangunan tersebut sekaligus menjadi sekretariat Forum Komunikasi Pemuda Pelajar dan Mahasiswa Sumbawa-Mataram (FKPPMS) yang sekarang terhitung masih aktif meski tanpa skretariat khusus mereka di mataram. Dulu asrama sumbawa dijadikan sentra perkumpulan mahasiswa sumbawa di mataram, semua kegiatan bersifat kepemudaan dilaksanakan disana, Sebut saja Pordikani, yang merupakan agenda dua tahunan Fkppms itu dipustakan kegiatannya di asrama. Pordikani adalah singkatan dari pekan olahraga, budaya, pendidikan dan seni, setiap dua tahun kegiatan tersebut tetap diselenggarakan oleh Fkppms selaku paguyuban mahasiswa sumbawa yang bersifat kekeluargaan dimataram. Tapi semenjak kejadian terbakarnya Asrama sumbawa pada 2011 itu seakan semuanya tak bersisa, bukan saja bangunan-bangunan asrama yang ludes terbakar

Gemuruh Air di Kaki Rinjani

Akhirnya saya benar-benar yakin kalau masa liburan sudah berakhir. Semua kembali seperti biasanya. Bangun pagi, mandi, pergi ke kampus, ketemu security, ngobrol di kantin, pelolotin dosen cantik, ngomongin dosen kiler, ngumpul bareng teman kelas, ngerjain tugas dan sebagainya. Sungguh tidak terasa, waktu memang berjalan begitu cepat, tak kenal kata menunggu. Sayapun baru mengerti kenapa sebagian orang kulit putih sering mengatakan *Time Is Money* ternyata itulah jawabannya. Lombok itu dikenal dengan berbagai tempat wisata yang sangat menawan, membuat betah para pelancong untuk menetap disini, bahkan oleh salah satu media di Australia, Lombok dikatakan sebagai *The New Bali* menggambarkan bahwa lombok adalah salah satu destinasi terbaik dalam berwisata. Untuk menutup liburan panjang kali ini, kamipun memutuskan untuk mengunjungi salah satu destinasi wisata terbaik diwilayah Senaru, Kabupaten Lombok Utara. Jaraknya terbilang jauh dari kota Mataram, butuh waktu lebih kurang 4 jam

Terhimpit dan Harus Bangkit

Semua berjalan begitu cepat. Empat tahun bukan waktu yang singkat bagi seorang Introvert untuk berjuang. Kuliah, pulang, nangkring,  diskusi, liburan, semuanya adalah hal rutin yang dilakukan. Namun sekarang merupakan titik balik dari itu semua, dimana seorang Introvert harus berani memaklumi bahwa menjadi wisudawan adalah harga mati untuk membahagiakan dua sosok manusia super didalam hidupnya. Melihat kawan seperjuangan lebih dulu mengenakan toga kebahagiaan adalah hal yang paling menyakitkan bagi seorang introvert. Hanya saja dia sedang mempraktekkan teori dari salah satu novel is kesukaannya Kubler Rose. Dia berusaha menyembunyikan semua kesedihan dalam hatinya dengan cara menyibukkan diri dengan komputer pribadinya. Sungguh metode pembalikan yang sangat norak bagi seorang mahasiswa teknik tingkat akhir. Selasa pagi handphone miliknya bergetar. Ibu, seorang yang beberapa hari ini coba diabaikan oleh si introvert ternyata menelpon nya. "gimana kabarmu nak" kata