Langsung ke konten utama

Ketika Asrama Mahasiswa Terbakar dan Dibiarkan Mangkrak Begitu Saja



Asrama Mahasiswa

Dulu ada sebuah banguan suci yang menjadi sentra perkumpulan seluruh mahasiswa Sumbawa di Mataram, banyak yang menyebutnya asrama Sumbawa, ada juga yang menyebutnya wisma Samawa.  Bangunan tersebut sekaligus menjadi sekretariat Forum Komunikasi Pemuda Pelajar dan Mahasiswa Sumbawa-Mataram (FKPPMS) yang sekarang terhitung masih aktif meski tanpa skretariat khusus mereka di mataram.

Dulu asrama sumbawa dijadikan sentra perkumpulan mahasiswa sumbawa di mataram, semua kegiatan bersifat kepemudaan dilaksanakan disana, Sebut saja Pordikani, yang merupakan agenda dua tahunan Fkppms itu dipustakan kegiatannya di asrama. Pordikani adalah singkatan dari pekan olahraga, budaya, pendidikan dan seni, setiap dua tahun kegiatan tersebut tetap diselenggarakan oleh Fkppms selaku paguyuban mahasiswa sumbawa yang bersifat kekeluargaan dimataram.

Tapi semenjak kejadian terbakarnya Asrama sumbawa pada 2011 itu seakan semuanya tak bersisa, bukan saja bangunan-bangunan asrama yang ludes terbakar, tapi juga semangat persatuan dan komunikasi mahasiswa juga ikut luntur kala itu, semangat kekeluargaan antara mahasiswa seakan tidak ada lagi. Mengapa demikian? Fkppms yang menjadi refresentasi mahasiswa sumbawa dimataram tak dapat berkutik, mereka tak lagi memiliki sentra pertemuan khusus, para anggotanya pun tercecer kemana-kemana.

Dulu ketika tahun-tahun pertama kuliah, saya melihat sesuatu yang harmonis terjadi pada aktivitas mahasiswa disini, mahasiswa Sumbawa begitu aktif menggunakan asrama sebagi pusat kegiatan mereka, diskusi, seminar, sampai pelatihan mereka pusatkan disana. Terbukti, dulu Fkppms adalah salah satu perkumpulan yang produktif melahirkan kader-kader unggul dan bermutu. Sebut saja M. Iqbal, beliau sekarang adalah Wakil Rektor di Universitas Teknik Sumbawa. Beliau adalah mantan ketua Fkppms periode 2010-2012. Mustakim Fatwari, Samsun Hidayat, serta banyak nama-nama besar lainnya. Semuanya lahir dari kantong Fkppms yang bermarkas di asrama mahasiswa Sumbawa di Mataram.


Asrama Mahasiswa


Tak dinafikan lagi, 2011 adalah tahun yang kelam bagi saya dan seluruh mahasiswa Sumbawa yang ada di Mataram, bagaimana tidak? Sekarang kami tercecer, tak ada tempat lagi untuk merumuskan masalah-masalah yang tejadi ditengah masyarakat. Para anggota yang dulu memiliki semangat dan militansi yang luar biasa kini tak ada lagi. Pordikani yang merupakan agenda dua tahunan Fkppms itu tak mampu lagi kami laksanakan pada tahun-tahun awal paska terbakarnya asrama. Kami tak lagi punya tempat untuk berkumpul layaknya mahasiswa-mahasiswa Sumbawa lain diseberang sana, sesekali kami berkumpul didepan museum provinsi untuk berdiskusi sembari terus berusaha mengumpulkan sisa-sisa kejayaan Fkppms, kami juga berusaha bertemu dengan petinggi-petinggi IKS di Mataram demi membahas masa depan Asrama Sumbawa, tapi sekali lagi harapan kami mental dimeja kantor.

Kami tak berhenti disitu, asrama Sumbawa boleh saja habis terbakar, tapi tidak dengan semangat kami. Mungkin 2014 adalah moment kebangkitan, kami berusaha kembali mengadakan agenda tahunan Fkpmms , pordikani kami jadikan alat pemersatu mahasiswa yang tercecer paska terbakarnya asrama beberapa tahun sebelumnya.

Melalui berbagai dukungan dan bantuan benyak pihak, pordikani berhasil diadakan. Kini sudah lima tahun paska terbakarnya bangunan berjasa tersebut, pemerintah belum bersua mengenai masa depan pembangunan asrama Sumbawa. Pernah sesekali kami mendengar desas-desus bahwa bangunan tersebut akan dibangun kembali pada penghujung 2014 lalu, tapi seiring berjalannya waktu kabat tersebut kembali hilang bak awan yang ditiup angin.

Semoga pemerintah Sumbawa peka dengan nasib bangunan ini, semuanya harus kembali seperti dulu, Fkppms harus tetap melahirkan figur - figur yang akan menjadi pemimpin bagi Sumbawa kedepan. Asrama mahasiswa Sumbawa harus tetap berdiri di Mataram, sebab Mataram merupakan lumbung terbesar dari mahasiswa Sumbawa.

Mataram, 23 September 2016

Komentar

  1. Wah kalau di biarkan begitu sayang tuh kang.. dengan terbakarnya asrama samawa harus membuat mahasiswa terbakar semangat nya jangan sampai musnah :-)

    BalasHapus
  2. apapun kondisinya, yang penting tetap semangat kang..wkwkwk :D

    BalasHapus
  3. Melihat asrama yang terbengkalai seperti itu jadi sediih,,, asrama yang seperti itu mungkin sekarang jadi tempatnya hantu kali yah,,,, :D

    BalasHapus
  4. itu artinya kewajiban khususnya bagi para alumni kampus dan khususnya yang pernah tinggal diasrama itu untuk kembali membangun dengan cara patungan...udah tauk habis terbakar dan nggak segera dibangun kembali...kenapa pada diem ajah atuh? katanya banyak menyimpan sejarah perjuangan.....gimana, coba?

    BalasHapus
  5. semoga asramanya lekas dibangun kembali, dan aktif seperti dulu lagi, lebih aktif bahkan :)

    BalasHapus
  6. Sayang sekali... semoga ada yang terketuk hatinya untuk membangun atau ada yang bergerak mengkoordinasi para penggalang dana agar asramanya segera dibangun kembali

    BalasHapus
  7. Sayang banget selama 5 tahun dibiarkan seperti itu. Padahal sebuah tempat berkumpul bisa menciptakan ide-ide atau gagasan baru :)

    BalasHapus
  8. Kemungkinan terkendala biaya. Tahu sendirikan untuk membangun perlu ongkos yang besar. Dan itu kemungkinan juga terkendala sama hak milik lahan. Memangnya mahasiswa tidak punya aulia kampus ? Suara mahasiswa sangat ditakutkan oleh penguasa.

    BalasHapus
  9. Sayang banget dibiarkan begitu saja. Mungkin terkendala biaya renovasi yak. Semoga segera okay kembali jadi kegiatan mahasiswa berlangsung kembali yak.

    BalasHapus
  10. mahon maaf kalo awalnya salah baca jadi asmara.
    oia asramanya kenapa mas bisa terbakar begitu.

    BalasHapus
  11. sayang sekali :( tak adakah niat utk membangunnya kembali?

    BalasHapus
  12. Sayang banget ya ? padahal bagus banget . Apalagi mahasiswa nya rajin memakai tempat ini untuk kegiatan prosesi pembelajaran . Jangan patah semangat , gue tau walaupun enggak gampang menghadapi nya .

    BalasHapus
  13. Ya ampun sayang banget asramanya, semoga pemerintah daerah setempat tanggap akan hal ini secepatnya, dan bisa memberikan solusi.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Angling Dharma dan Imajinasi Masa Kecil

Angling Dharma dan Imajinasi Masa Kecil Di antara sekian banyak serial kolosal tanah air, favorit saya tetaplah Angling Dharma. Semasa masih SD dan SMP, saya tak pernah alpa menonton film ini. Saya sampi hapal nama-nama tokoh juga ajian pamungkasnya.  Semalam, saya menghabiskan waktu berjam jam untuk menyaksikan serial Angling Dharma di Youtube. Saya menonton ulang episode demi episode. Beberapa yang saya sukai adalah mulai dari Wasiat Naga Bergola hingga pertempuran melawan Sengkang Baplang.  Entah kenapa, meskipun sudah menonton berkali-kali, saya tak pernah bosan. Serial Angling Dharma punya cita rasa tersendiri bagi saya. Serial ini selalu mampu membangkitkan ingatan di masa kecil. Dulu, saya selalu menyembunyikan remot tv saat menyaksikan serial ini.  Salah satu adegan favorit saya adalah saat Angling Dharma beradu kesaktian dengan banyak pendekar yang memperebutkan Suliwa. Hanya dengan aji Dasendria yang mampu menirukan jurus lawan, ia membuat para musuhnya tak berkutik. Angling

Rahasia Sukses Timnas Maroko di Piala Dunia Qatar 2022

Timnas Maroko "Itulah bola, selalu ditentukan oleh nasib, sebagaimana Argentina vs Arab Saudi kemarin. Demikian pula yang terjadi pada Maroko malam tadi".  Kalimat di atas adalah contoh kalimat malas mikir. Tak mau menganalisa sesuatu secara objektif dan mendalam. Akhirnya tidak menemukan pembelajaran dan solusi apapun atas satu peristiwa.  Jangan mau jadi orang seperti itu. Berfikirlah secara rasional. Gunakanlah semua instrumen untuk menganalisa satu perkara. Perihal Maroko menang semalam itu bukan soal sepakbola itu ditentukan nasib, tapi soal kualitas pemain, strategi, mental tim, dan kerja keras.  Salah satu faktor kekalahan Argentina melawan Arab Saudi pada fase grup adalah efektivitas jebakan offside yang diterapkan Arab Saudi. Hal itu juga diiringi dengan efektivitas pemain Arab Saudi dalam mengkonversikan peluang menjadi gol.   Portugal menang 6-1 lawan Swiss bukan ujuk2 soal nasib baik, tetapi karena kolektifitas tim dan faktor yang disebutkan di atas tadi. Pelatih

Kesadaran Memiliki Anak

Gambar: google Lagi ramai soal " childfree " atau sebuah kondisi di mana seseorang atau pasangan memilih untuk tidak memiliki anak. Biasanya, penganut childfree ini beranggapan bahwa memiliki anak itu adalah sumber kerumitan. Benarkah?  Saya belum bisa menyimpulkan sebab sampai tulisan ini di buat, saya sendiri belum memiliki anak. Tapi, menarik untuk membahas tema ini. Saya senang dengan kampanye soal ribetnya memiliki anak, sekali lagi saya ulangi, jika kampanye itu bertujuan untuk membangun kesadaran bahwa tidak gampang memiliki, mengurusi, mendidik, dan membesarkan anak.  Maksudnya, jika kita ingin memiliki anak, sadari dulu konsekuensi bahwa memiliki anak itu tidak gampang. Para orang tua minimal dituntut untuk membesarkan anak ini secara layak. Tak perlu jauh-jauh, tengok saja di sekitar kita, tak jarang orang tua mengeksploitasi anak untuk kepentingan yang tidak wajar.  Contoh kasus: saya sering melihat ibu-ibu mengemis di lampu merah sambil menggendong anak. Di kota-k