Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2022

Membaca UNBOSS

Buku UNBOSS (Dokpri) Butuh waktu dua hari untuk menuntaskan buku Unboss yang ditulis Lars Kolind dan Jacob Botter. Temanya tentang kepemimpinan gaya baru. Kepemimpinan yang cocok dengan karakter zaman, generasi milenial, ataupun Gen Z.  Buku ini dimulai dengan pertanyaan paling mendasar yakni; apakah gaya kepemimpinan lama masih tepat digunakan di zaman digital seperti ini? Jawabannya tentu saja tidak. Generasi masa kini butuh jenis kepemimpinan gaya baru yang sesuai dengan dunia mereka.  Sebuah organisasi tak bisa lagi dijalankan dalam hierarki yang kaku. Mindset bos-karyawan berganti menjadi relasi yang setara. Demikian juga, lokasi kerja tidak berpatok pada kungkungan geografis. Orang yang tinggal di Kulon Progo, bisa saja bekerja sebagai accounting sebuah perusahaan yang bermarkas di Silicon Valley.  Tujuan perusahaan pun tak semata-mata mencapai laba sebesar-besarnya, melainkan mewujudkan visi sosial yang manfaatnya lebih luas bagi publik. Rantai birokrasi dan manajemen organisasi

Mindset

Banyak orang ingin berbisnis, tapi terbentur modal. Padahal yang terpenting bukan itu. Yang paling penting dari bisnis adalah pasar, alias pembeli. Banyak orang mengeluh tak bisa berbisnis karena tak punya modal. Padahal lebih banyak lagi kasus orang tak mampu berbisnis karena tak punya pasar, atau tak terhubung dengan pasar. Cuma jarang orang mengeluh soal itu. Jangankan mengeluh, sadar masalahnya pun tidak. Banyak orang punya duit, tapi bingung mau bisnis apaan. Itu bukti kalau berbisnis tak hanya memerlukan modal, tapi juga pasar. Bagi yang punya modal, mereka akan mencari jalan pintas untuk terhubung dengan pasar tadi. Caranya dengan menanam saham pada bisnis orang lain. Mereka invest, lalu berbagi profit sesuai kesepatakan. Tapi bagaimana dengan yang tak punya modal? ya cari modalnya.  Kita ingin menjalankan suatu bisnis, tapi tak punya modal. Itu sama saja dengan kita ingin kentjan, tapi tak punya pasangan. Artinya kita sedang berkhayal. Kan lucu kalau kalau mengeluh tidak bisa b

Modus VC Porno

Ini kejadian beberapa bulan yang lalu. Ada cewek minta pertemanan di fb. Saya cek wall nya. Tak ada yang aneh, saya langsung konfirmasi. Beberapa saat kemudian, ia kirim pesan, minta nomor WA. Katanya kenal saya dan mau ceritakan sesuatu.  Obrolan kami lalu pindah ke WA. Awalnya dia tlfon, tapi saya reject. Setelah itu dia video call, lalu saya angkat. Rupanya dia sudah dalam keadaan telanjang bulat. Saya kaget, kemudian saya matikan (sempat nyesal karena tak memandangi beberapa saat).  Setelah itu, dia kembali chat saya. Dia mengaku berteman dengan semua sahabat saya di fb. Dia kirim semua screenshotnya, plus screenshotan saat adegan VC tadi. Di sana ada wajah lugu tengah menatap sosok telanjang.  Dia mengancam kalau saya tak mengirimkan sejumlah uang, screenshotan itu akan disebar. Dia berharap dengan begitu, saya akan takut, lalu menuruti kemauannya. Saya membiarkannya ngomel. Saya ngak jawab. Dia tlfon, saya ngak angkat. Saya kemudian blok nomornya.  Masalahnya selesai? Belum.  Tak