Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2022

Proses Pendewasaan Politik

Johan Rosihan Anggota DPR RI Saya kebetulan bekerja dengan bapak ini. Saya diberi mandat untuk ikut beliau kemana-mana. Saya mendampingi beliau kunjungan kerja ke banyak tempat. Saya yang hari-harinya mengantar beliau ke ruang rapat. Mulai dari rapat komisi, fraksi, ataupun rapat paripurna.  Kalau hendak rapat, biasanya di sepanjang jalan menuju kantor kami berdiskusi soal isu-isu hangat dan populer. Tentunya yang bermitra langsung dengan komisi yang beliau bidangi seperti pertanian, kelautan perikanan, kehutanan, dan bulog.  Kalau beliau bicara, saya biasanya mencatat dan mendengarkan saja. Sesekali juga memberi pertimbangan dan masukan. Tadi pagi sebelum rapat saya sodorkan beberapa kepingan berita yang tengah ramai dibicarakan publik.  Ada ibu-ibu yang meninggal saat antre minyak goreng, anjloknya harga gabah di tingkat petani, tingginya harga kedelai, mahalnya harga daging sapi, hingga fluktuasi harga bahan pokok menjelang ramadhan. Singkatnya kami berdiskusi.  Tujuannya sederhana

Pariwisata Itu Soal Kreativitas

Dokpri Ini poto saya saat berkunjung ke salah satu rumah adat di Padang Panjang, Sumatra Barat. Di kolong rumah adat itu ada semacam etalase baju adat yang dikelola secara profesional oleh pegiat budaya setempat.  Saat tiba di lokasi, setiap pengunjung akan ditawari untuk berpoto mengenakan baju adat. Kalau sepakat, kita lalu diarahkan ke ruang ganti, didandani, dipakaikan baju adat khas minang.  Kita cukup membayar 50 ribu untuk bisa berpoto sepuasnya. Tak perlu khawatir kalau kebetulan handphone anda tak punya spesifikasi kamera yang bagus, sebab di sana juga sudah ada tukang poto yang siap memotret anda kapan saja.  Di bagian depan rumah adat itu, ada banyak gerai UMKM yang memasarkan semua produk lokal sebagai oleh-oleh untuk di bawa pulang. Pariwisatanya hidup, transportasi hidup, umkm hidup, kearifan lokal juga ikut hidup.  Inilah konsep sederhana dari pariwisata. Dimanapun itu, anda akan menemukan konsep yang tak jauh2 beda dari tempat tadi. Ini sekaligus alasan mengapa industri

Rezeki Sudah Ada yang Atur

Silahkan yakini itu. Tapi ingat, Tuhan yang maha mengatur rezeki itu tidak iseng. Masa iya Tuhan kasih rezeki sama orang yang nggak kerja, sementara yang kerja keras tidak diberi. Percaya bahwa Tuhan memberi rezeki pada saat yang sama juga harus disertai dengan kepercayaan bahwa Tuhan maha adil. Intinya, tetap harus kerja kalau mau dapat rezeki.  Kalau kita sudah kerja tapi belum berhasil, itu karena ada hal yang belum benar dengan cara kerja kita. Bukan karena Tuhan iseng membuat kerja kita tadi tidak mendatangkan hasil. Cari terus dimana letak kesalahannya lalu segera perbaiki.  Jangan kita berpikir rezeki ada yang mengatur terus berharap dapat uang atau harta secara ajaib. Kalau itu yang kita yakini, artinya kita tidak beriman pada Tuhan, tapi pada tuyul.  Contoh lain, anak titipan tuhan. Ini soal iman. Silakan saja percaya itu, tapi dengan cara yang benar. Apa makna "anak titipan Tuhan" itu? Artinya, kita percaya bahwa Tuhan memberi kita tanggung jawab besar.  Titipan bes

HOKI

Ada teman saya curhat tentang seorang gadis. Gadis itu cantik. Menurutnya, cantik itu hoki. Karena cantik, gadis tadi gampang dapat pekerjaan. Dengan senyum manis saat wawancara ia diterima bekerja.  Dengan keramahannya yang menyenangkan, ia disukai banyak orang. Karirnya meningkat cepat. Ia sukses karena hoki, kata teman saya tadi. Kebetulan ia juga seorang perempuan. Saya protes argumen itu. Gadis tadi tidak hoki. Ia menyadari keunggulan yang ia punya, lalu memanfaatkannya. Tapi ia memanfaatkannya dengan benar. Ia tidak menjual kecantikannya dalam pengertian seksual, untuk mendapatkan uang. Bagian ini sebenarnya agak sulit dilihat orang lain. Ia melakukan banyak usaha lain yang tidak disadari orang. Pertama, ia tidak membuat kesalahan dalam bekerja. Ia bekerja dengan benar. Biarpun ia cantik, kalau ia terus melakukan kesalahan, kemungkinan ia akan dibuang.  Ia ramah. Tidak mudah untuk menjadi ramah itu. Tidak mudah membangun suasana kerja yang menyenangkan. Suasana kerja yang menyena