Langsung ke konten utama

Pariwisata Itu Soal Kreativitas

Dokpri

Ini poto saya saat berkunjung ke salah satu rumah adat di Padang Panjang, Sumatra Barat. Di kolong rumah adat itu ada semacam etalase baju adat yang dikelola secara profesional oleh pegiat budaya setempat. 

Saat tiba di lokasi, setiap pengunjung akan ditawari untuk berpoto mengenakan baju adat. Kalau sepakat, kita lalu diarahkan ke ruang ganti, didandani, dipakaikan baju adat khas minang. 

Kita cukup membayar 50 ribu untuk bisa berpoto sepuasnya. Tak perlu khawatir kalau kebetulan handphone anda tak punya spesifikasi kamera yang bagus, sebab di sana juga sudah ada tukang poto yang siap memotret anda kapan saja. 

Di bagian depan rumah adat itu, ada banyak gerai UMKM yang memasarkan semua produk lokal sebagai oleh-oleh untuk di bawa pulang. Pariwisatanya hidup, transportasi hidup, umkm hidup, kearifan lokal juga ikut hidup. 

Inilah konsep sederhana dari pariwisata. Dimanapun itu, anda akan menemukan konsep yang tak jauh2 beda dari tempat tadi. Ini sekaligus alasan mengapa industri pariwisata itu amat menjanjikan. Sebab, ada banyak industri lain yang ikut terseret didalamnya. 

Di Sumbawa sendiri, kita sebenarnya punya jejak peradaban yang sangat ikonik. Namanya rumah Adat Dalam Loka. Ini rumah panggung terbesar di Asia. Letaknya juga amat strategis di tengah kota, sebab dulu pernah menjadi pusat segala aktivitas pemerintahan.

Sudah saatnya rumah adat ini dikapitalisasi sebagai ikon budaya. Maksudnya, rumah adat tidak hanya menjadi pajangan semata, tetapi juga sebagai sarana untuk mendatangkan income bagi daerah kita tercinta. Caranya? Kelola secara profesional. 

Buat etalase baju adat disitu, lalu setiap pengunjung yang datang tawari saja untuk berpoto menggunakan baju adat. Bangun gerai2 UMKM disekitarnya sebagai tempat menjajaki produk lokal, kerajinan, replika rumah dalam loka itu sendiri, juga baju2 bergambar rumah adat dalam loka.

Saya yakin ini akan lebih dahsyat dampaknya ketimbang memajang baliho bertuliskan "Ayo Ke Sumbawa" di banyak titik demi memantik orang berdatangan. Parawisita itu tidak hanya tentang objek distinasi alam, laut, pantai, air terjun. 

Pariwisata itu soal bagaimana membranding diri agar tampak menarik. Pariwisata itu ibarat gadis kampung yang masuk salon. Ia harus dipermak, dipakaikan skincare, plus dipoles sedikit gincu demi membuat banyak mata tertuju padanya.

Nanti kalau sudah ramai, orang pasti akan berbondong2 untuk investasi. Entah itu dari pemerintah, atau non pemerintah. Sekali lagi, kuncinya adalah sejauh mana kemampuan daya pikat yang kita lakukan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Angling Dharma dan Imajinasi Masa Kecil

Angling Dharma dan Imajinasi Masa Kecil Di antara sekian banyak serial kolosal tanah air, favorit saya tetaplah Angling Dharma. Semasa masih SD dan SMP, saya tak pernah alpa menonton film ini. Saya sampi hapal nama-nama tokoh juga ajian pamungkasnya.  Semalam, saya menghabiskan waktu berjam jam untuk menyaksikan serial Angling Dharma di Youtube. Saya menonton ulang episode demi episode. Beberapa yang saya sukai adalah mulai dari Wasiat Naga Bergola hingga pertempuran melawan Sengkang Baplang.  Entah kenapa, meskipun sudah menonton berkali-kali, saya tak pernah bosan. Serial Angling Dharma punya cita rasa tersendiri bagi saya. Serial ini selalu mampu membangkitkan ingatan di masa kecil. Dulu, saya selalu menyembunyikan remot tv saat menyaksikan serial ini.  Salah satu adegan favorit saya adalah saat Angling Dharma beradu kesaktian dengan banyak pendekar yang memperebutkan Suliwa. Hanya dengan aji Dasendria yang mampu menirukan jurus lawan, ia membuat para musuhnya tak berkutik. Angling

Rahasia Sukses Timnas Maroko di Piala Dunia Qatar 2022

Timnas Maroko "Itulah bola, selalu ditentukan oleh nasib, sebagaimana Argentina vs Arab Saudi kemarin. Demikian pula yang terjadi pada Maroko malam tadi".  Kalimat di atas adalah contoh kalimat malas mikir. Tak mau menganalisa sesuatu secara objektif dan mendalam. Akhirnya tidak menemukan pembelajaran dan solusi apapun atas satu peristiwa.  Jangan mau jadi orang seperti itu. Berfikirlah secara rasional. Gunakanlah semua instrumen untuk menganalisa satu perkara. Perihal Maroko menang semalam itu bukan soal sepakbola itu ditentukan nasib, tapi soal kualitas pemain, strategi, mental tim, dan kerja keras.  Salah satu faktor kekalahan Argentina melawan Arab Saudi pada fase grup adalah efektivitas jebakan offside yang diterapkan Arab Saudi. Hal itu juga diiringi dengan efektivitas pemain Arab Saudi dalam mengkonversikan peluang menjadi gol.   Portugal menang 6-1 lawan Swiss bukan ujuk2 soal nasib baik, tetapi karena kolektifitas tim dan faktor yang disebutkan di atas tadi. Pelatih

Kesadaran Memiliki Anak

Gambar: google Lagi ramai soal " childfree " atau sebuah kondisi di mana seseorang atau pasangan memilih untuk tidak memiliki anak. Biasanya, penganut childfree ini beranggapan bahwa memiliki anak itu adalah sumber kerumitan. Benarkah?  Saya belum bisa menyimpulkan sebab sampai tulisan ini di buat, saya sendiri belum memiliki anak. Tapi, menarik untuk membahas tema ini. Saya senang dengan kampanye soal ribetnya memiliki anak, sekali lagi saya ulangi, jika kampanye itu bertujuan untuk membangun kesadaran bahwa tidak gampang memiliki, mengurusi, mendidik, dan membesarkan anak.  Maksudnya, jika kita ingin memiliki anak, sadari dulu konsekuensi bahwa memiliki anak itu tidak gampang. Para orang tua minimal dituntut untuk membesarkan anak ini secara layak. Tak perlu jauh-jauh, tengok saja di sekitar kita, tak jarang orang tua mengeksploitasi anak untuk kepentingan yang tidak wajar.  Contoh kasus: saya sering melihat ibu-ibu mengemis di lampu merah sambil menggendong anak. Di kota-k