Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2017

Legitimasi Blogger, Lumpuhkan Otoritas Media Mainstream

Disaat dunia teknologi telah berkembang sedemikian pesat dan akses informasi begitu mudah dilakukan, disaat itu pula kita harus mengamini bahwa apa yang pernah diramalkan oleh Alvin Toffler, seorang peramal masa depan bukan sekedar mitos belaka. Toffler pernah membagi gelombang peradaban manusia atas tiga fase, pertama yaitu zaman peradaban pertanian, selanjutnya zaman peradaban industri, dan terakhir zaman peradaban informasi. Toffler telah menduga bahwa kelak, manusia akan mencapai satu peradaban informasi yang unggul dan serba praktis. Zaman ini ditandai dengan banyaknya produk-pruduk digital yang memudahkan manusia dalam berinteraksi dengan dunia sekitar. Inilah zaman dimana dunia teknologi informasi telah menjelma sebagai satu atmosfer demokratis yang merubah semua tatanan. Dunia informasi telah mengubah peta sosial, peta bisnis, dan juga peta intelektualitas dunia. Melalui jendela kecil di layar ponsel dan laptop, orang-orang dengan mudah melempar ide ke ruang maya. Ide i

My Blue Bird, Wajah Baru Dunia Transportasi Lombok

Seorang sahabat blogger mengundang saya untuk menghadiri launching aplikasi My Blue Bird oleh salah satu perusahaan berbasis transportasi di Mataram, Nusa Tenggara Barat. Pertemuan tersebut sangat mengesankan sebab di sana saya banyak bertemu dengan teman-teman baru yang aktif menggeluti dunia teknologi. Saya selalu antusias ketika membincang perkembangan teknologi. Di abad modern seperti sekarang, peran teknologi serupa atmosfer demokratis yang mengubah semua tatanan. Kemajuan teknologi telah mengubah peta sosial, peta bisnis hingga peta intelektualitas dunia. Melalui jendela kecil di layar ponsel dan laptop, orang-orang dengan mudah mengakses berbagai informasi tentang perkembangan zaman. *** Bertempat di hotel Aston INN Mataram, pertemuan yang diinisiasi lansung oleh PT. Blue Bird Tbk itu dihadiri oleh beberapa pejabat dan petinggi Mataram. Perusahaan terbuka didunia transportasi ini meluncurkan aplikasi baru dengan tujuan memudahkan para pelanggannya. Saya terkesan kar

Kartini, Feodalisme, dan Literasi

Panggil Aku Kartini Saja Di zaman sebelum kemerdekaan, literasi adalah alat yang menggerakkan alur sejarah. Di zaman ini, tulisan telah menjelma menjadi bara api perlawanan terhadap rezim kapital. Di zaman ini pula, Kartini menggugat ketidakberpihakan zaman terhadap perempuan pribumi. Ia menghendaki sebuah persamaan antar manusia, meski sejarah mencatat bahwa dirinya sendiri termasuk keturunan bangsawan terkemuka di Indonesia. Dia adalah perempuan yang penanya jauh melampaui batasan-batasan waktu. Tubuhnya memang dikrangkeng dalam tembok tebal rumahnya sendiri, segala aktivitasnya dibatasi oleh feodalisme Jawa yang mengekang wanita pribumi. Namun melalui tulisan-tulisan nya yang diterbitkan dalam jurnal berbahasa Belanda, Kartini justru membuat orang-orang Belanda mengubah semua pandangan dan stereotype atas perempuan pribumi. Ia tidak memiliki massa, apalagi uang. Uang tidak akrab dengan perempuan hamba seperti Kartini. Meski demikian, nun jauh terkubur didalam hatinya, Kart