Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2016

Selamat Jalan Kamerad

Fidel Castro Dunia internasional tengah berduka. Fidel Castro, seorang tokoh besar yang juga merupakan icon dari revolusi Kuba itu menghembuskan nafas terakhir pada Jumat, 25 November 2016. Demikian menurut pengumuman televisi negara Kuba yang kemudian dikutip berbagai kantor berita dan media utama di dunia. Cerita tentang kehidupan lelaki yang juga merupakan teman akrab dari tokoh kiri Che Guevara itu adalah cerita tentang perlawanan. Semasa hidupnya, Castro adalah mimpi buruk bagi negara-negara adidaya sekelas Amerika. Bahkan ketika menjabat sebagai presiden, dia memaparkan bahwa dirinya telah mengalami lebih dari 600 kali upaya percobaan pembunuhan. Castro telah membuka jalan menuju sosialisme. Keberhasilan dalam menumbangkan rezim otoriter kala itu, tak terlepas dari kecerdikannya dalam mengelaborasi strategi politik untuk membangun kekuatan sosial rakyat. Tak jauh berbeda dengan sederet tokoh besar pendiri republik ini, Castro juga menghabiskan lebih dari setengah hidupny

Semalam Bersama Sahabat Sumbawa Barat

Sebuah kehormatan saat saya diajak berkumpul pada suatu kegiatan yang dipelopori oleh teman-teman mahasiswa dari Sumbawa Barat. Mereka adalah sebuah komunitas yang telah didirikan semenjak 2014 lalu. Berawal dari keresahan satu orang atas sekelumit permasalahan yang terjadi, lalu dengan serius mengajak para sahabat lain yang berada pada gelombang pemikiran yang sama, untuk berkecimpung pada satu wadah yang kehadirannya diharapkan mampu menjadi tali perekat solidaritas mahasiswa Sumbawa Barat di Mataram. Mereka mengundang saya untuk menghadiri kegiatan pengkaderan yang dilakukan di salah satu kawasan wisata terbuka di Lombok. Pantai tiga adalah satu dari sekian banyak objek wisata yang letaknya berada di sebelah utara Kota Mataram. Pantai ini bisa menjadi referensi bagi para sahabat yang lebih senang kengamati keindahan laut. Selain menawarkan pemandangan yang menyejukkan mata, jaraknya hanya sepeminuman teh dari Kota Mataram. Kita akan melewati kawasan wisata Sengigi terlebih d

Mawar Hitam Untuk Saudara di Samarinda

Suasana haru kembali menyelimuti Indonesia. Melalui media sosial, saya melihat begitu banyak ucapan duka yang mengalir kepada para saudara di Samarinda. Sebagian ada yang menggunakan tagar 'RIP Intan' untuk mengungkapkan kesedihan. Intan Olivia Marbun merupakan seorang balita korban ledakan bom molotov di depan Gereja Oikumene, Sengkotek, Samarinda, Kalimantan Timur, pada Minggu, 13 November 2016 lalu. Bom rakitan dengan kekuatan rendah low explosive itu diledakkan di halaman gereja ketika jemaat melakukan kebaktian dan merusak empat buah motor yang parkir di sana. Yang lebih mengharukan adalah beberapa anak yang tengah bermain di halaman gereja, juga ikut menjadi korban. Melalui layar kecil ponsel, saya melihat beberapa sahabat di twitter yang ikut menyatakan duka mendalam atas kejadian tersebut. Ada yang mengatakan " Apapun agamamu, tempat terbaik utk anak tak berdosa sepertimu adalah di surga. " Seketika batin saya meleleh, sembari meresapi setiap ungkapan b

Bung Tomo Sang Penggugat

Bung Tomo Di hari ini, jutaan penduduk Indonesia memperingati hari pahlawan. Nama Bung Tomo disebut-sebut sebagai orator ulung dan gagah berani menentang tentara Inggris yang kembali berniat menguasai Surabaya. Tapi saya ingin mengenang lelaki yang aslinya bernama Sutomo itu dengan cara lain. Beliau bukan sekedar singa podium, beliau adalah seorang religius yang anti poligami. Bahkan diatas semua itu, lelaki kelahiran Surabaya, 02 Oktober 1920 ini adalah seorang yang terbiasa menggugat rezim pengusa. Semenjak belia, Bung Tomo telah memiliki ketertarikan tersendiri terhadap dunia jurnalistik. Dia mengawali kariernya sebagai wartawan ketika berusia 17 tahun. Media tempatnya bekerja antara lain harian Soeara Oemoem, harian berbahasa Jawa Ekspres, mingguan Pembela Rakyat, dan majalah Poestaka Timoer. Dia juga pernah menjabat sebagai wakil pemimpin redaksi kantor berita pendudukan Jepang, Domei, dan pemimpin redaksi kantor berita Antara di Surabaya. Berada di dalam gerbong jurnalis