Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2017

Mengais Sejarah di Makam Keramat

Makam Kerongkeng Berkunjung ke makam mereka yang dikeramatkan selalu memberikan sensasi tersendiri. Saya merasakan ada energi kuat yang pancarannya masih terasa, menggerakkan kaki untuk berziarah, serta menjaga hati agar tetap hangat, meskipun nyala api yang menyatukan kita telah menjadi kisah yang dituturkan dari mulut ke mulut. Kemarin, saya berkunjung ke makam Haji Abdul Karim yang terletak di dusun Karongkeng, Tarano, Kabupaten Sumbawa. Oleh warga setempat, makam ini sering disebut sebagai makam keramat Haji Kari. Letaknya berada di atas area perbukitan. Pemerintah telah menetapkan makam ini sebagai cagar budaya islam yang teregistrasi secara nasional. Dari beberapa sumber, saya telah membaca sejarah tentang makam Haji Kari. Dikatakan beliau adalah seorang pengamal islam yang disegani. Sepulang dari tanah suci, Haji Kari kemudian menyebarkan agama islam di Sumbawa pada awal abad ke 16 Masehi. Jauh di bagian timur Sumbawa, beliau membumikan islam sebagai jalan hidup o

Dari Singang Hingga Ayam Bakar Taliwang, Puasa di Lombok Kaya Rasa

Singang Salah satu menu favorit saya saat berbuka puasa adalah singang. Makanan ini memiliki cita rasa yang khas. Meski aslinya berasal dari Sumbawa, namun seiring berjalannya waktu, singang mulai mudah ditemukan di Lombok. Banyak pengusaha kuliner asal Sumbawa yang menetap di Lombok, menjual masakan ini ketika ramadhan. Mereka membuka lapak di pinggir jalan, lalu menawarkan singang kepada siapa saja. Jika tak sempat membelinya di luar, terkadang saya memesan masakan ini pada salah seorang sahabat mahasiswa Sumbawa untuk diantarkan. Sahabat itu menyediakan aneka kuliner Sumbawa di Lombok. Ia tak hanya membuka lapak, namun juga menerima pesanan. Satu porsi singang ia hargai mulai dari 10 hingga 15 ribu rupiah. Murah bukan? Di daerah asalnya, masakan tradisional berbahan dasar ikan segar ini telah diwariskan secara turun temurun. Masyarakat Sumbawa telah membuat singang jauh sebelum pemerintah membuat slogan “ one village one product “ yang belakangan sering dikampanyekan oleh

Saat Sebuah Kalender Memuat Anggaran Dana Desa

Kalender Dana Desa Sebuah kalender dibagikan secara gratis oleh aparatur Desa Gontar Baru, Alas Barat, Kabupaten Sumbawa. Kalender itu berisikan laporan pertanggungjawaban atas penggunaan kas desa kepada masyarakat setempat. Pengurus desannya secara terbuka melaporkan berapa dana yang mereka terima, digunakan untuk apa saja, serta berapa kas desa yang masih tersisa. Melaui kalender itu, masyarakat bisa melihat lalu lintas uang yang masuk ke kas desa. Saya membayangkan betapa kalender itu akan terpampang di tiap-tiap rumah petani jagung, tukang bangunan, pencari madu, bidan desa, pedagang pasar, tukang ojek, hingga nelayan kecil yang tiap hari melaut. Seorang sahabat yang juga berprofesi sebagai pendamping desa memosting kalender itu untuk disebarkan di media sosial. Saya membayangkan warga desa akan mendiskusikan isi kalender itu di warung-warung kopi, pasar, pangkalan ojek sambil mempertanyakannya secara kritis. Boleh jadi, mereka akan menodong kepala desa dengan sejumlah pe

Ketika Dikirimi Buku Oleh Fadli Dzon

Foto: sumber.com Bahagia itu memang tak selalu ditafsirkan dengan keberlimpahan. Bahagia tak selalu dipicu oleh kehidupan yang serba ada. Orang bijak mengatakan, bahagia itu sangatlah sederhana. Yang membuatnya rumit adalah cara pandang dari manusia itu sendiri. Seperti banyak orang lain diluar sana, setiap kali mendapat kiriman buku-buku bagus, saya selalu semeringah. Saya tak sabar untuk segera menyelami lautan kata lalu berbenturan dengan rupa-rupa ilmu didalamnya. Bagi saya, buku itu ibarat bahan makanan yang setiap saat bisa mengatasi rasa lapar akan pengetahuan. Buku memiliki gizi yang tak bisa ditemukan pada berbagai makanan. Menyimpan banyak buku ibarat menyimpan nutrisi yang penting bagi tubuh. Sebab didalamnya, tersimpan banyak kenangan serta jejak berpikir pada satu masa. Saya pernah berandai-andai, jika saja surga yang banyak dibicarakan orang adalah gambaran dari tempat yang paling diinginkan, maka saya membayangkan surga sebagai taman bermain yang didalmnya dipe

Ramadhan Food Distribution Bersama Islamic Relief Lombok

Banner Kegiatan Lebih dari sepekan saya menjadi relawan di salah satu lembaga islam internasional, Islamic Relief. Bersama relawan lain, saya tergabung dalam satu project sosial yang dimotori oleh lembaga ini. Islamic Relief hendak menyalurkan bantuan gratis saat ramadhan. Mereka lalu mengundang relawan untuk bekerjasama. Mereka meminta kami untuk melakukan survey dan pendataan kepada para calon penerima bantuan. Tujuannya, mereka tak ingin jika bantuan yang akan didistribusikan tidak tepat sasaran. Bukan sekali ini saya menjadi relawan. Beberapa waktu lalu, saya juga terlibat dalam satu gerakan sadar lingkungan bersih. Saya berbaur dengan banyak sahabat dari berbagai komunitas di Lombok. Ada yang fokus pada kajian lingkungan, pendidikan, isu-isu sosial, hingga literasi. Bahkan dalam waktu dekat, seorang teman yang juga pegiat literasi di Mataram, mengajak saya bergabung dalam satu aksi sosial bertajuk literasi. Rencananya, aksi itu akan dilaksanakan dalam beberapa bulan kedepa

Di Lombok, Banyak Aktivitas Menarik Saat Ramadhan

Aktivitas Panahan di Islamic Center Lombok Lima tahun sudah saya menjalani puasa di bumi seribu masjid, Lombok, Nusa Tenggara Barat. Bagi sebagian orang, menjalani puasa di perantauan memang tak selalu menggembirakan. Namun, saya selalu bersyukur bisa kuliah dan menghabiskan banyak waktu di sini. Pulau Serambi Madinah selalu membuat saya betah. Tak terkecuali ketika saya harus menjalani hari-hari di bulan suci. Saya tinggal di satu kompleks yang banyak dihuni para mahasiswa dari Sumbawa. Namun, saya tak selalu bisa berkomunikasi intens dengan mereka. Saya justru banyak berinteraksi dengan sahabat dari berbagai komunitas sosial di Lombok. Kami membuat group WA, lalu bertukar banyak informasi di sana. Suatu ketika, seorang teman mengajak saya mengunjungi Masjid Hubbul Wathan, Islamic Center. Kami berniat menghabiskan waktu menjelang berbuka puasa di sana. Seperti yang telah saya jelaskan pada tulisan sebelumnya, Islamic Center merupakan salah satu masjid termegah di Lombok. Ber

Keep Enjoy in Every Learning Process

Ilustrasi Let me say happy about Pancasila's day. Pancasila is ideology of our nation. Today, that all of Indonesian's people celebrating Pancasila's day. Even though many people celebrate it, we can't guarantee they adopted the values of Pancasila itself. But it's not problem. And now, let's implement together by our self to make Indonesian better. *** Lately, I have spent many time to studied English. According to me, so difficult to study English. Because there are so many rules that make me confused. Like grammar, pronountation, and the way we speak fluent. But I try to study hard every time, because I wanna go to overseas as soon as possible. May Allah always bless my learning process. Amin. Thank you for always teached me patiently. Adore you as always. Best regard, overseas hunter! Mataram, 1th June, 2017