Langsung ke konten utama

Ketika Dikirimi Buku Oleh Fadli Dzon


Foto: sumber.com

Bahagia itu memang tak selalu ditafsirkan dengan keberlimpahan. Bahagia tak selalu dipicu oleh kehidupan yang serba ada. Orang bijak mengatakan, bahagia itu sangatlah sederhana. Yang membuatnya rumit adalah cara pandang dari manusia itu sendiri. Seperti banyak orang lain diluar sana, setiap kali mendapat kiriman buku-buku bagus, saya selalu semeringah. Saya tak sabar untuk segera menyelami lautan kata lalu berbenturan dengan rupa-rupa ilmu didalamnya.

Bagi saya, buku itu ibarat bahan makanan yang setiap saat bisa mengatasi rasa lapar akan pengetahuan. Buku memiliki gizi yang tak bisa ditemukan pada berbagai makanan. Menyimpan banyak buku ibarat menyimpan nutrisi yang penting bagi tubuh. Sebab didalamnya, tersimpan banyak kenangan serta jejak berpikir pada satu masa.

Saya pernah berandai-andai, jika saja surga yang banyak dibicarakan orang adalah gambaran dari tempat yang paling diinginkan, maka saya membayangkan surga sebagai taman bermain yang didalmnya dipenuhi buku-buku bagus dan bisa dibaca setiap saat.

Mungkin hanya sebuah kebetulan jika akhir-akhir ini saya banyak menerima kiriman buku gratis. Beberapa waktu lalu, saya mendapat kiriman buku dari salah seorang Wakil Ketua DPR RI, Fadzli Dzon. Ia mengirimkan bacaan berupa buku-buku sastra dan sejarah. Serupa menemukan oase di padang pasir yang terik, saya begitu senang. Dahaga untuk terus membaca akan segera teratasi.

Nampaknya, politisi Gerindra yang satu ini sangat paham jika seorang mahasiswa tak selalu leluasa mendapatkan buku-buku bagus sesuai keinginan. Terkadang dalam membeli buku, saya harus rela menunda hasrat untuk membeli ragam keperluan lain. Bahkan ketiia awal-awal kuliah, saya pernah membuat kartu khusus demi akses untuk meminjam buku di perpustakaan daerah.

Sekarang, setelah bergaul dengan banyak teman dari berbagai komunitas literasi, saya tak lagi kesulitan. Komunitas-komunitas ini serupa perpustakaan keliling. Mereka membuka lapak baca hingga memungkinkan semua orang untuk meminjam buku. Di waktu senggang, saya selalu menyempatkan diri berkunjung ke lapak mereka.

Hidup memang selalu punya sisi menarik untuk diceritakan. Cerita itu tak melulu tentang hiruk pikuk akademik yang membekap pikiran dan ambisi untuk segera diselesaikan. Cerita itu bisa saja tentang rasa suka cita saat mendapat kiriman berupa buku-buku bagus dari seorang petinggi republik ini.

Terlebih lagi, sejumlah bacaan yang dikirim merupakan koleksi perpustakaan pribadi miliknya yakni Fadli Dzon Library. Sebuah perpustakaan yang sengaja didirikan tidak hanya sebagai tempat memajang buku-buku karyanya, tetapi juga mengoleksi sejumlah naskah kuno, tombak dan keris dari berbagai kerajaan Nusantara.

Beberapa Buku Dari Fadli Dzon

Kini, buku-buku itu telah bertengger manis di rak pribadi saya. Sebagian diantaranya telah saya tuntaskan. Sebagian lagi masih saya baca. Yang paling menarik adalah ketika politisi yang kerap berdebat di layar kaca itu, membedah konsep ekonomi sang proklamator bangsa dalam buku berjudul Pemikiran Ekonomi Kerakyatan Mohammad Hatta.

Saya tak menyangka bisa mendapat kiriman buku-buku bagus dari Fadli Dzon. Jangankan darinya, dari seorang Fahri Hamzah pun tidak. Padahal, di beberapa kesempatan, saya kerap bertemu dengan politisi asal Sumbawa yang satu ini. Bahkan bersama sahabat mahasiswa lain, saya pernah mengundang beliau dalam satu acara diskusi.

Ah, hidup memang penuh kejutan yang menyenangkan. Saya jadi teringat ketika bapak-bapak petugas pos mengantarkan kiriman itu ke tempat saya beberapa waktu lalu. Sambil meminta tanda tangan ia bertanya, “Mas Imron kerabat pak Fadli Dzon ya?” Saya hanya tersenyum sembari menjawab, “Iya pak. Saya dengan beliau satu garis keturunan. Kita sama-sama keturunan Nabi Adam.” Bapak itu terbahak-bahak mendengarnya.

Mataram, 08 Juni 2017

Komentar

  1. SEandainya saya yang dikirimin seneng banget tuh mas..hehee

    BalasHapus
    Balasan
    1. hihiii....bang Icah Banjarmasin kepengen juga ya...jitak dikit ah

      Hapus
  2. Semoga bukunya bisa bermanfaat buat mas dan juga siapa saj yang mau membacanya...

    BalasHapus
  3. pengikut FD berat rupanya nih mang admin ya...sipmirkisip deh, sayangnya berseberangan pandangan politiknya dengan sayah deh nih.

    saya mah golput sejati....*ehh

    BalasHapus
  4. Senang pastinya mendapat koleksi tambahan buku. Dan saya punya juga buku karangan beliau. Lumayanlah bisa menambah wawasan cara berpolitik dan perpolitikan di negara kita.

    BalasHapus
  5. wuaa, selamat yaa! mendapatkan hadiah apapun bentuknya memang menyenangkan :)

    BalasHapus
  6. Wow, selamat ya, Mas. Nambah koleksi, namwah ilmu kalau dibaca nih. Baca satu persatu terus share di blog nanti ya, Mas..he

    BalasHapus
  7. saya dulu waktu kuliah, mau beli buku harus hitung2an dulu. jadi gak bisa beli buku yg harganya mahal2 hehe... Alhamdulillah ya dapat kiriman buku

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Masin Si Pedas Dari Timur Sumbawa

Indonesia di kenal sebagai negara dengan ragam kuliner yang melimpah. Hampir di setiap sudut negeri ini ada saja peganan masyarakat yang memikat lidah. Ada dodol di Garut, Rendang di Padang hingga Ayam Bakar Taliwang yang bisa anda jumpai di Lombok. Namun di balik tumpah ruah kuliner yang beraneka ragam, ada cerita tentang perjuangan masyarakat lokal dalam mematenkan kuliner dari daerahnya masing-masing. Hingga kuliner tersebut mampu menjadi branding daerah serta menarik minat wisatawan untuk berkunjung. Jika di tempat lain pelbagai kuliner terlihat berupa jejajan ataupun makanan khas daerah, di Sumbawa terdapat jenis kuliner yang tidak biasa. Namanya Masin, bentuknya serupa sambal dan terbuat dari udang-udang kecil. Masin adalah menu yang wajib hadir di setiap hidangan masyarakat lokal Sumbawa. Masin yang bentuknya serupa sambal ini memiliki citarasa pedas yang menantang lidah. Masin ini pertama kali di populerkan oleh masyarakat Kecamatan Empang, Kabupaten Sumbawa. Mereka beru...

Selapis Hikmah di Balik Konflik Etnis di Sumbawa

Konflik Sumbawa 2013 Setiap daerah tak hanya menyimpan kisah tentang kemajuan dan kemunduran, tapi juga menjadi rahim dari begitu banyak kisah yang dibuat oleh manusia-manusia yang berjejalan di dalamnya. Melalui kisah itu, kita bisa bercermin dan menemukan banyak pesan dan hikmah yang selalu bisa diserap untuk kehidupan mendatang. Sumbawa adalah titik balik dalam kehidupan saya. Beberapa tahun silam, saya selalu menjalani hidup dengan memakai sudut pandang sebagai korban. Suku Samawa yang mendiami Kabupaten Sumbawa adalah etnis yang begitu toleran. Mereka berbaur dengan banyak etnis lain secara terbuka dan penuh toleransi. Mbojo, Sasak, Bugis hingga Jawa. Tapi belakangan, tiba-tiba suku Bali datang mengganggu. Suku Samawa selalu dizalimi. Jadi wajar saja jika kami melawan balik untuk mempertahankan diri. Wajar saja kalau kami membalas. Saya selalu yakin bahwa setiap saat suku Samawa diusik dan diganggu, maka ketika ada kesempatan mereka harus mengusik balik, membalas. Say...

IKPPM dan Bagaimana Peranan Pemuda Dalam Masyarakat

IKPPM ( Ikatan Keluarga Pemuda Pelajar dan Mahasiswa ) merupakan organisasi paguyuban dari tiap-tiap kecamatan sekabupaten sumbawa dibawah naungan FKPPMS ( Forum Komunikasi Pemuda Pelajar dan Mahasiswa Samawa-mataram ) IKPPM merupakan sayap yang sempurna dalam hal mengembangkan potensi diri mahasiswa mengingat elemen masyarakat yang satu ini bebas dari kepentingan apapun. Tidak jarang juga jebolan-jebolan dari ikppm dapat berkiprah dengan baik di FKPPMS dan mampu bersaing ditingkat regional maupun nasional. Mengingat pentingnya peranan pemuda dalam kehidupan bermasyarkat ikppm merupakan refresentatif masyarakat dan diharapkan mampu secara terus-menerus melahirkan generasi-generasi yang nantinya akan menjadi pilar-pilar tangguh yang akan terus membangun dan ikut berpartisipasi dalam hal pembangunan daerah. IKPPM adalah organisasi struktural yang mewakili setiap kecamatan sekabupaten sumbawa, secara formal ataupun non formal setiap mahasiswa akan tergabung dalam organisasi ini sesu...