Langsung ke konten utama

Di Lombok, Banyak Aktivitas Menarik Saat Ramadhan


Aktivitas Panahan di Islamic Center Lombok

Lima tahun sudah saya menjalani puasa di bumi seribu masjid, Lombok, Nusa Tenggara Barat. Bagi sebagian orang, menjalani puasa di perantauan memang tak selalu menggembirakan. Namun, saya selalu bersyukur bisa kuliah dan menghabiskan banyak waktu di sini. Pulau Serambi Madinah selalu membuat saya betah. Tak terkecuali ketika saya harus menjalani hari-hari di bulan suci.

Saya tinggal di satu kompleks yang banyak dihuni para mahasiswa dari Sumbawa. Namun, saya tak selalu bisa berkomunikasi intens dengan mereka. Saya justru banyak berinteraksi dengan sahabat dari berbagai komunitas sosial di Lombok. Kami membuat group WA, lalu bertukar banyak informasi di sana.

Suatu ketika, seorang teman mengajak saya mengunjungi Masjid Hubbul Wathan, Islamic Center. Kami berniat menghabiskan waktu menjelang berbuka puasa di sana. Seperti yang telah saya jelaskan pada tulisan sebelumnya, Islamic Center merupakan salah satu masjid termegah di Lombok. Berdiri di atas lahan seluas 7,5 hektare, masjid ini mengadopsi gaya arsitektur bangunan islam Timur Tengah yang maju dan unggul. Tak heran jika Islamic Center menjadi kebanggan masyarakat Lombok.

Islamic Center merupakan simbol peradaban islam di Lombok. Selain menjadi tempat kajian dan pendalaman ilmu-ilmu agama, masjid ini juga menjadi pusat kebudayaan, wisata religi, dan pasar seni. Sehingga, momentum ramadhan selalu menjadikan masjid yang berlokasi tepat di jantung Kota Mataram itu, dibanjiri banyak orang.

Sore itu, saya menyaksikan begitu banyak aktivitas islami yang berlangsung di Islamic Center. Di dekat pintu masuk, saya melihat bangunan kecil dari kayu. Bagian atas bangunan itu bertuliskan Media Center. Tempat ini dihiasi dengan pernak pernik dan sejumlah photo booth.

Pada dinding bangunannya, dipajang sejumlah foto dari berbagai objek wisata yang ada di Lombok Sumbawa. Persis di depan gambar-gambar itu, berdiri tegak sebuah replika piala Lombok yang diboyong dari ajang World Halal Tourism Award. Saya menyukai desainnya yang sederhana dan kreatif. Setiap pengunjung juga bebas berfoto di sana.

Tempat ini selalu ramai di malam hari. Banyak jamaah masjid yang datang, lalu berfoto bersama keluarga dan pasangannya. Mereka juga diperkenankan mengambil buku-buku pedoman wisata yang disediakan secara gratis.

Media Center GenPI Lombok Sumbawa

Media Center GenPI Lombok Sumbawa

Belakangan saya ketahui, bahwa tempat itu sengaja dibuat oleh Generasi Pesona Indonesia, GenPI Lombok Sumbawa, sebagai sarana kampanye dan wadah promosi wisata. GenPI merupakan volunteer pariwisata yang dibentuk oleh Kementrian Pariwisata untuk mempromosikan kegiatan pariwisata Indonesia. Komunitas ini berfokus pada promosi wisata melalui teknologi digital dengan mengoptimalkan penggunaan blog dan media sosial.

GenPI telah tersebar di hampir seluruh provinsi di Indonesia termasuk NTB. Di Islamic Center Lombok, mereka membuka stand bagi para pengunjung, membagikan buku gratis, bertukar informasi seputar pariwisata, hingga menggelar sejumlah event menarik selama ramadhan.

Di sudut lain masjid, saya melihat kerumunan pengunjung yang tengah latihan memanah. Saya tak menyangka jika di masjid ini juga dibangun sarana olahraga panahan bagi para pendatang. Banyak warga yang antusias bahkan rela mengantre. Mereka hendak mencoba melontarkan anak panah dari busurnya.

Menurut beberapa literatur islam, panahan sendiri memang merupakan salah satu olahraga yang digemari Rasulullah. Kini, olahraga itu secara rutin diadakan di Islamic Center selama ramadhan. Sungguh aktivitas yang jarang ditemukan di tempat peribadatan.

Tak jauh dari situ, berbagai aktivitas bazaar juga digelar. Mereka yang tertarik dengan ragam kuliner, buku, dan pakaian bisa leluasa menuntaskan dahaga di tempat ini. Di sana, saya menyaksikan ibu-ibu tengah melirik-lirik pakaian, sesekali dia menanyakan harga kepada si penjual. Ada bapak-bapak yang sibuk memilih koleksi peci, ada pula yang membeli takjil untuk berbuka puasa.

Aktivitas Panahan di Area Masjid

Aktivitas Panahan di Area Masjid

Yang tak kalah menarik adalah, pameran replika benda-benda peninggalan Rasulullah dan Sahabat di lantai dasar masjid. Saya melihat beberapa atribut dan perlengkapan perang seperti busur panah, pedang, tongkat, dan sandal yang pernah digunakan Rasul dan Sahabat beribu-beribu tahun lalu.

Para pengunjung tak sekedar bisa melihat, tapi juga disuguhkan dengan penjabaran seputar informasi serta sejarah dari masing-masing benda yang ada. Memang tak terlalu detail, tapi setidaknya, saya mendapat referensi berharga tentang sejarah islam. Replika ini mengantarkan saya menuju lorong waktu ke masa silam.

Saya jadi membayangkan betapa semua benda ini begitu berjasa bagi umat muslim. Saya membayangkan betapa di tangan Khalid bin Walid, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan pedang itu telah banyak menembus jantung para pemimpin bengis dan meruntuhkan berbagai imperium Romawi. Saya membatin betapa panah itu selalu melekat di bahu Rasulullah tatkala di medan pertempuran.

Menjadi pengalaman yang sangat berharga, ketika semua benda yang digunakan oleh para punggawa islam, serta mereka yang menciptakan peradaban dunia, tersaji di depan mata. Meski sebatas replika, saya tetap bersyukur bisa melihatnya.

Sepintas Sejarah Islam

Replika Pedang Rasulullah

Replika Pedang Umar ibn Khattab

Replika Pedang Usman ibn Affan

Replika Sandal Rasulullah

Replika Panah Rasulullah

Nampaknya, tahun ini pemerintah NTB sudah mempersiapkan segalanya. Mereka sangat serius untuk menjadikan NTB sebagai kiblat pariwisata dunia, khususnya wisata berbasis syariah. Boleh jadi, ramadhan adalah momentun yang tepat untuk menggembar gemborkan semua aset daerah. Terlebih saat semua aset itu disajikan dalam kemasan islami.

Mereka menjadikan Islamic Center sebagai wahana bermain, pusat perbelanjaan, taman edukasi, hingga museum sejarah yang memancing banyak orang untuk berdatangan. Pemerintah juga melibatkan generasi muda dalam agenda besar ini. Saya terkesan, sebab pemerintah kita bisa membaca trend. Mereka paham bahwa pariwisata hanya akan ‘berbunyi’ kalau terus-menerus dikicaukan netizen dan disebarkan secara masif.

Saat para generasi muda bersatu, mereka serupa air bah yang bisa menjebol satu tembok kukuh dalam penyajian informasi melalui berbagai kanal blog dan media sosial. Merekrut mereka dalam satu barisan adalah langkah strategis untuk menguasai masa depan.

Saat ini, banyak daerah di Indonesia yang tengah berbenah menata sektor kepariwisataan. Saya masih ingat betapa geliat pemerintah Sulawesi Tenggara dalam mengembangkan pulau Bokori. Tak kurang dari miliyaran APBD Provinsi telah mereka kucurkan untuk membenah pulau tersebut. Provinsi itu hendak mengejar mimpi sebagai pemilik banyak destinasi wisata laut kelas dunia. Mereka kemudian menata Bokori sebagai salah satu objek wisata.

Lombok sendiri patut berbangga karena memiliki sederet pulau indah yang layak untuk dikunjungi seperti Gili Sudak, Gili Meno, Gili Nanggu, Gili Air, dan masih banyak lagi. Semuanya serupa kepingan surga yang dilepas ke bumi oleh Yang Maha Indah, dalam satu skenario proses alam. Pulau-pulau ini tak perlu lagi ditata atau di-branding ulang seperti Bokori, pemerintah hanya perlu menjaga kelestariannya, lalu secara terus-menerus mempromosikan pesona pulau seribu masjid kepada dunia.

Indahnya Ramadhan di Bumi Seribu Masjid

Sore itu, hampir dua jam saya menelusuri Islamic Center. Saya beruntung sebab tempat ini hanya berjarak sepeminuman teh dari tempat tinggal saya di Mataram. Kesan saya, masjid ini sangat layak untuk dikunjungi. Tak sekedar megah, masjid yang menjadi tempat diselenggarakannya Musabaqah Tilawatil Qur'an tingkat nasional tahun lalu itu, nyatanya mampu menjadi rumah bagi segala segmen usia dalam satu atmosfer kegiatan positif di bulan suci.

Setidaknya, di sini saya melihat harapan tentang pesona bumi seribu masjid yang akan terus semerbak. Lombok akan menjadi aquarium dunia yang selalu membabar epos manis tentang keindahan, keislaman, serta kedinamisan sosial.

Saya membayangkan bahwa tak lama lagi, kita akan tampil menjadi yang terbaik. Selangkah lagi, kita akan berlari cepat mengungguli yang lain. Ah, semoga segera terwujud.

NB: Tulisan ini diikutsertakan dalam lomba Blog #RamadhanDiLombok 2017 yang diselenggarakan REPUBLIKA & Pemerintah Daerah Nusa Tenggara Barat.

Mataram, 02 Juni 2017

Komentar

  1. Semoga menang ya....tulisannya lengkap banget nih...😊😊

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tadi sore kebetulan main ke sana mba. Mari sama-sama berpartisipasi hihi

      Hapus
  2. Lombok dan NTB dan NTT umumnya memang sedang menggeliatkan diri untuk terus berpacu meningkatkan potensi kewilayahannya dengan berbagai even menarik dan kelak bisa menduniakannya.

    tadi sore ada orang Bima yang mau buka kios Ubi Cilembu deh tuh....dibeli ubi cilembunya ya mang

    BalasHapus
    Balasan
    1. Haha siap..siap mang. Kalau saya lihat insa allah disempatkan :)

      Hapus
  3. Aseeeeek!
    na kalupa isi form

    BalasHapus
  4. Asyik deh mas kalau bisa ikut lomba panahan bisa jadi ajang ngabuburit...

    BalasHapus
  5. Aku pribadi sangat suka nih kalau ke tempat-tempat seperti ini. Aku pengen banget coba manah mas..hehe

    Ini mah selain ngabuburit dapet plusnya juga, bisa melakukan banyak aktiftias yang bermanfaat..

    Good luck untuk lombanya ya, Mas..

    BalasHapus
  6. Diluar jawa kegiatannya justru lebih meriah sekali ya ?
    Saya suka dengan benda-benda replika tersebut. Wawasan saya terasa bertambah. Pedangnya panjang, tidak bisa membayangkan betapa tingginya nabi jaman dahulu.

    BalasHapus
  7. sebenernya itu cita2 saya jadi atlit panahan, skrg malah jadi perawat hehe

    BalasHapus
  8. asyik nih bisa panahan, di sini, malah banyak kulineran, bikin pengin mborong semua :D

    BalasHapus
  9. itu replika pedang umar bin khatab, aku juga pernah lihat dulu. Besar dan berat banget. Gak kebayang betapa tinggi besarnya beliau ya, hingga kuat menenteng pedang sebesar itu. Masya Allah

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ukuran tubuhnya sudah bisa dipastikan mba Ade

      Hapus
  10. Aktifitasnya seru dan bermanfaat banget,,btw semoga menang ya.

    BalasHapus
  11. Wah tulisannya informatif banget yaa :))

    BalasHapus
  12. Wuih, seru ya islamic centrenya.. aku terakhir ke lombok masih dibangun. Pengen ke sana jadinya, huhu

    BalasHapus
  13. Mantap Mas, saya jadi pengen ke Lombok aamiin tfs ya

    BalasHapus
  14. Waaah, ada panahan juga.
    Jadi makin pengen segera ajak anak-anak ke Masjid Hubbul Wathan Islamic Center.

    *cuzznaikengkel

    BalasHapus
  15. Ulasan yang bagus. Lombok memang menawan

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Masin Si Pedas Dari Timur Sumbawa

Indonesia di kenal sebagai negara dengan ragam kuliner yang melimpah. Hampir di setiap sudut negeri ini ada saja peganan masyarakat yang memikat lidah. Ada dodol di Garut, Rendang di Padang hingga Ayam Bakar Taliwang yang bisa anda jumpai di Lombok. Namun di balik tumpah ruah kuliner yang beraneka ragam, ada cerita tentang perjuangan masyarakat lokal dalam mematenkan kuliner dari daerahnya masing-masing. Hingga kuliner tersebut mampu menjadi branding daerah serta menarik minat wisatawan untuk berkunjung. Jika di tempat lain pelbagai kuliner terlihat berupa jejajan ataupun makanan khas daerah, di Sumbawa terdapat jenis kuliner yang tidak biasa. Namanya Masin, bentuknya serupa sambal dan terbuat dari udang-udang kecil. Masin adalah menu yang wajib hadir di setiap hidangan masyarakat lokal Sumbawa. Masin yang bentuknya serupa sambal ini memiliki citarasa pedas yang menantang lidah. Masin ini pertama kali di populerkan oleh masyarakat Kecamatan Empang, Kabupaten Sumbawa. Mereka beru...

Selapis Hikmah di Balik Konflik Etnis di Sumbawa

Konflik Sumbawa 2013 Setiap daerah tak hanya menyimpan kisah tentang kemajuan dan kemunduran, tapi juga menjadi rahim dari begitu banyak kisah yang dibuat oleh manusia-manusia yang berjejalan di dalamnya. Melalui kisah itu, kita bisa bercermin dan menemukan banyak pesan dan hikmah yang selalu bisa diserap untuk kehidupan mendatang. Sumbawa adalah titik balik dalam kehidupan saya. Beberapa tahun silam, saya selalu menjalani hidup dengan memakai sudut pandang sebagai korban. Suku Samawa yang mendiami Kabupaten Sumbawa adalah etnis yang begitu toleran. Mereka berbaur dengan banyak etnis lain secara terbuka dan penuh toleransi. Mbojo, Sasak, Bugis hingga Jawa. Tapi belakangan, tiba-tiba suku Bali datang mengganggu. Suku Samawa selalu dizalimi. Jadi wajar saja jika kami melawan balik untuk mempertahankan diri. Wajar saja kalau kami membalas. Saya selalu yakin bahwa setiap saat suku Samawa diusik dan diganggu, maka ketika ada kesempatan mereka harus mengusik balik, membalas. Say...

IKPPM dan Bagaimana Peranan Pemuda Dalam Masyarakat

IKPPM ( Ikatan Keluarga Pemuda Pelajar dan Mahasiswa ) merupakan organisasi paguyuban dari tiap-tiap kecamatan sekabupaten sumbawa dibawah naungan FKPPMS ( Forum Komunikasi Pemuda Pelajar dan Mahasiswa Samawa-mataram ) IKPPM merupakan sayap yang sempurna dalam hal mengembangkan potensi diri mahasiswa mengingat elemen masyarakat yang satu ini bebas dari kepentingan apapun. Tidak jarang juga jebolan-jebolan dari ikppm dapat berkiprah dengan baik di FKPPMS dan mampu bersaing ditingkat regional maupun nasional. Mengingat pentingnya peranan pemuda dalam kehidupan bermasyarkat ikppm merupakan refresentatif masyarakat dan diharapkan mampu secara terus-menerus melahirkan generasi-generasi yang nantinya akan menjadi pilar-pilar tangguh yang akan terus membangun dan ikut berpartisipasi dalam hal pembangunan daerah. IKPPM adalah organisasi struktural yang mewakili setiap kecamatan sekabupaten sumbawa, secara formal ataupun non formal setiap mahasiswa akan tergabung dalam organisasi ini sesu...