
Melihat kawan seperjuangan lebih dulu mengenakan toga kebahagiaan adalah hal yang paling menyakitkan bagi seorang introvert. Hanya saja dia sedang mempraktekkan teori dari salah satu novel is kesukaannya Kubler Rose.
Dia berusaha menyembunyikan semua kesedihan dalam hatinya dengan cara menyibukkan diri dengan komputer pribadinya. Sungguh metode pembalikan yang sangat norak bagi seorang mahasiswa teknik tingkat akhir.
Selasa pagi handphone miliknya bergetar. Ibu, seorang yang beberapa hari ini coba diabaikan oleh si introvert ternyata menelpon nya.
"gimana kabarmu nak" kata wanita tua yang suaranya agak membuat si introvert sedikit ketakutan.
"Oh iya saya sehat bu, ibu bagaimana?? Ibu sehat juga kan" Kata si introvert kembali bertanya.
"Ngak nak beberapa hari ini ibu kurang sehat, tapi alhamdulillah sekarang sudah agak baikan". Tak kuasa membendung air mata si introvert pun menangis.
"Nak kamu adalah harapan keluarga satu-satunya, sekarang kakamu sudah kerja walaupun tidak mengenyam bangku kuliah, adikmu masih kecil, ibu sangat berharap kamu menjadi orang yang lebih baik di kemudian hari nak". Petikan kata terakhir yang membuat luka sangat dalam bagi si introvert.
Suasana hati sudah tidak karuan, apa yang harus kuperbuat. Seakan si introvert telah gagal memberikan kebahagiaan sebagai anak. Seharusnya dia wisuda tepat waktu layaknya teman-teman lain.
Ini adalah hal buruk yang semua orang pasti tidak menginginkannya. Tapi bagaimana lagi alurnya terus melaju seperti kereta api jurusan Gambir-Madiun. Dalam hati bertanya-tanya apa yang harus dilakukan.
Selesai sholat kadang hatinya agak tenang dalam beberapa menit, tapi setelah itu pikiran bersalah datang seketika, menghantui, seakan ingin mengatakan sesuatu, bahwa apa yang telah dilakukan si introvert selama empat tahun terakhir adalah salah, tidak bermanfaat. Terhimpit dalam suasana serba salah, tapi lagi-lagi apa yang harus kuperbuat. Dalam benaknya terus mengatakan hal yang demikian.
Dia harus terus melangkah, continue to step. Dia harus menjadi seorang yang berhasil dalam dunianya sendiri. Begitulah yang dia pikirkan, dulu pendiri perusahaan kalang minyak di Amerika John Rockefeller pernah megalamai fase-fase sulit dalam hidupnya sebelum perusahaan miliknya itu menjadi salah satu perusahaan kalang minyak terbesar dan tersukses di dunia sampai saat ini.
Akio Morita sebelum mengantarkan sony ke puncak kejayaan juga pernah dihantui perasaan yang seakan membuat seluruh hidupnya hancur.
Itulah yang menjadi acuan bagi si introvert untuk kembali bangkit. Akan ada titik balik dari semua keterpurukan selama keterpurukan itu ditanggapi dengan sikap positif sehingga menjadi acuan untuk menjadi lebih baik pada fase selanjutnya.
Mataram, 05 September 2016
Semua orang pasti pernah mengalami fase-fase sulit dalam hidupnya tetapi sesulit apapun fase tersebut yakinlah kita bisa menghadapinya :-)
BalasHapusMove :)
BalasHapusSaya juga pernah kang mengalami fase fase yang sangat sulit kalau menurut saya mah dan waktu itu saya sempat mau putus asa karena memang sangat sulit sekali dan pada akhirnya ada yang menyadarkan saya kalau allah swt itu tidak akan memberikan cobaan yang melebihi kemampuan mahluknya jadi dari situ saya mulai bangkit dan alhamdulillah sampai sekarang sudah bisa melupakan kejadiaan itu.
BalasHapushidup seperti roda kadang di atas kadang dibawah, terasa berat kalo kita tidak pandai bersyukur...., berjuang dan berdoa adalah kuncinya.......
BalasHapusTerimakasih mas :)
Hapussiklus kehidupan, tetep Allah yang mengatur segalanyah :)
BalasHapusSepakat mas :)
HapusKita harus sadar bahwa kita tidak sendiri...
BalasHapus