Langsung ke konten utama

Aung San Suu Kyi di Mata Tuan Guru Bajang

Ilustrasi (sumber foto: hariannusa.com)

Konflik berdarah di Myanmar seakan tak pernah berakhir. Ibarat api dalam sekam, setelah sempat senyap dalam beberapa waktu, kini publik internasional kembali diguncang oleh realitas getir yang menimpa muslim Rohingya di Rhakine. Bara permusuhan di salah satu wilayah termiskin di Myanmar itu kembali berkobar. Hanya dalam hitungan hari, ratusan orang tewas, dan ribuan lainnya mengungsi ke tempat aman.

Dibalik tragedi memilukan yang melanda militer Myanmar itu, nama Aung San Suu Kyi adalah yang paling banyak menjadi sorotan. Suu Kyi disebut-sebut tak lagi bertaring. Ia seakan tak bereaksi atas krisis kemanusiaan yang menimpa negerinya.

Tercatat sebanyak 13 peraih Nobel dan 10 tokoh dari berbagai profesi mengirim surat terbuka kepada Dewan Keamanan PBB untuk mengkritik Suu Kyi dalam menyelesaikan masalah etnis minoritas Rohingya serta mengingatkan tentang tragedi pembasmian etnis dan kejahatan terhadap kemanusiaan.

Demikian pula di Indonesia. Negera dengan penduduk muslim terbanyak di dunia ini tak mau ketinggalan. Sejumlah tokoh publik juga melayangkan kritik pedas terhadap pemimpin de facto Myanmar tersebut. Kekecewaan terhadap Suu Kyi pun secara masif dilontarkan lewat media.

***

Lelaki muda itu melaksanakan sholat ied Idul Adha dengan takzim. Ia duduk di deretan depan bersama puluhan tokoh agama lain. Ia juga mengikuti khotbah hingga usai. Beberapa saat kemudian, ia lalu dikerumuni banyak orang. Mereka hendak bersalaman dengan orang nomor satu di NTB. Ia adalah Muhammad Zainul Majdi yang kerap disapa Tuan Guru Bajang.

Kemarin, ia turut melaksanakan sholat eid di Masjid Hubbul Wathan, Islamic Center Mataram. Sesaat setelah merayakan momentum tahunan itu, TGB berbicara tentang tragedi kemanusiaan yang menimpa muslim Rohingya di Myanmar.

Ia mengecam tindakan pemerintah Myanmar atas pembantaian tersebut. Ia bahkan meminta nobel perdamaian yang pernah di terima Aung San Suu Kyi segera dicabut. Menurutnya, wanita yang pernah menjadi tahanan rumah itu tak pantas menerima nobel atas sikap diamnya terhadap pembantaian.

Gebernur dua periode itu nampaknya terlihat geram. Ia menyayangkan sikap komunitas internasional yang seolah menutup mata. Tak ada pernyataan tegas, apalagi sanksi bagi pemerintah Myanmar. “Kita semua di NTB meminta pada pemerintah pusat untuk bersikap lebih tegas lagi terhadap tragedi kemanusiaan. Tidak bisa dibiarkan pembantaian seperti itu.” Pangkasnya dalam satu media lokal.

Sepintas, TGB memang kerap bereaksi atas berbagai isu yang memiliki dimensi keagamaan. Beberapa waktu lalu, ia juga menjadi satu-satunya Gubernur yang terlibat dalam aksi bela islam di Jakarta. Saat itu, ribuan umat islam memadati ibu kota demi mendesak pemerintah agar segera menangkap salah seorang pejabat publik yang diduga menistakan agama.

Saya tak terlalu terkejut dengan pernyataan TGB yang serupa peluru. Ia adalah Gubernur dengan latar belakang keagamaan yang kuat. Ia adalah cucu dari seorang tokoh pendiri ormas islam terbesar di NTB yang sekarang dipimpinnya. Di usia yang relatif muda, ia telah meraih gelar doktor dari Universitas Al-Azhar Kairo, Mesir lalu tercatat sebagai satu dari sekian banyak kepala daerah penghapal Al-quran. Bukan hanya seorang Gubernur, ia adalah ulama yang setiap kata-katanya dijadikan petuah oleh banyak orang.

Di hadapan masyarakat NTB, ia mengeluarkan satu seruan keras dan mengecam pembantaian terhadap muslim Rohingya. Krisis kemanusiaan yang terjadi di Myanmar telah memicu respon banyak pihak termasuk dirinya. Konflik itu lebih mirip genosida yang dilakukan Hitler puluhan tahun lalu ketimbang konfrontasi antar etnis.

Wajar saja jika publik bertanya-tanya. Tragedi kekejaman itu tidak terjadi di bawah pengawasan seorang diktator gila. Tapi di bawah pengawasan Aung San Suu Kyi, wanita yang menerima Hadiah Nobel Perdamaian atas perjuangannya memajukan demokrasi dan HAM di tengah penindasan junta militer.

Sebagai aktivis, ia serupa Malala Yousafzai yang pidatonya pernah menggetarkan rezim penebar teror. Ia sederet dengan Nelson Mandela yang meruntuhkan sistem apartheid, lalu menjadi presiden kulit hitam pertama Afrika Selatan.

Suu Kyi bahkan pernah meraih pengharagaan dari Universitas Nasional Australia pada tahun 2013. Rektor universitas itu menyebutnya sebagai contoh keberanian dan tekad yang tenang dalam menghadapi penindasan serta seorang jagoan damai yang membuat dunia lebih baik dan lebih adil.

Saya tak hendak membahas konflik di Myanmar lebih jauh. Saya bukanlah seorang pengamat politik internasional yang berhadapan dengan detail-detail kajian dibalik serentetan peristiwa. Saya hanya mencoba mengulas kembali apa yang dalam beberapa hari ini begitu masif diberitakan media.

Di mata saya, apapun yang melatarbelakangi tragedi kekerasan di Myanmar jelas tak bisa dibenarkan. Setidaknya, PBB harus mengambil sikap tegas dengan cara menekan pemerintah Myanmar secara politik atau mengeluarkan satu regulasi yang memunggungi nasib muslim Rohingya. Jika tidak, entah berapa lagi korban yang akan berjatuhan.

Mataram, 02 September 2017

Komentar

  1. TGB the best!

    Saya dukung siapapun yang menuntut ditarik kembalo nobel perdamaian utk Suu Kyi.

    Semoga konflik segera berakhir..

    BalasHapus
  2. Saya mendukung pencabutan nobel perdamaian itu. Ini sudah bukan masalah pelanggaran HAM lg, tp sudah melecehkan agama tertentu. Keren tulisannya, saya suka :)

    BalasHapus
  3. Saya sendiri ikut prihatin apa yang terjadi di myamar, itu tokoh nobel sepertinya tidak bisa berbuat banyak setelah memegang kekuasaan. beda sekali saat belum menjadi apa-apa, garang sekali.
    Sedih rasanya.

    BalasHapus
  4. Turut prihatin buat saudara-saudara kita kaum muslim di Myanmar, semoga konflik segera berakhir. Mengerikan liat video-video penganiayaan terhadap mereka di medsos, sungguh tak berprikemanusiaan.

    BalasHapus
  5. mudahan konflik di di Myanmar segera selesai dan muslim disana bisa dengan amannya hidup

    BalasHapus
  6. memang gak pantas mendapat nobel... karna masih banyak yang berhak dan layak mendapat nobel tersebut.

    BalasHapus
  7. Konflik di Myanmar benar-benar membuat hati miris
    semoga konflik ini cepat berakhir kasihan mereka yang jadi koban sedangkan kehidupan harus terus berjalan

    BalasHapus
  8. jika demikian mirisnya kita menyaksikan berita soal kaum muslim di myanmar sangat tertindas dan neng aung diem aja, sepatutnya jika demikian neng aun san teh tak boyong ke Indonesia untuk dijadikan istri muda yang tua...nih kayanya mah ya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. wah adminnya masih tidur dari kemaren....pulang lagi ah

      Hapus
    2. Maaf kang saya baru buka blog lagi. Kemaren ada kerjaan kang hehe

      Hapus
  9. Semoga kedamaian di hati mereka yang sedang mengalami kegelapan hati bisa segera mendapatkan cahaya Ilahi Rabbi.

    BalasHapus
  10. Terimakasih atas respon para sahabat. Mari sama-sama berdoa untuk saudara kita di Myanmar.

    BalasHapus
  11. Tulisan yang keren. Saya setuju kalau orang yang diam saja melihat pembantaian tidak pantas meraih nobel perdamaian

    BalasHapus
  12. salaut buat Tuan Guru Bajang, sederhana, pemimpin yang religius dan yang pasti berani menyuarakan kebenaran untuk membela saudara muslim. Salut juga buat beliau TGB yang telah membangun NTB lebih maju

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Masin Si Pedas Dari Timur Sumbawa

Indonesia di kenal sebagai negara dengan ragam kuliner yang melimpah. Hampir di setiap sudut negeri ini ada saja peganan masyarakat yang memikat lidah. Ada dodol di Garut, Rendang di Padang hingga Ayam Bakar Taliwang yang bisa anda jumpai di Lombok. Namun di balik tumpah ruah kuliner yang beraneka ragam, ada cerita tentang perjuangan masyarakat lokal dalam mematenkan kuliner dari daerahnya masing-masing. Hingga kuliner tersebut mampu menjadi branding daerah serta menarik minat wisatawan untuk berkunjung. Jika di tempat lain pelbagai kuliner terlihat berupa jejajan ataupun makanan khas daerah, di Sumbawa terdapat jenis kuliner yang tidak biasa. Namanya Masin, bentuknya serupa sambal dan terbuat dari udang-udang kecil. Masin adalah menu yang wajib hadir di setiap hidangan masyarakat lokal Sumbawa. Masin yang bentuknya serupa sambal ini memiliki citarasa pedas yang menantang lidah. Masin ini pertama kali di populerkan oleh masyarakat Kecamatan Empang, Kabupaten Sumbawa. Mereka beru...

Selapis Hikmah di Balik Konflik Etnis di Sumbawa

Konflik Sumbawa 2013 Setiap daerah tak hanya menyimpan kisah tentang kemajuan dan kemunduran, tapi juga menjadi rahim dari begitu banyak kisah yang dibuat oleh manusia-manusia yang berjejalan di dalamnya. Melalui kisah itu, kita bisa bercermin dan menemukan banyak pesan dan hikmah yang selalu bisa diserap untuk kehidupan mendatang. Sumbawa adalah titik balik dalam kehidupan saya. Beberapa tahun silam, saya selalu menjalani hidup dengan memakai sudut pandang sebagai korban. Suku Samawa yang mendiami Kabupaten Sumbawa adalah etnis yang begitu toleran. Mereka berbaur dengan banyak etnis lain secara terbuka dan penuh toleransi. Mbojo, Sasak, Bugis hingga Jawa. Tapi belakangan, tiba-tiba suku Bali datang mengganggu. Suku Samawa selalu dizalimi. Jadi wajar saja jika kami melawan balik untuk mempertahankan diri. Wajar saja kalau kami membalas. Saya selalu yakin bahwa setiap saat suku Samawa diusik dan diganggu, maka ketika ada kesempatan mereka harus mengusik balik, membalas. Say...

IKPPM dan Bagaimana Peranan Pemuda Dalam Masyarakat

IKPPM ( Ikatan Keluarga Pemuda Pelajar dan Mahasiswa ) merupakan organisasi paguyuban dari tiap-tiap kecamatan sekabupaten sumbawa dibawah naungan FKPPMS ( Forum Komunikasi Pemuda Pelajar dan Mahasiswa Samawa-mataram ) IKPPM merupakan sayap yang sempurna dalam hal mengembangkan potensi diri mahasiswa mengingat elemen masyarakat yang satu ini bebas dari kepentingan apapun. Tidak jarang juga jebolan-jebolan dari ikppm dapat berkiprah dengan baik di FKPPMS dan mampu bersaing ditingkat regional maupun nasional. Mengingat pentingnya peranan pemuda dalam kehidupan bermasyarkat ikppm merupakan refresentatif masyarakat dan diharapkan mampu secara terus-menerus melahirkan generasi-generasi yang nantinya akan menjadi pilar-pilar tangguh yang akan terus membangun dan ikut berpartisipasi dalam hal pembangunan daerah. IKPPM adalah organisasi struktural yang mewakili setiap kecamatan sekabupaten sumbawa, secara formal ataupun non formal setiap mahasiswa akan tergabung dalam organisasi ini sesu...