![]() |
PASSER BAROE (1820) |
Yang menarik dari Jakarta adalah setiap sudutnya menyimpan jejak sejarah. Kita bisa menyaksikan sisa-sisa kejayaan VOC di kota ini melalui banyak bangunan yang masih berdiri kokoh. Salah satunya komplek pasar baru, sawah besar, Jakarta pusat.
Passer Baroe yang dibangun tahun 1820 menjadi salah satu pusat perbelanjaan tertua di Jakarta hingga saat ini. Dinamakan pasar baru, karena pasar ini dibangun untuk melengkapi pasar yang sudah ada sebelumnya yakni Pasar Senen dan Pasar Tanah Abang yang sama-sama dibangun pada 1730-an.
Dulu, pasar ini dikenal sebagai daerah pertokoan elit karena lokasinya yang berdekatan dengan kawasan Rijswijk, sebuah kawasan orang-orang kaya di Batavia, sekarang Jalan Veteran, Jakarta Pusat.
Di masa awal berdirinya, pasar baru terbilang sederhana. Hanya penduduk pribumi yang memanfaatkan pasar ini untuk menjual hasil panen. Namun seiring perkembangan masyarakat, pasar baru kemudian menjelma menjadi kawasan pertokoan yang ramai.
Disekitarnya mulai dijejali pedagang. Masyarakat Tionghoa mulai mendirikan toko pada 1887. Toko-toko baru dibangun, lalu dengan cepat menjamur. Apalagi setelah pemerintah Hindia Belanda mengucurkan dana pembangunan yang cukup besar.
Kini setelah puluhan tahun, pasar baru tak kehilangan magnetnya. Kehadiran pasar-pasar modern di Jakarta tak lantas membuat kawasan ini sepi pengunjung. Banyak wisatawan yang datang untuk berbelanja atau sekedar mengabadikan poto. Mungkin karena arsitektur bangunannya yang relatif unik.
Entah kenapa, saat berkunjung, saya malah melihat pasar ini didominasi oleh banyak pedagang kain keturunan India. Mereka menjual aneka jenis kain, jas, hingga batik. Di sudut lain juga terdapat toko-toko sepatu, peralatan olahraga, baju, hingga alat musik.
Jakarta, 17 November 2019