Langsung ke konten utama

Pencitraan

Aksi penolakan kenaikan harga BBM

Ada yang bilang PKS hanya pencitraan menolak kenaikan BBM untuk mendapatkan simpati rakyat. Ada juga yang bilang penolakan kenaikan BBM tidak ada gunanya, karena toh harga BBM tetap naik, yang artinya PKS tidak digubris pemerintah. 

Jadi begini ya brodi, pencitraan di era disrupsi seperti sekarang ini adalah keniscayaan. Bahkan setiap hari, tanpa sadar kita sedang membangun citra di medsos. Kita mengenalkan diri melalui aktivitas kita sehari-hari, kita menampilkan sisi paling manusiawi. Kita sedang membranding diri. Kita berusaha mengarahkan dan membentuk persepsi orang lain terhadap diri kita. Dan itu sah-sah saja kok. 

Yang tidak boleh itu adalah membangun citra palsu. Memanipulasi diri seolah-olah kita ini paling idealis padahal pragmatis, mencitrakan diri seolah-olah kita ini bersih, padahal kotor, mencitrakan diri kita ini mapan, padahal utang numpuk dimana-mana. 

Ini namanya bukan sedang membangun citra, tapi sedang melakukan kebohongan publik. Tipe seperti ini banyak berseliweran di medsos. Mereka memang senang menggunakan media sosial bukan untuk membangun citra, tapi untuk memanipulasi banyak orang. 

Yang kedua soal penolakan tidak mengubah apa-apa. Benar. Secara politik, penolakan yang dilakukan memang kecil sekali kemungkinan akan merubah keadaan. Sebab yang menolak ini adalah partai dengan suara minoritas di parlemen. 

Tetapi itulah yang disebut dengan empati. Bahwa kita merupakan bagian dari rakyat dan kelak akan kembali sebagai rakyat biasa juga. Ini yang disebut sense of crisis. Setiap manusia mesti harus memiliki rasa empati dalam situasi sulit seperti ini. Sebab itulah yang membedakan kita manusia dengan makhluk lain. 

Saya jadi teringat kisah tentang seekor burung yang hendak memadamkan api yang membakar nabi Ibrahim. Burung yang lain dengan nada sinis malah mengatakan; 

"percuma kamu melakukan itu, karena air yang engkau bawa tidak sebanding dengan volume api. Tapi si burung dengan tenang menjawab; aku tahu bahwa yang aku lakukan ini tidak bisa memadamkan api Ibrahim, tapi setidaknya Allah tahu aku berada di pihak mana."

Hari ini, kita menyaksikan betapa ruangan parlemen sunyi senyap saat kebijakan kenaikan harga BBM ini diumumkan. Padahal orang yang tidak berpendidikan tinggi saja, mudah untuk menyimpulkan bahwa kenaikan harga BBM sangat memberatkan rakyat kecil dan akan berdampak luas pada banyak sektor. 

Tapi, giliran ada yang bersuara, malah buru-buru di stampel negatif hanya gara-gara tidak mengikuti yang mayoritas. Hidup wong cilik. Demikian kata salah seorang tokoh dari satu partai besar, sambil menyeka tetes air mata di ujung pidatonya waktu itu..!!!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Angling Dharma dan Imajinasi Masa Kecil

Angling Dharma dan Imajinasi Masa Kecil Di antara sekian banyak serial kolosal tanah air, favorit saya tetaplah Angling Dharma. Semasa masih SD dan SMP, saya tak pernah alpa menonton film ini. Saya sampi hapal nama-nama tokoh juga ajian pamungkasnya.  Semalam, saya menghabiskan waktu berjam jam untuk menyaksikan serial Angling Dharma di Youtube. Saya menonton ulang episode demi episode. Beberapa yang saya sukai adalah mulai dari Wasiat Naga Bergola hingga pertempuran melawan Sengkang Baplang.  Entah kenapa, meskipun sudah menonton berkali-kali, saya tak pernah bosan. Serial Angling Dharma punya cita rasa tersendiri bagi saya. Serial ini selalu mampu membangkitkan ingatan di masa kecil. Dulu, saya selalu menyembunyikan remot tv saat menyaksikan serial ini.  Salah satu adegan favorit saya adalah saat Angling Dharma beradu kesaktian dengan banyak pendekar yang memperebutkan Suliwa. Hanya dengan aji Dasendria yang mampu menirukan jurus lawan, ia membuat para musuhnya tak berkutik. Angling

Rahasia Sukses Timnas Maroko di Piala Dunia Qatar 2022

Timnas Maroko "Itulah bola, selalu ditentukan oleh nasib, sebagaimana Argentina vs Arab Saudi kemarin. Demikian pula yang terjadi pada Maroko malam tadi".  Kalimat di atas adalah contoh kalimat malas mikir. Tak mau menganalisa sesuatu secara objektif dan mendalam. Akhirnya tidak menemukan pembelajaran dan solusi apapun atas satu peristiwa.  Jangan mau jadi orang seperti itu. Berfikirlah secara rasional. Gunakanlah semua instrumen untuk menganalisa satu perkara. Perihal Maroko menang semalam itu bukan soal sepakbola itu ditentukan nasib, tapi soal kualitas pemain, strategi, mental tim, dan kerja keras.  Salah satu faktor kekalahan Argentina melawan Arab Saudi pada fase grup adalah efektivitas jebakan offside yang diterapkan Arab Saudi. Hal itu juga diiringi dengan efektivitas pemain Arab Saudi dalam mengkonversikan peluang menjadi gol.   Portugal menang 6-1 lawan Swiss bukan ujuk2 soal nasib baik, tetapi karena kolektifitas tim dan faktor yang disebutkan di atas tadi. Pelatih

Kesadaran Memiliki Anak

Gambar: google Lagi ramai soal " childfree " atau sebuah kondisi di mana seseorang atau pasangan memilih untuk tidak memiliki anak. Biasanya, penganut childfree ini beranggapan bahwa memiliki anak itu adalah sumber kerumitan. Benarkah?  Saya belum bisa menyimpulkan sebab sampai tulisan ini di buat, saya sendiri belum memiliki anak. Tapi, menarik untuk membahas tema ini. Saya senang dengan kampanye soal ribetnya memiliki anak, sekali lagi saya ulangi, jika kampanye itu bertujuan untuk membangun kesadaran bahwa tidak gampang memiliki, mengurusi, mendidik, dan membesarkan anak.  Maksudnya, jika kita ingin memiliki anak, sadari dulu konsekuensi bahwa memiliki anak itu tidak gampang. Para orang tua minimal dituntut untuk membesarkan anak ini secara layak. Tak perlu jauh-jauh, tengok saja di sekitar kita, tak jarang orang tua mengeksploitasi anak untuk kepentingan yang tidak wajar.  Contoh kasus: saya sering melihat ibu-ibu mengemis di lampu merah sambil menggendong anak. Di kota-k