Langsung ke konten utama

Lain Pilgub Jabar, Lain Pilgub NTB

Ilustrasi (gambar: loctita.co)

Sekali lagi, PKS kembali mengguncang jagat perpolitikan tanah air. Di menit-menit akhir, partai berlogo bulan sabit kembar itu secara sepihak menarik diri dari koalisi yang telah dibangun bersama Partai Demokrat demi mengusung calon gubernur.

Dalam situasi genting, partai dakwah justru melakukan manuver politik yang kontroversial. PKS tetiba mencabut dukungannya kepada Deddy Mizwar, lalu beralih mendukung Sudrajat yang merupakan calon usungan partai Gerindra di pilgub Jabar 2018.

Apakah gerangan yang terjadi? Benarkah kejadian itu semata-mata untuk membangun fundasi yang kokoh antara PKS, PAN, dan Gerindra di 2019 nanti, sebagaimana yang disampaikan Ketua DPP PKS, Mardani Ali Sera? Jika benar, mengapa pula PKS tak menampakkan gelagat itu di menit-menit awal?

***

Dari tanah suci Mekkah, Fahri Hamzah menuliskan puisi untuk sahabatnya, Deddy Mizwar yang tengah menjabat sebagai wakil gubernur Jawa Barat. Puisi itu pertama kali ditulisnya melalui akun facebook pribadi, yang kemudian dimuat di beberapa media. Tak lama berselang, Demiz pun membalasnya dengan syair yang tak kalah menyejukkan.

Melalui puisi itu, Fahri hendak mengkritisi sikap politik PKS yang memutuskan berpisah dengan Demiz di pilgub Jabar. Sebagai politisi yang juga bermasalah dengan partai serupa, Fahri tentu memahami bagaimana perasaan sahabatnya. Seorang politisi yang gagal mendapat dukungan partai, tentu akan semakin tertatih meniti jalan politik yang dipenuhi pedang.

Rupanya, bola panas tak berhenti bergulir. Yang marak belakangan justru perang kata di dunia maya. Kali ini, sosok ustadz dalam film “kiamat sudah dekat” itu terlibat tweetwar dengan Wakil Ketua Dewan Syuro PKS, Hidayat Nur Wahid. Jejak digital keduanya diabadikan dalam berbagai pemberitaan yang kian memantik keriuhan.

Tweetwar (gambar: twitter/nwahid)

Terkait PKS dan Demokrat, hubungan dua partai besar itu laksana sepasang remaja labil yang baru menjalin tali kasih. Sekali waktu, keduanya kerap menunjukan hubungan yang harmonis. Namun, dalam banyak kesempatan, tak jarang pula mereka berselisih paham.

Sejarah mencatat, di dua periode kepemimpinan presiden Susilo Bambang Yudhoyono, PKS turut serta dalam koalisi partai pendukung pemerintah. Ketegangan mulai mencuat saat Demokrat mengusulkan kebijakan non populis dengan menaikkan harga BBM di awal-awal periode kedua pemerintahan SBY, yang lalu mendapat respon keras dari PKS kala itu.

Klimaksnya terjadi pada perhelatan pilgub DKI yang diselenggarakan awal tahun 2017 lalu. Saat itu, PKS sempat menyarankan dukungan terhadap calon dari Demokrat, yakni Agus Harimurti Yudhoyono, sebelum akhirnya memutar arah perahu partai dan mendukung kontestan lain.

Jika politik adalah seni membaca peluang, maka yang sesungguhnya tengah dilakukan PKS di pilgub Jabar adalah memainkan tarian dengan amat lincah demi menemukan pijakan yang kuat, yang nantinya bisa memuluskan langkah partai dalam banyak hal.

Yang dilakukan PKS semakin mempertegas fakta, bahwa politik itu serupa karet gelang yang mudah ditarik ulur sesuai kepentingan. Semua bisa saja berubah sewaktu-waktu.

Pilgub NTB 2018

Lain lubuk lain pula ikannya. Demikianlah pepatah lama yang menggambarkan fenomena pilgub Jabar, NTB, serta hubungan PKS dan Demokrat saat ini. Seakan tidak terpengaruh dengan polemik yang semakin memanas di pilgub Jabar, PKS dan Demokrat NTB justru tengah memperlihatkan satu hubungan yang romantis.

Hari itu, Senin, 1 Januari 2018, Dewan Pimpinan Wilayah partai PKS NTB secara resmi mendeklarasikan pasangan bakal calon gubernur Zulkieflimansyah dan wakil gubernur Sitti Rohmi Djalilah dari Demokrat di hadapan ratusan pengurus dan kader partai.

Deklarasi itu disambut suka cita. Raut kebahagiaan terpancar dari wajah para relawan dan simpatisan. Mereka nampak tak sabar untuk segera memanaskan mesin politik, membentuk satu barisan, lalu memenangkan calon dengan suara sempurna.

Politik memang selalu susah diprediksi. Apapun bisa terjadi. Dalam waktu singkat, peta dukungan bisa saja berubah. Tak ada kawan ataupun lawan. Yang ada hanyalah kepentingan di hari esok. Pertentangan elit partai di tingkat pusat seakan tak mempengaruhi bandul politik hingga ke daerah.

Nyantanya, tak hanya PKS dan Demokrat yang dipersatukan, bahkan partai penguasa PDIP juga secara mengejutkan mengikuti langkah Gerindra untuk mendukung Akhyar Abduh dan Mori Hanafi di kubu sebelah.

Poster (gambar: facebook/zulzulkieflimansyah)

Di pilgub NTB, pertautan antara PKS dan Demokrat sesungguhnya diawali dengan hubungan baik sang Gubernur dua periode, Muhammad Zainul Majdi yang kerap disapa TGB (Mantan ketua DPW Demokrat NTB) dan Zulkieflimansyah (Kader PKS).

Moment kedekatan itu kerap menghiasi berbagai media lokal, yang lalu memunculkan banyak spekulasi publik. Terlebih, Zulkieflimansyah yang masih berstatus anggota DPR RI itu juga merupakan salah satu penanggung jawab urusan luar negeri ormas NW yang dipimpin TGB.

Sebenarnya, ada banyak teori yang dapat diajukan demi menjelaskan konstelasi politik yang terhampar di NTB. Salah satunya adalah apa yang pernah didefinisikan oleh Harold Lasswell, yakni “siapa mendapatkan apa, kapan, dan bagaimana.”

Politik adalah seni untuk mengelola berbagai kemungkinan. Dalam politik, kelenturan adalah keahlian yang wajib dimiliki setiap politisi. Segala hal selalu bisa dinegosiasikan di ruang-ruang tertutup. Sikap kaku dan keras kepala hanya akan menjadi boomerang yang dapat menghancurkan karir politik di tengah jalan.

Selanjutnya, yang akan banyak berseliweran di berbagai diskursus adalah janji-janji perubahan yang disampaikan oleh para tim sukses dengan nada berapi-api. Mereka akan kembali jual 'kecap' sebagaimana lima tahun lalu. Batas pendaftaran calon gubernur dan wakil gunerbur tinggal menghitung hari. Adu strategi, ketangkasan, serta kemampuan menarik simpati publik akan menjadi penentu kemenangan.

Selamat menikmati.

Mataram, 05 Januari 2017

Postingan populer dari blog ini

Masin Si Pedas Dari Timur Sumbawa

Indonesia di kenal sebagai negara dengan ragam kuliner yang melimpah. Hampir di setiap sudut negeri ini ada saja peganan masyarakat yang memikat lidah. Ada dodol di Garut, Rendang di Padang hingga Ayam Bakar Taliwang yang bisa anda jumpai di Lombok. Namun di balik tumpah ruah kuliner yang beraneka ragam, ada cerita tentang perjuangan masyarakat lokal dalam mematenkan kuliner dari daerahnya masing-masing. Hingga kuliner tersebut mampu menjadi branding daerah serta menarik minat wisatawan untuk berkunjung. Jika di tempat lain pelbagai kuliner terlihat berupa jejajan ataupun makanan khas daerah, di Sumbawa terdapat jenis kuliner yang tidak biasa. Namanya Masin, bentuknya serupa sambal dan terbuat dari udang-udang kecil. Masin adalah menu yang wajib hadir di setiap hidangan masyarakat lokal Sumbawa. Masin yang bentuknya serupa sambal ini memiliki citarasa pedas yang menantang lidah. Masin ini pertama kali di populerkan oleh masyarakat Kecamatan Empang, Kabupaten Sumbawa. Mereka beru...

Selapis Hikmah di Balik Konflik Etnis di Sumbawa

Konflik Sumbawa 2013 Setiap daerah tak hanya menyimpan kisah tentang kemajuan dan kemunduran, tapi juga menjadi rahim dari begitu banyak kisah yang dibuat oleh manusia-manusia yang berjejalan di dalamnya. Melalui kisah itu, kita bisa bercermin dan menemukan banyak pesan dan hikmah yang selalu bisa diserap untuk kehidupan mendatang. Sumbawa adalah titik balik dalam kehidupan saya. Beberapa tahun silam, saya selalu menjalani hidup dengan memakai sudut pandang sebagai korban. Suku Samawa yang mendiami Kabupaten Sumbawa adalah etnis yang begitu toleran. Mereka berbaur dengan banyak etnis lain secara terbuka dan penuh toleransi. Mbojo, Sasak, Bugis hingga Jawa. Tapi belakangan, tiba-tiba suku Bali datang mengganggu. Suku Samawa selalu dizalimi. Jadi wajar saja jika kami melawan balik untuk mempertahankan diri. Wajar saja kalau kami membalas. Saya selalu yakin bahwa setiap saat suku Samawa diusik dan diganggu, maka ketika ada kesempatan mereka harus mengusik balik, membalas. Say...

IKPPM dan Bagaimana Peranan Pemuda Dalam Masyarakat

IKPPM ( Ikatan Keluarga Pemuda Pelajar dan Mahasiswa ) merupakan organisasi paguyuban dari tiap-tiap kecamatan sekabupaten sumbawa dibawah naungan FKPPMS ( Forum Komunikasi Pemuda Pelajar dan Mahasiswa Samawa-mataram ) IKPPM merupakan sayap yang sempurna dalam hal mengembangkan potensi diri mahasiswa mengingat elemen masyarakat yang satu ini bebas dari kepentingan apapun. Tidak jarang juga jebolan-jebolan dari ikppm dapat berkiprah dengan baik di FKPPMS dan mampu bersaing ditingkat regional maupun nasional. Mengingat pentingnya peranan pemuda dalam kehidupan bermasyarkat ikppm merupakan refresentatif masyarakat dan diharapkan mampu secara terus-menerus melahirkan generasi-generasi yang nantinya akan menjadi pilar-pilar tangguh yang akan terus membangun dan ikut berpartisipasi dalam hal pembangunan daerah. IKPPM adalah organisasi struktural yang mewakili setiap kecamatan sekabupaten sumbawa, secara formal ataupun non formal setiap mahasiswa akan tergabung dalam organisasi ini sesu...