Langsung ke konten utama

Menelusuri Jejak Wisatawan di Gili Trawangan

Gili Trawangan

Lombok memang pantas menyandang predikat sebagai salah satu destinasi wisata terbaik di dunia. Pulau yang dinobatkan sebagai Top 10 Traveller’s Choice Destinations in Asia versi Trip Advisor pada Maret lalu ini, kian ramai menjelang pergantian tahun. Hal ini terbukti dengan semakin banyaknya kunjungan wisatawan yang menyasar berbagai objek wisata di Lombok.

Letusan Gunung Agung Bali yang sempat menghebohkan publik beberapa waktu lalu, nyatanya tak begitu berdampak pada perkembangan pariwisata Lombok. Di gili yang kami kunjungi, aktivitas wisatawan nampak biasa-biasa saja. Tak ada yang berubah. Semua berjalan layaknya tak pernah terjadi apa-apa.

***

Matahari baru saja sepenggal di atas kepala saat cahaya lembutnya membelai-belai lautan. Pantulannya menembus lautan biru yang serupa kaca hingga ke dasar. Para wisatawan yang hendak berkunjung, nampak berbaris rapi di pelabuhan sembari menunggu kapal angkutan.

Kami menaiki perahu kecil yang meluncur menuju Gili Trawangan. Dari Kota Mataram, kami menuju pelabuhan Bangsal di Kabupaten Lombok Utara. Dari sini, kami hanya butuh waktu sekitar 15 menit untuk sampai di pulau yang disebut-sebut sebagai kepingan surga yang jatuh ke bumi itu.

Gili Trawangan

Gili Trawangan

Gili Trawangan

Mereka yang baru pertama kali mengunjungi Lombok, tentu akan takjub dengan pulau seindah Trawangan. Pulau ini telah menjadi magnet wisata dunia jauh sebelum Kawasan Ekonomi Khusus Mandalika diresmikan.

Sebagai destinasi liburan, Gili Trawangan telah dilengkapi dengan berbagai fasilitas penunjang seperti villa, cafe, pusat belanja, ATM, spa, sunset view, snorkling, sepeda, hingga cidomo atau andong yang disediakan khusus demi mengantar pengunjung untuk berkeliling.

Di pulau ini, adat istiadat masih dipegang teguh oleh penduduk setempat. Salah satunya Awik-awik, yakni sebuah larangan kepada setiap pengunjung untuk menggunakan kendaraan bermotor. Jika hendak mengelilingi pulau, wisatawan bisa memanfaatkan jasa penyewaan sepeda atau cidomo dengan tarif ysng tergolong murah.

Gili Trawangan ibarat gadis cantik yang tak henti memancarkan pesona. Di tengah banyaknya pilihan objek wisata Lombok, Trawangan tak pernah kehilangan momentum. Tempat ini selalu ramai pengunjung terutama menjelang penghujung tahun. Trawangan tak kehilangan daya pikat meski keberadaannya juga dikelilingi pulau-pulau nan cantik seperti Gili Meno dan Gili Air.

Saya beruntung sebab tinggal di pulau dengan segudang objek wisata. Jika dihitung jumlahnya, maka tak bisa mengunjungi semua objek wisata itu seharian penuh.

Lombok punya Sembalun sebagai destinasi bulan madu halal terbaik 2016, Rinjani sebagai geopark internasional, memiliki sederet wisata air terjun, hingga puluhan pantai nan eksotis dengan hamparan pasir sehalus tepung.

Gili Trawangan

Gili Trawangan

Gili Trawangan

Saya mengunjungi Trawangan bersama sahabat Generasi Pesona Indonesia Lombok Sumbuwa (Genpi LS). Kami hendak melakukan survey angka kunjungan wisatawan paska letusan Gunung Agung beberapa waktu lalu, serta mengorek informasi sebanyak-banyaknya dari para pegiat wisata prihal bencana itu.

Yang kami temukan adalah, para wisatawan justru tetap antusias berdatangan. Seorang turis asal Amerika bahkan mengatakan bahwa letusan gunung agung tak lantas mengurungkan niatnya untuk berkunjung. Demikian pula ungkap para wisnus asal Bekasi. Mereka mengaku tetap memilih Trawangan sebagai tujuan utama meski sempat was-was dengan dampak erupsi Gunung Agung.

Selain dengan para wisatawan, kami juga sempat berbincang dengan Pak Mada, seorang menejer dari salah satu villa di Trawangan. Pria asal Bali itu menyayangkan sejumlah pemberitaan miring di media sosial tentang aktivitas pariwisata Lombok paska letusan.

“Banyak pemberitaan bahwa Lombok masih sangat berbahaya untuk dikunjungi paska letusan Gunung Agung. Padahal, tak ada yang berubah. Aktivitas pariwisata berjalan normal seperti biasanya. Katakutan saya, pemberitaan seperti ini bisa berdampak pada lesunya angka kunjungan wisatawan di kemudian hari." Tukasnya.

Bagi saya, berkunjung ke lokasi wisata bukan sekadar melihat obyek, memotret lalu bergegas pulang. Saya menyenangi pertempaun-pertemuan dengan manusia-manusia di lokasi wisata, meresapi berbagai kisah, serta sisi lain dari hiruk pikuk perkembangan industri ini.

Yang tersaji di Trawangan adalah pemandangan pulau yang ramai penghuni. Di sini, saya melihat rupa-rupa aktivitas wisatawan. Ada yang tengah berjemur di bibir pantai, ada yang menenteng peralatan snorkling, ada pula yang asik bersepeda mengelilingi pulau. Semuanya berpadu dalam kesejukan, kenyamanan, serta keindahan Gili Trawangan yang melagenda.

Dalam suasana batin yang takjub, hati kecil saya berbisik, kamu kapan kesini?

Mataram, 08 Desember 2017

Komentar

  1. Ada juga wisatawan dari Bekasi, hebat. terus saya kapan ya bisa ke sana. Pantainya bersih, airnya juga menawan.

    BalasHapus
  2. lihat fotonya sudah bahagia he...he..bagus dan indah

    BalasHapus
  3. Gili Trawangan pada sepuluh tahun terakhir memang jadi destinasi wisata pilihan turis bule seperti saya ini, udah tiga tahun nggak ke sonoh

    BalasHapus
  4. Wah destinasi wajib nih kalau ke Bali, belum pernah ke sana sih sebelumnya.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Masin Si Pedas Dari Timur Sumbawa

Indonesia di kenal sebagai negara dengan ragam kuliner yang melimpah. Hampir di setiap sudut negeri ini ada saja peganan masyarakat yang memikat lidah. Ada dodol di Garut, Rendang di Padang hingga Ayam Bakar Taliwang yang bisa anda jumpai di Lombok. Namun di balik tumpah ruah kuliner yang beraneka ragam, ada cerita tentang perjuangan masyarakat lokal dalam mematenkan kuliner dari daerahnya masing-masing. Hingga kuliner tersebut mampu menjadi branding daerah serta menarik minat wisatawan untuk berkunjung. Jika di tempat lain pelbagai kuliner terlihat berupa jejajan ataupun makanan khas daerah, di Sumbawa terdapat jenis kuliner yang tidak biasa. Namanya Masin, bentuknya serupa sambal dan terbuat dari udang-udang kecil. Masin adalah menu yang wajib hadir di setiap hidangan masyarakat lokal Sumbawa. Masin yang bentuknya serupa sambal ini memiliki citarasa pedas yang menantang lidah. Masin ini pertama kali di populerkan oleh masyarakat Kecamatan Empang, Kabupaten Sumbawa. Mereka beru...

IKPPM dan Bagaimana Peranan Pemuda Dalam Masyarakat

IKPPM ( Ikatan Keluarga Pemuda Pelajar dan Mahasiswa ) merupakan organisasi paguyuban dari tiap-tiap kecamatan sekabupaten sumbawa dibawah naungan FKPPMS ( Forum Komunikasi Pemuda Pelajar dan Mahasiswa Samawa-mataram ) IKPPM merupakan sayap yang sempurna dalam hal mengembangkan potensi diri mahasiswa mengingat elemen masyarakat yang satu ini bebas dari kepentingan apapun. Tidak jarang juga jebolan-jebolan dari ikppm dapat berkiprah dengan baik di FKPPMS dan mampu bersaing ditingkat regional maupun nasional. Mengingat pentingnya peranan pemuda dalam kehidupan bermasyarkat ikppm merupakan refresentatif masyarakat dan diharapkan mampu secara terus-menerus melahirkan generasi-generasi yang nantinya akan menjadi pilar-pilar tangguh yang akan terus membangun dan ikut berpartisipasi dalam hal pembangunan daerah. IKPPM adalah organisasi struktural yang mewakili setiap kecamatan sekabupaten sumbawa, secara formal ataupun non formal setiap mahasiswa akan tergabung dalam organisasi ini sesu...

Selapis Hikmah di Balik Konflik Etnis di Sumbawa

Konflik Sumbawa 2013 Setiap daerah tak hanya menyimpan kisah tentang kemajuan dan kemunduran, tapi juga menjadi rahim dari begitu banyak kisah yang dibuat oleh manusia-manusia yang berjejalan di dalamnya. Melalui kisah itu, kita bisa bercermin dan menemukan banyak pesan dan hikmah yang selalu bisa diserap untuk kehidupan mendatang. Sumbawa adalah titik balik dalam kehidupan saya. Beberapa tahun silam, saya selalu menjalani hidup dengan memakai sudut pandang sebagai korban. Suku Samawa yang mendiami Kabupaten Sumbawa adalah etnis yang begitu toleran. Mereka berbaur dengan banyak etnis lain secara terbuka dan penuh toleransi. Mbojo, Sasak, Bugis hingga Jawa. Tapi belakangan, tiba-tiba suku Bali datang mengganggu. Suku Samawa selalu dizalimi. Jadi wajar saja jika kami melawan balik untuk mempertahankan diri. Wajar saja kalau kami membalas. Saya selalu yakin bahwa setiap saat suku Samawa diusik dan diganggu, maka ketika ada kesempatan mereka harus mengusik balik, membalas. Say...