Langsung ke konten utama

Melawan Kelangkaan Pupuk

Penggunaan pupuk sakti pada tanaman jagung

Barusan telfonan sama bapak. Beliau ngeluh soal pupuk. Beliau tanya kenapa pupuk bisa langka di lapangan. Saya jawab sederhana seperti yang pernah saya tulis kemarin. 

"Kalau mau solusi yang paling gampang, bapak beralih saja ke pupuk organik. Toh juga tahun lalu kita pake itu, kita tetap bisa panen seperti biasa. Malah, hasilnya lebih memuaskan." 

Panjang lebar diskusi, bapak akhirnya setuju. Bapak lalu meminta dikirimi beberapa botol lagi pupuk organik untuk musim tanam kali ini. Ini salah satu opsi menghadapi kelangkaan pupuk. 

Sebenarnya, ada banyak opsi lain yang bisa dilakukan. Tapi saya pikir solusi ini lebih efektif. Minimal ada dua alasan mendasar. Pertama, harganya lebih murah. Kedua, hasilnya juga memuaskan. 

Ini hanya soal mindset dan keberanian. Kita sudah diwasiri tata cara bertani secara turun temurun. Banyak dari kita yang percaya bahwa pupuk kimia memang lebih baik dibandingkan pupuk organik. Sehingga jika terjadi kelangkaan pupuk, dunia seakan runtuh. 

Padahal ilmu pengetahuan mengajarkan kita untuk menghasilkan padi yang bagus, kita butuh banyak instrumen pendukung. Pupuk adalah satu dari sekian banyak instrumen pendukung itu. Saya ulang sekali lagi, hanya salah satu. 

Karena mindset yang sudah mengakar tadi, kita jadi takut untuk mencoba hal baru. Saat masih kecil dulu, saya ingat betul. Jika hendak memasuki musim tanam, almarhum kakek saya akan melakukan cara-cara konvensional demi menghasilkan benih padi sendiri. 

Dengan cara bertani seperti itu, keluarga kita hidup sampai sekarang. Seiring perjalanan waktu, barulah pemerintah hadir dalam bentuk bantuan benih meskipun dalam kemampuan yang terbatas. Sebelum-sebelumnya kita hasilkan sendiri kok. 

Nah, dengan logika yang sama, kita bisa mengantisipasi kelangkaan pupuk dengan cara pelan-pelan beralih ke penggunaan pupuk organik. Saya sudah coba. Tahun lalu saya gunakan pada tanaman padi dan jagung. Saya sengaja tidak mencampur penggunaannya dengan pupuk kimia agar hasilnya bisa di uji secara langsung. 

Alhamdulillah sukses dan memuaskan. Teman-teman yang mau beralih ke pupuk organik bisa pesan di saya. Kita juga punya tim untuk mendampingi petani dari memulai penggunaan hingga panen. 

Harganya murah. Hasilnya nanti buktikan saja sendiri.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Angling Dharma dan Imajinasi Masa Kecil

Angling Dharma dan Imajinasi Masa Kecil Di antara sekian banyak serial kolosal tanah air, favorit saya tetaplah Angling Dharma. Semasa masih SD dan SMP, saya tak pernah alpa menonton film ini. Saya sampi hapal nama-nama tokoh juga ajian pamungkasnya.  Semalam, saya menghabiskan waktu berjam jam untuk menyaksikan serial Angling Dharma di Youtube. Saya menonton ulang episode demi episode. Beberapa yang saya sukai adalah mulai dari Wasiat Naga Bergola hingga pertempuran melawan Sengkang Baplang.  Entah kenapa, meskipun sudah menonton berkali-kali, saya tak pernah bosan. Serial Angling Dharma punya cita rasa tersendiri bagi saya. Serial ini selalu mampu membangkitkan ingatan di masa kecil. Dulu, saya selalu menyembunyikan remot tv saat menyaksikan serial ini.  Salah satu adegan favorit saya adalah saat Angling Dharma beradu kesaktian dengan banyak pendekar yang memperebutkan Suliwa. Hanya dengan aji Dasendria yang mampu menirukan jurus lawan, ia membuat para musuhnya tak berkutik. Angling

Rahasia Sukses Timnas Maroko di Piala Dunia Qatar 2022

Timnas Maroko "Itulah bola, selalu ditentukan oleh nasib, sebagaimana Argentina vs Arab Saudi kemarin. Demikian pula yang terjadi pada Maroko malam tadi".  Kalimat di atas adalah contoh kalimat malas mikir. Tak mau menganalisa sesuatu secara objektif dan mendalam. Akhirnya tidak menemukan pembelajaran dan solusi apapun atas satu peristiwa.  Jangan mau jadi orang seperti itu. Berfikirlah secara rasional. Gunakanlah semua instrumen untuk menganalisa satu perkara. Perihal Maroko menang semalam itu bukan soal sepakbola itu ditentukan nasib, tapi soal kualitas pemain, strategi, mental tim, dan kerja keras.  Salah satu faktor kekalahan Argentina melawan Arab Saudi pada fase grup adalah efektivitas jebakan offside yang diterapkan Arab Saudi. Hal itu juga diiringi dengan efektivitas pemain Arab Saudi dalam mengkonversikan peluang menjadi gol.   Portugal menang 6-1 lawan Swiss bukan ujuk2 soal nasib baik, tetapi karena kolektifitas tim dan faktor yang disebutkan di atas tadi. Pelatih

Kesadaran Memiliki Anak

Gambar: google Lagi ramai soal " childfree " atau sebuah kondisi di mana seseorang atau pasangan memilih untuk tidak memiliki anak. Biasanya, penganut childfree ini beranggapan bahwa memiliki anak itu adalah sumber kerumitan. Benarkah?  Saya belum bisa menyimpulkan sebab sampai tulisan ini di buat, saya sendiri belum memiliki anak. Tapi, menarik untuk membahas tema ini. Saya senang dengan kampanye soal ribetnya memiliki anak, sekali lagi saya ulangi, jika kampanye itu bertujuan untuk membangun kesadaran bahwa tidak gampang memiliki, mengurusi, mendidik, dan membesarkan anak.  Maksudnya, jika kita ingin memiliki anak, sadari dulu konsekuensi bahwa memiliki anak itu tidak gampang. Para orang tua minimal dituntut untuk membesarkan anak ini secara layak. Tak perlu jauh-jauh, tengok saja di sekitar kita, tak jarang orang tua mengeksploitasi anak untuk kepentingan yang tidak wajar.  Contoh kasus: saya sering melihat ibu-ibu mengemis di lampu merah sambil menggendong anak. Di kota-k