![]() |
Dokpri |
Tadinya, saya hendak mencari tempat nongkrong di malam minggu. Sebagai penikmat kopi, saya selalu mencari kedai yang menyediakan ragam kopi lokal tiap kali berkunjung ke luar daerah.
Apalagi ini di NTT. Sebuah kawasan di Indonesia timur yang dikenal memiliki cita rasa kopi lokal yang nikmat. Saya pernah kenikmati kopi bajawa saat berkunjung ke Labuan Bajo. Saya juga pernah mencicipi kopi soe yang gerainya mulai menjamur di Jakarta.
Sayang, saya sendiri belum pernah ke Soe, sebuah dataran tinggi yang merupakan ibu kota dari Timor Tengah Selatan. Saya membayangkan betapa nikmat menyeruput segelas kopi khas NTT itu di tempat asalnya.
Tibalah saya di Kedia Kopi Timor. Tempatnya persis di samping Universitas Muhammadiyah Kupang. Saya bertemu bang Farhan Syuhada, sang pemilik kedai. "Kamu dari NTB ya?" demikian katanya saat mendengar aksen Sumbawa saya yang kental saat berbahasa Indonesia. "Iya pak, saya dari Sumbawa.
Panjang lebar kami berbicara, ia mengaku mengenal salah seorang senior saya di Sumbawa. Ia kemudian bercerita banyak hal. Kedai ini menyediakan ragam kopi lokal. Mulai dari bajawa, soe wine, arabika ende, arabika lelogama dan masih banyak lagi.
Saya memesan segelas arabika ende dengan sepiring roti bakar. Saya pikir ini adalah perpaduan nikmat sambil menunggu gerimis yang dari selepas magrib tadi belum juga reda. Kupang di malam minggu memang tidak seramai kota-kota lain di luar sana. Tapi setidaknya, saya masih punya tempat untuk sekedar melepas penat.
Di sudut sana, seorang gadis yang entah dari mana asalnya tengah duduk seorang diri memandangi laptop. Sesekali ia tersenyum. Barangkali ia tengah menonton sesuatu. Dugaan saya, ia adalah mahasiswi yang kosannya tidak jauh dari kedai ini.
Ia tak seperti kebanyakan gadis lain. Kulitnya tidak gelap, tidak juga putih. Wajahnya agak tirus, rambutnya hitam panjang, dengan lesung pipi yang menggemaskan. Ia perpaduan gadis timur yang sempurna.
Sambil menyeruput segelas kopi, saya memandanginya lama. Saya merasa ada yang meluap-luap dari dalam. Ah, sepertinya saya harus memberanikan diri.
Komentar
Posting Komentar