Langsung ke konten utama

Suatu Senja di Bajo

Senja di Labuan Bajo


Pemuda itu menghampiri saya sesaat usai memotret sunset di sebuah dermaga kecil di Bajo. Ia hendak menawarkan jasa kendaraan. Saya menolak halus sebab saya datang bersama rombongan.

"Sudah berapa lama anda jadi pemandu wisata?" Tanya saya. Ia kemudian bercerita. Pemuda itu telah lama bekerja sebagai pemandu wisata. Ia bahkan mengaku sudah melayani banyak tamu dari berbagai negara.


Kekuatan utama dari tempat ini adalah taman wisata pulau komodo yang mendunia. Setiap pengunjung yang datang akan ditawarkan paket perjalanan menuju beberapa titik destinasi yang terdiri dari pulau-pulau indah nan eksotik. 


Rencananya, saya juga akan berkeliling beberapa hari lagi setelah pekerjaan utama selesai. Alangkah rugi rasanya bila berkunjung ke tempat seindah ini tidak menyempatkan diri untuk sekadar berkeliling. 


Sejak Labuan Bajo ditetapkan sebagai kawasan wisata super premium, para pelaku wisata seperti ketiban durian runtuh. Bajo yang sebelumnya memang sudah dikenal sebagai destinasi favorit para wisatawan, kini semakin dipercantik.


Banyak proyek raksasa yang mulai dikerjakan. Terlebih Labuan Bajo juga tengah bersiap menjadi tuan rumah Asean Summit dan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G-20 yang akan digelar pada 2023 nanti.


Meski demikian, akhir-akhir ini ia nampak gelisah. Covid membuat Bajo terlihat sepi. Tak banyak wisatawan asing yang datang. Omsetnya menurun drastis. Ia mulai aktif mencari tamu demi menawarkan jasa. 


"Abang sendiri datang bersama siapa? Lagi bulan madu kah?" Katanya. "Nah justru itulah alasan saya ke tempat ini. Mana tau saya ketemu komodo jablay untuk dibawa pulang." Dia pun tertawa.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Angling Dharma dan Imajinasi Masa Kecil

Angling Dharma dan Imajinasi Masa Kecil Di antara sekian banyak serial kolosal tanah air, favorit saya tetaplah Angling Dharma. Semasa masih SD dan SMP, saya tak pernah alpa menonton film ini. Saya sampi hapal nama-nama tokoh juga ajian pamungkasnya.  Semalam, saya menghabiskan waktu berjam jam untuk menyaksikan serial Angling Dharma di Youtube. Saya menonton ulang episode demi episode. Beberapa yang saya sukai adalah mulai dari Wasiat Naga Bergola hingga pertempuran melawan Sengkang Baplang.  Entah kenapa, meskipun sudah menonton berkali-kali, saya tak pernah bosan. Serial Angling Dharma punya cita rasa tersendiri bagi saya. Serial ini selalu mampu membangkitkan ingatan di masa kecil. Dulu, saya selalu menyembunyikan remot tv saat menyaksikan serial ini.  Salah satu adegan favorit saya adalah saat Angling Dharma beradu kesaktian dengan banyak pendekar yang memperebutkan Suliwa. Hanya dengan aji Dasendria yang mampu menirukan jurus lawan, ia membuat para musuhnya tak berkutik. Angling

Rahasia Sukses Timnas Maroko di Piala Dunia Qatar 2022

Timnas Maroko "Itulah bola, selalu ditentukan oleh nasib, sebagaimana Argentina vs Arab Saudi kemarin. Demikian pula yang terjadi pada Maroko malam tadi".  Kalimat di atas adalah contoh kalimat malas mikir. Tak mau menganalisa sesuatu secara objektif dan mendalam. Akhirnya tidak menemukan pembelajaran dan solusi apapun atas satu peristiwa.  Jangan mau jadi orang seperti itu. Berfikirlah secara rasional. Gunakanlah semua instrumen untuk menganalisa satu perkara. Perihal Maroko menang semalam itu bukan soal sepakbola itu ditentukan nasib, tapi soal kualitas pemain, strategi, mental tim, dan kerja keras.  Salah satu faktor kekalahan Argentina melawan Arab Saudi pada fase grup adalah efektivitas jebakan offside yang diterapkan Arab Saudi. Hal itu juga diiringi dengan efektivitas pemain Arab Saudi dalam mengkonversikan peluang menjadi gol.   Portugal menang 6-1 lawan Swiss bukan ujuk2 soal nasib baik, tetapi karena kolektifitas tim dan faktor yang disebutkan di atas tadi. Pelatih

Kesadaran Memiliki Anak

Gambar: google Lagi ramai soal " childfree " atau sebuah kondisi di mana seseorang atau pasangan memilih untuk tidak memiliki anak. Biasanya, penganut childfree ini beranggapan bahwa memiliki anak itu adalah sumber kerumitan. Benarkah?  Saya belum bisa menyimpulkan sebab sampai tulisan ini di buat, saya sendiri belum memiliki anak. Tapi, menarik untuk membahas tema ini. Saya senang dengan kampanye soal ribetnya memiliki anak, sekali lagi saya ulangi, jika kampanye itu bertujuan untuk membangun kesadaran bahwa tidak gampang memiliki, mengurusi, mendidik, dan membesarkan anak.  Maksudnya, jika kita ingin memiliki anak, sadari dulu konsekuensi bahwa memiliki anak itu tidak gampang. Para orang tua minimal dituntut untuk membesarkan anak ini secara layak. Tak perlu jauh-jauh, tengok saja di sekitar kita, tak jarang orang tua mengeksploitasi anak untuk kepentingan yang tidak wajar.  Contoh kasus: saya sering melihat ibu-ibu mengemis di lampu merah sambil menggendong anak. Di kota-k