Langsung ke konten utama

Catatan untuk Program Zero Waste NTB

Gambar: alebank.pl

Pemprov NTB mencanangkan program NTB Zero Waste atau bebas sampah sejak pertengahan Desember 2018 lalu. Namun, gerakan ini di tingkat kabupaten/kota sepertinya masih minim.

Dalam nota keuangan Pemprov untuk tahun 2020, juga terdapat 4 program prioritas yang salah satunya mencakup program Zero Waste. Artinya pemerintah NTB cukup serius dalam menyingkapi masalah sampah.

Pertanyaannya, sejauh mana keseriusan ini ditanggapi oleh para pejabat pemerintah di daerah. Di kampung saya, jangankan diskusi soal Zero Waste, Tempat Pembuangan Akhir (TPA) saja tidak ada.

Padahal demi mewujudkan ini semua, keberadaan TPA sangatlah dibutuhkan. Zero Waste haruslah menjadi pembicaraan serius dari hulu sampai hilir. Butuh dukungan dari segenap kepala daerah.

Setahu saya, ada beberapa aset Pemda di Kecamatan Empang berupa tanah. Mengapa tak gunakan saja aset tersebut sebagai TPA. Atau, bisa dengan cara membuka lahan baru dengan izin gubernur.

Soal sampah, sebelum menyalahkan masyarakat tentang pentingnya menjaga lingkungan, sebaiknya pemerintah lebih dahulu memfasilitasi mereka dengan TPA atau sejenisnya.

Sumber: Postingan FB (25/08/19)

Postingan populer dari blog ini

Angling Dharma dan Imajinasi Masa Kecil

Angling Dharma dan Imajinasi Masa Kecil Di antara sekian banyak serial kolosal tanah air, favorit saya tetaplah Angling Dharma. Semasa masih SD dan SMP, saya tak pernah alpa menonton film ini. Saya sampi hapal nama-nama tokoh juga ajian pamungkasnya.  Semalam, saya menghabiskan waktu berjam jam untuk menyaksikan serial Angling Dharma di Youtube. Saya menonton ulang episode demi episode. Beberapa yang saya sukai adalah mulai dari Wasiat Naga Bergola hingga pertempuran melawan Sengkang Baplang.  Entah kenapa, meskipun sudah menonton berkali-kali, saya tak pernah bosan. Serial Angling Dharma punya cita rasa tersendiri bagi saya. Serial ini selalu mampu membangkitkan ingatan di masa kecil. Dulu, saya selalu menyembunyikan remot tv saat menyaksikan serial ini.  Salah satu adegan favorit saya adalah saat Angling Dharma beradu kesaktian dengan banyak pendekar yang memperebutkan Suliwa. Hanya dengan aji Dasendria yang mampu menirukan jurus lawan, ia membuat para musuhnya tak berkutik. Angling

Belajar Menyerap Hikmah Dari Kasus Ahok

Pernyataan Ahok Kunjungan Ahok ke kepulauan Seribu dan kampanye terselubungnya akhirnya menghasilkan kecaman dari publik karena blunder pernyataan yang dia lakukan. Ahok dalam pernyataannya menyatakan : Kalau Bapak ibu ga bisa pilih saya, karena dibohongin dengan surat Al Maidah 51, macem macem itu. Kalo bapak ibu merasa ga milih neh karena saya takut neraka, dibodohin gitu ya gapapa. Pernyataan Ahok (Gubernur DKI) di Kepulauan Seribu tentang Surat Al-Maidah 51 mendapat respon yang keras dari Umat Islam baik di Jakarta maupun di belahan Nusantara ini. Bagaimana tidak, Dalam kutipan pernyataannya tersebut yang menjadi viral di Medsos Ahok menggunakan kata "dibohongin" dengan Al-Maidah 51. Pernyataan yang terus bergulir mengundang reaksi yang berujung saling lapor ke Kepolisian, bahkan dikhawatirkan mengganggu stabilitas kehidupan berbangsa dan bernegara. Kubu Umat Islam melaporkan Ahok atas dugaan penistaan agama dan kubu Ahok atau disebut "Kotak Adja" mel

Saidi, Kisah Calabai Suci di Tanah Bugis

Buku Calabai Karya Pepi Al-Bayqunie Setiap orang tua selalu mengidamkan sosok anak yang mampu menjadi kebanggaan bagi semua orang. Mereka tak henti-hentinya berdoa seraya berharap agar kelak, si anak tumbuh serupa pepohonan rindang yang menyejukkan banyak orang. Namun, apa jadinya jika ternyata ditengah perjalanan hidup, semua espektasi orang tua berbanding terbalik? Anak yang dibanggakan itu, bukanlah sosok yang mereka idamkan. Bahkan, sang buah hati berpotensi mendatangkan aib bagi keluarganya. *** Tuntas sudah saya membaca buku berjudul Calabai, karya Pepi Al-Bayqunie, terbitan Javanica tahun 2016 lalu. Buku yang terinspirasi dari perjalanan hidup seorang bissu di Sulawesi itu sungguh membuat saya larut dalam hegemoni haru yang berkepanjangan. Buku setebal 385 halamain ini mengantarkan saya pada sisik melik kehidupan para bissu, ahli waris adat dan tradisi luhur suku Bugis yang dipercaya menjadi penghubung antara alam manusia dan alam dewata. Beberapa tahun silam, s