Langsung ke konten utama

PRAMBANAN dan PEMBELAJARAN

Candi Prambanan

Bangunan yang berdiri kokoh di belakang saya itu adalah Candi Prambanan. Di bangun pada abad ke-9 Masehi di masa dinasti Sanjaya. Ditetapkan sebagai salah satu situs warisan dunia oleh UNESCO sejak tahun 1991.

Candi Prambanan merupakan salah satu peninggalan bersejarah serta bukti kuat peradaban hindu di Jawa Tengah. Layaknya Candi Borobudur di Magelang, ada begitu banyak misteri serta beragam cerita yang masih tersimpan rapi di dalamnya. Salah satu yang paling populer adalah kisah asmara tentang Roro Jonggrang dan Bandung Bondowoso.

Dalam legenda, Bandung Bondowoso diminta oleh perempuan cantik Roro Jonggrang untuk membangun seribu candi dalam semalam. Ia menerima tantangan itu meski rasanya tidak masuk akal. Ia lalu menggerakkan semua bangsa jin untuk bekerja dalam waktu singkat.

Bandung Bondowoso nyaris berhasil. Candi Prambanan telah berdiri. Candi-candi utama juga sudah rampung. Sisanya hanya tinggal beberapa candi kecil. Namun, siasat licik Roro Jonggrang menggagalkan semua upayanya yang sudah hampir mencapai finish.

Semua orang tahu kisah fenomenal ini. Di Jogja, kisah Bandung Bondowoso dan Roro Jonggrang bahkan diadopsi ke dalam seni drama. Saya melihat baliho besar yang bertuliskan tentang promosi pementasannya saat berkunjung kesana beberapa waktu lalu.

Yang menarik perhatian, hampir semua orang menempatkan sosok Bandung Bondowoso sebagai tokoh antagonis. Padahal jika melihat dari sudut pandang lain, anggapan itu bisa saja berbeda.

Pada dasarnya, Bandung Bondowoso adalah orang yang mau mengambil resiko. Ia berani menjajal tantangan. Ia tahu kalau ia sanggup menyelesaikannya. Kisah kerjasama dengan jin hanyalah simbol dari penggunaan ilmu pengetahuan untuk melakukan sesuatu.

Bandung Bondowoso punya kemampuan untuk mengerjakan banyak hal sekaligus. Saya membayangkan bagaimana Ia mengkoordinir para jin, mengatur logistik, menyediakan material, hingga mengatur kerja para divisi dalam membangun candi. Ia adalah kepala proyek yang mengakomodir semua bawahannya.

Yang dilakukan Bandung Bondowoso adalah apa yang dilakukan oleh banyak generasi sekarang. Don Tapscott dalam buku Grown Up Digital mencatat ciri-ciri generasi modern yang kerap kali mengerjakan banyak hal secara bersamaan. Mereka memang sering tidak fokus, tapi saat diberi tantangan, mereka akan mengerjakannya dengan baik.

Saya membayangkan, betapa saat ini begitu banyak diantara kita yang tak suka tantangan. Kita ingin menjalani hidup yang serba nyaman, serba ada, dan serba baik-baik saja. Kita tak siap menjadi Bandung Bondowoso yang mau berpayah-payah mengambil resiko. Malah kebanyakan kita lebih mirip Roro Jonggrang, yang tak siap melihat kerja keras orang lain akan segera berbuah manis.

Mataram, 12 Januari 2020

Postingan populer dari blog ini

Angling Dharma dan Imajinasi Masa Kecil

Angling Dharma dan Imajinasi Masa Kecil Di antara sekian banyak serial kolosal tanah air, favorit saya tetaplah Angling Dharma. Semasa masih SD dan SMP, saya tak pernah alpa menonton film ini. Saya sampi hapal nama-nama tokoh juga ajian pamungkasnya.  Semalam, saya menghabiskan waktu berjam jam untuk menyaksikan serial Angling Dharma di Youtube. Saya menonton ulang episode demi episode. Beberapa yang saya sukai adalah mulai dari Wasiat Naga Bergola hingga pertempuran melawan Sengkang Baplang.  Entah kenapa, meskipun sudah menonton berkali-kali, saya tak pernah bosan. Serial Angling Dharma punya cita rasa tersendiri bagi saya. Serial ini selalu mampu membangkitkan ingatan di masa kecil. Dulu, saya selalu menyembunyikan remot tv saat menyaksikan serial ini.  Salah satu adegan favorit saya adalah saat Angling Dharma beradu kesaktian dengan banyak pendekar yang memperebutkan Suliwa. Hanya dengan aji Dasendria yang mampu menirukan jurus lawan, ia membuat para musuhnya tak berkutik. Angling

Rahasia Sukses Timnas Maroko di Piala Dunia Qatar 2022

Timnas Maroko "Itulah bola, selalu ditentukan oleh nasib, sebagaimana Argentina vs Arab Saudi kemarin. Demikian pula yang terjadi pada Maroko malam tadi".  Kalimat di atas adalah contoh kalimat malas mikir. Tak mau menganalisa sesuatu secara objektif dan mendalam. Akhirnya tidak menemukan pembelajaran dan solusi apapun atas satu peristiwa.  Jangan mau jadi orang seperti itu. Berfikirlah secara rasional. Gunakanlah semua instrumen untuk menganalisa satu perkara. Perihal Maroko menang semalam itu bukan soal sepakbola itu ditentukan nasib, tapi soal kualitas pemain, strategi, mental tim, dan kerja keras.  Salah satu faktor kekalahan Argentina melawan Arab Saudi pada fase grup adalah efektivitas jebakan offside yang diterapkan Arab Saudi. Hal itu juga diiringi dengan efektivitas pemain Arab Saudi dalam mengkonversikan peluang menjadi gol.   Portugal menang 6-1 lawan Swiss bukan ujuk2 soal nasib baik, tetapi karena kolektifitas tim dan faktor yang disebutkan di atas tadi. Pelatih

Kesadaran Memiliki Anak

Gambar: google Lagi ramai soal " childfree " atau sebuah kondisi di mana seseorang atau pasangan memilih untuk tidak memiliki anak. Biasanya, penganut childfree ini beranggapan bahwa memiliki anak itu adalah sumber kerumitan. Benarkah?  Saya belum bisa menyimpulkan sebab sampai tulisan ini di buat, saya sendiri belum memiliki anak. Tapi, menarik untuk membahas tema ini. Saya senang dengan kampanye soal ribetnya memiliki anak, sekali lagi saya ulangi, jika kampanye itu bertujuan untuk membangun kesadaran bahwa tidak gampang memiliki, mengurusi, mendidik, dan membesarkan anak.  Maksudnya, jika kita ingin memiliki anak, sadari dulu konsekuensi bahwa memiliki anak itu tidak gampang. Para orang tua minimal dituntut untuk membesarkan anak ini secara layak. Tak perlu jauh-jauh, tengok saja di sekitar kita, tak jarang orang tua mengeksploitasi anak untuk kepentingan yang tidak wajar.  Contoh kasus: saya sering melihat ibu-ibu mengemis di lampu merah sambil menggendong anak. Di kota-k