Langsung ke konten utama

Pilkada Sumbawa yang Dinamis

Sumber gambar: KPU.go.id

Semua tahu bahwa pemenangnya adalah yang memiliki tiga faktor, yakni gagasan, uang, dan juga lobi. Jika kebetulan calon punya kedekatan emosional dengan salah satu petinggi partai, itu hanyalah bonus yang bisa melicinkan tiap proses.

Pemegang rekomendasi adalah mereka yang menembus belantara Jakarta, menelusuri jalan-jalan tikus partai politik, berani memberikan garansi, lalu saling mengunci dengan segepok rupiah.

Jika disuruh memilih mana yang lebih menjadi prioritas, mungkin faktor uang dan lobi adalah kekuatan utama dibalik lahirnya setiap rekomendasi. Gagasan adalah faktor terakhir, yang dirasa perlu ada, namun tidak terlalu penting-penting amat.

Gagasan itu bisa dikemas ulang. Gagasan bisa didesain, dipermak, di-frame sedemikian rupa bahwa calon tertentu memang punya kualitas yang layak diperhitungkan. Titik ini bisa menjadi lahan garapan para konsultan politik dan tim kreatif yang selalu stay di belakang layar.

Orang-orang tengah bicara soal Pilkada Sumbawa. Gemanya terasa hingga kemana-mana. Mereka berdebat tentang siapa yang paling layak mendapat rekomendasi partai. Mereka berdebat tentang siapa yang paling pantas mendapatkan surat sakti itu.

Manuver tokoh di tingkat elit parpol membuat pilkada Sumbawa kali ini demikian menyedot perhatian. Koalisi yang hendak dibangun partai-partai besar secara bersamaan berimbas pada konstalasi politik di satu daerah sebab saling terkait.

Adu taktik, adu strategi, serta adu pengalaman tengah dipertontonkan para politisi kita. Semua sedang mengikuti proses panjang, sedikit berdarah-darah, serta aksi saling sikut demi selembar rekomendasi. Penonton siap dengan yel-yel di sudut tribun. Sembari menunggu keputusan resmi.

Tadinya saya agak malas untuk tahu banyak hal. Namun keseringan ngopi dengan teman-teman Sumbawa, juga banyak membaca status para pengamat politik di medsos, membuat saya ikut mengikuti perkembangan dan diskusi alot prosesnya.

Saya tak mau menulis panjang lebar sebelum semua calon resmi maju ke arena tempur. Saya tak mau sok tahu. Namun satu hal yang pasti bahwa politik di Sumbawa hari ini menjadi kian dinamis sebagaimana politik yang digambarkan Harold Lasswell yakni siapa mendapat apa, kapan, dan bagaimana.

Tak perlu bersusah payah menganalisis. Tak perlu pula menggunakan banyak teori politik untuk menentukan pemenangnya. Pemilik rekomendasi itu tak akan keluar dari tiga faktor yang sudah disebutkan di atas. Yupz, pemenangnya adalah mereka yang memiliki daya tahan serta resource lebih dibanding yang lain.

Selamat menyimak..!!

Mataram, 08 Januari 2020

Postingan populer dari blog ini

Angling Dharma dan Imajinasi Masa Kecil

Angling Dharma dan Imajinasi Masa Kecil Di antara sekian banyak serial kolosal tanah air, favorit saya tetaplah Angling Dharma. Semasa masih SD dan SMP, saya tak pernah alpa menonton film ini. Saya sampi hapal nama-nama tokoh juga ajian pamungkasnya.  Semalam, saya menghabiskan waktu berjam jam untuk menyaksikan serial Angling Dharma di Youtube. Saya menonton ulang episode demi episode. Beberapa yang saya sukai adalah mulai dari Wasiat Naga Bergola hingga pertempuran melawan Sengkang Baplang.  Entah kenapa, meskipun sudah menonton berkali-kali, saya tak pernah bosan. Serial Angling Dharma punya cita rasa tersendiri bagi saya. Serial ini selalu mampu membangkitkan ingatan di masa kecil. Dulu, saya selalu menyembunyikan remot tv saat menyaksikan serial ini.  Salah satu adegan favorit saya adalah saat Angling Dharma beradu kesaktian dengan banyak pendekar yang memperebutkan Suliwa. Hanya dengan aji Dasendria yang mampu menirukan jurus lawan, ia membuat para musuhnya tak berkutik. Angling

Rahasia Sukses Timnas Maroko di Piala Dunia Qatar 2022

Timnas Maroko "Itulah bola, selalu ditentukan oleh nasib, sebagaimana Argentina vs Arab Saudi kemarin. Demikian pula yang terjadi pada Maroko malam tadi".  Kalimat di atas adalah contoh kalimat malas mikir. Tak mau menganalisa sesuatu secara objektif dan mendalam. Akhirnya tidak menemukan pembelajaran dan solusi apapun atas satu peristiwa.  Jangan mau jadi orang seperti itu. Berfikirlah secara rasional. Gunakanlah semua instrumen untuk menganalisa satu perkara. Perihal Maroko menang semalam itu bukan soal sepakbola itu ditentukan nasib, tapi soal kualitas pemain, strategi, mental tim, dan kerja keras.  Salah satu faktor kekalahan Argentina melawan Arab Saudi pada fase grup adalah efektivitas jebakan offside yang diterapkan Arab Saudi. Hal itu juga diiringi dengan efektivitas pemain Arab Saudi dalam mengkonversikan peluang menjadi gol.   Portugal menang 6-1 lawan Swiss bukan ujuk2 soal nasib baik, tetapi karena kolektifitas tim dan faktor yang disebutkan di atas tadi. Pelatih

Kesadaran Memiliki Anak

Gambar: google Lagi ramai soal " childfree " atau sebuah kondisi di mana seseorang atau pasangan memilih untuk tidak memiliki anak. Biasanya, penganut childfree ini beranggapan bahwa memiliki anak itu adalah sumber kerumitan. Benarkah?  Saya belum bisa menyimpulkan sebab sampai tulisan ini di buat, saya sendiri belum memiliki anak. Tapi, menarik untuk membahas tema ini. Saya senang dengan kampanye soal ribetnya memiliki anak, sekali lagi saya ulangi, jika kampanye itu bertujuan untuk membangun kesadaran bahwa tidak gampang memiliki, mengurusi, mendidik, dan membesarkan anak.  Maksudnya, jika kita ingin memiliki anak, sadari dulu konsekuensi bahwa memiliki anak itu tidak gampang. Para orang tua minimal dituntut untuk membesarkan anak ini secara layak. Tak perlu jauh-jauh, tengok saja di sekitar kita, tak jarang orang tua mengeksploitasi anak untuk kepentingan yang tidak wajar.  Contoh kasus: saya sering melihat ibu-ibu mengemis di lampu merah sambil menggendong anak. Di kota-k