Langsung ke konten utama

Selamat Datang di Jakarta

Dari apartemen

Dalam waktu yang cukup lama, saya akan menetap di Jakarta. Rencananya, saya akan bekerja sebagai staf di salah satu lembaga pemerintahan di kota ini. Di kampung halaman, saya sering sekali mendengar kisah-kisah tentang Jakarta dari tetangga dan sahabat yang pernah merantau di Jakarta. Ada yang memberi kesan pesimis, ada pula yang membawa pesan optimis.

Bagi saya, Jakarta adalah belantara luas dimana ribuan manusia berseliweran setiap harinya. Ribuan manusia itu bersaing demi memperebutkan sumber daya yang jumlahnya terbatas. Begitu banyak orang dari berbagai penjuru membanjiri kota ini untuk mengadu nasib. Hampir tak ada ruang kosong di Jakarta tanpa aktivitas manusia.

Disini, orang-orang berkompetisi demi menyambung hidup. Setiap jam 6 pagi, saya sudah melihat orang-orang berdesakan di jalan menuju tempat kerjanya masing-masing. Lalu jalanan akan macet sekitar pukul 5 sore hingga pukul 7 malam di waktu pulang. Jakarta mengajarkan kita untuk tidur lebih lama, dan bangun lebih pagi.

Saya harus terbiasa dengan orang-orang disini yang terkesan acuh tak acuh. Semua seakan tak saling menghiraukan. Saya pun harus terbiasa melihat orang-orang berpenampilan tak lazim dengan adat ketimuran. Jakarta mengajarkan saya untuk tidak terlalu peduli pada orang lain.

Saya baru seminggu di Jakarta. Tapi sudah banyak pelajaran yang saya dapatkan. Disini, saya melihat banyak hal yang tak semua diberitakan televisi. Jakarta mengajarkan saya untuk lebih banyak mensyukuri hidup. Membaca Indonesia dari Jakarta adalah membaca Indonesia dari kacamata realitas.

Di Jakarta, saya tinggal di apartemen sekitaran komplek Sudirman. Tingginya 46 lantai. Saya tinggal di lantai 17. Apartemen ini dilengkapi banyak fasilitas yang bisa diakses secara gratis oleh para penghuni seperti tempat fitness dan kolam renang.

Di lantai dasar, ada juga kantin dan cafe sebagai tempat diskusi. Saya paling sering nongkrong disitu. Di akhir pekan, saya biasa ikut berenang bersama penghuni-penghuni lain di kolam. Demikianlah hari-hari saya di apartemen ini.

Yah..selamat datang di Jakarta. Kota yang setiap sudutnya menyimpan begitu banyak cerita. Kota yang dihiasi gedung-gedung tinggi pencakar langit. Kota yang menjadi saksi sejarah republik. Kota yang selalu menantang untuk ditaklukkan.

Jakarta, 06 Oktober 2019

Postingan populer dari blog ini

Masin Si Pedas Dari Timur Sumbawa

Indonesia di kenal sebagai negara dengan ragam kuliner yang melimpah. Hampir di setiap sudut negeri ini ada saja peganan masyarakat yang memikat lidah. Ada dodol di Garut, Rendang di Padang hingga Ayam Bakar Taliwang yang bisa anda jumpai di Lombok. Namun di balik tumpah ruah kuliner yang beraneka ragam, ada cerita tentang perjuangan masyarakat lokal dalam mematenkan kuliner dari daerahnya masing-masing. Hingga kuliner tersebut mampu menjadi branding daerah serta menarik minat wisatawan untuk berkunjung. Jika di tempat lain pelbagai kuliner terlihat berupa jejajan ataupun makanan khas daerah, di Sumbawa terdapat jenis kuliner yang tidak biasa. Namanya Masin, bentuknya serupa sambal dan terbuat dari udang-udang kecil. Masin adalah menu yang wajib hadir di setiap hidangan masyarakat lokal Sumbawa. Masin yang bentuknya serupa sambal ini memiliki citarasa pedas yang menantang lidah. Masin ini pertama kali di populerkan oleh masyarakat Kecamatan Empang, Kabupaten Sumbawa. Mereka beru...

Selapis Hikmah di Balik Konflik Etnis di Sumbawa

Konflik Sumbawa 2013 Setiap daerah tak hanya menyimpan kisah tentang kemajuan dan kemunduran, tapi juga menjadi rahim dari begitu banyak kisah yang dibuat oleh manusia-manusia yang berjejalan di dalamnya. Melalui kisah itu, kita bisa bercermin dan menemukan banyak pesan dan hikmah yang selalu bisa diserap untuk kehidupan mendatang. Sumbawa adalah titik balik dalam kehidupan saya. Beberapa tahun silam, saya selalu menjalani hidup dengan memakai sudut pandang sebagai korban. Suku Samawa yang mendiami Kabupaten Sumbawa adalah etnis yang begitu toleran. Mereka berbaur dengan banyak etnis lain secara terbuka dan penuh toleransi. Mbojo, Sasak, Bugis hingga Jawa. Tapi belakangan, tiba-tiba suku Bali datang mengganggu. Suku Samawa selalu dizalimi. Jadi wajar saja jika kami melawan balik untuk mempertahankan diri. Wajar saja kalau kami membalas. Saya selalu yakin bahwa setiap saat suku Samawa diusik dan diganggu, maka ketika ada kesempatan mereka harus mengusik balik, membalas. Say...

IKPPM dan Bagaimana Peranan Pemuda Dalam Masyarakat

IKPPM ( Ikatan Keluarga Pemuda Pelajar dan Mahasiswa ) merupakan organisasi paguyuban dari tiap-tiap kecamatan sekabupaten sumbawa dibawah naungan FKPPMS ( Forum Komunikasi Pemuda Pelajar dan Mahasiswa Samawa-mataram ) IKPPM merupakan sayap yang sempurna dalam hal mengembangkan potensi diri mahasiswa mengingat elemen masyarakat yang satu ini bebas dari kepentingan apapun. Tidak jarang juga jebolan-jebolan dari ikppm dapat berkiprah dengan baik di FKPPMS dan mampu bersaing ditingkat regional maupun nasional. Mengingat pentingnya peranan pemuda dalam kehidupan bermasyarkat ikppm merupakan refresentatif masyarakat dan diharapkan mampu secara terus-menerus melahirkan generasi-generasi yang nantinya akan menjadi pilar-pilar tangguh yang akan terus membangun dan ikut berpartisipasi dalam hal pembangunan daerah. IKPPM adalah organisasi struktural yang mewakili setiap kecamatan sekabupaten sumbawa, secara formal ataupun non formal setiap mahasiswa akan tergabung dalam organisasi ini sesu...