Langsung ke konten utama

Pemilu DPR-RI Dapil NTB I Wilayah Pulau Sumbawa, Catatan dan Tantangan

Penjelasan Pemilu 2019 (Photo by: KPU RI)

Menjelang pemilihan umum (Pemilu) 17 April 2019, banyak lembaga survei profesional yang turut andil dalam meramaikan konstelasi politik. Hal ini bertujuan untuk melihat sejauh mana kekuatan partai politik dalam pesta demokrasi lima tahunan nanti. Meskipun tak sepenuhnya bisa menjadi tolak ukur, tapi dalam budaya demokrasi Indonesia, lembaga survei memang memiliki peran yang strategis dalam menentukan persepsi publik.

Baru-baru ini, sebuah lembaga survey telah merilis hasil survei yang dilakukan selama rentang waktu 23-31 Januari 2019 dengan sample berasal dari 34 Provinsi di Indonesia. Survei yang dilakukan oleh Celebes Research Center (CRC) tersebut setidaknya telah menempatkan beberapa parpol yang berhasil menembus Parliamentary Treshold atau ambang batas 4 persen suara nasional.

Partai-partai tersebut adalah PDIP (24,5%), Gerindra (12,9%) Golkar (10,4%), PKB (7,5%), PKS (5,0%), dan Demokrat (4,6%). Sementara beberapa partai lain yang mengikuti dan masih berpeluang adalah PPP (2,8%), NasDem (2,8%), Perindo (2,3%), PAN (2,2%), Hanura (0,8%), PBB (0,6%), PSI (0,2%), Berkarya (0,1%), Garuda (0,1%) dan PKPI (0,0%). Di sisi lain, angka tidak akan ikut memilih sebanyak 1,5% dan angka Tidak tahu, tidak jawab dan rahasia sebanyak 21,7%.

Sumber data di atas: https://m.detik.com/news/berita/d-4421768/survei-celebes-research-pkb-pks-di-atas-pd-psi-hingga-berkarya-parnoko

DAPIL NTB I WILAYAH PULAU SUMBAWA

Berbicara DPR RI, seperti yang pernah saya tulis sebelumnya, ada beberapa perbedaan pemilu 2019 dengan pemilu-pemilu sebelumnya bagi masyarakat Pulau Sumbawa. Namun yang paling mendasar adalah telah ditetapkannya pemisahan Daerah Pemilihan (DAPIL) sesuai peraturan perundang-undangan.

Dapil NTB telah dibagi menjadi dua yakni: Dapil NTB I Wilayah Pulau Sumbawa dan Dapil NTB II Wilayah Pulau Lombok. Dari sisi jumlah kursi yang akan diperebutkan, Dapil Pulau Lombok tentu memiliki kuota lebih banyak dikarenakan angka jumlah penduduk yang lebih banyak pula. Dapil Pulau Lombok mendapat jatah 8 kursi, sementara Dapil Pulau Sumbawa hanya mendapat jatah sebanyak 3 kursi.

Karena berbeda sistem dan aturan dengan pemilihan umum DPR tingkat I (Provinsi) dan tingkat II (Kabupaten), Pemilihan Umum DPR RI punya tantangan tersendiri. Pertama, partai harus memastikan diri lolos 4 persen suara nasional atau setara dengan 7. 680.000 pemilih jika jumlah pemilih tetap mencapai 192 juta jiwa sebagaimana laporan CNN Indonesia beberapa waktu lalu.

Kedua, partai tak hanya memastikan diri untuk lolos Parliamentary Treshold sebanyak 4 persen, tetapi juga harus memiliki komposisi caleg yang baik dan merata, sebab nantinya diharapakan bisa sama-sama mendulang suara dalam pemilihan. Maksudnya, komposisi suara caleg mesti berimbang atau minimal tidak jauh lebih banyak atau jauh lebih sedikit dibanding caleg lain dalam satu partai.

Dapil NTB I Wilayah Pulau Sumbawa merupakan Dapil neraka. Sebab secara geografis, Pulau Sumbawa memiliki luas wilayah yang sangat luas, akan tetapi mendapat jatah kursi yang relatif sedikit. Hanya tiga kursi. Ini merupakan catatan dan tantangan tersendiri bagi tiap caleg sekaligus warning bagi masyarakat Pulau Sumbawa agar cerdas dalam menentukan pilihan.

Sumbawa, 10 Februari 2019

Postingan populer dari blog ini

Angling Dharma dan Imajinasi Masa Kecil

Angling Dharma dan Imajinasi Masa Kecil Di antara sekian banyak serial kolosal tanah air, favorit saya tetaplah Angling Dharma. Semasa masih SD dan SMP, saya tak pernah alpa menonton film ini. Saya sampi hapal nama-nama tokoh juga ajian pamungkasnya.  Semalam, saya menghabiskan waktu berjam jam untuk menyaksikan serial Angling Dharma di Youtube. Saya menonton ulang episode demi episode. Beberapa yang saya sukai adalah mulai dari Wasiat Naga Bergola hingga pertempuran melawan Sengkang Baplang.  Entah kenapa, meskipun sudah menonton berkali-kali, saya tak pernah bosan. Serial Angling Dharma punya cita rasa tersendiri bagi saya. Serial ini selalu mampu membangkitkan ingatan di masa kecil. Dulu, saya selalu menyembunyikan remot tv saat menyaksikan serial ini.  Salah satu adegan favorit saya adalah saat Angling Dharma beradu kesaktian dengan banyak pendekar yang memperebutkan Suliwa. Hanya dengan aji Dasendria yang mampu menirukan jurus lawan, ia membuat para musuhnya tak berkutik. Angling

Rahasia Sukses Timnas Maroko di Piala Dunia Qatar 2022

Timnas Maroko "Itulah bola, selalu ditentukan oleh nasib, sebagaimana Argentina vs Arab Saudi kemarin. Demikian pula yang terjadi pada Maroko malam tadi".  Kalimat di atas adalah contoh kalimat malas mikir. Tak mau menganalisa sesuatu secara objektif dan mendalam. Akhirnya tidak menemukan pembelajaran dan solusi apapun atas satu peristiwa.  Jangan mau jadi orang seperti itu. Berfikirlah secara rasional. Gunakanlah semua instrumen untuk menganalisa satu perkara. Perihal Maroko menang semalam itu bukan soal sepakbola itu ditentukan nasib, tapi soal kualitas pemain, strategi, mental tim, dan kerja keras.  Salah satu faktor kekalahan Argentina melawan Arab Saudi pada fase grup adalah efektivitas jebakan offside yang diterapkan Arab Saudi. Hal itu juga diiringi dengan efektivitas pemain Arab Saudi dalam mengkonversikan peluang menjadi gol.   Portugal menang 6-1 lawan Swiss bukan ujuk2 soal nasib baik, tetapi karena kolektifitas tim dan faktor yang disebutkan di atas tadi. Pelatih

Kesadaran Memiliki Anak

Gambar: google Lagi ramai soal " childfree " atau sebuah kondisi di mana seseorang atau pasangan memilih untuk tidak memiliki anak. Biasanya, penganut childfree ini beranggapan bahwa memiliki anak itu adalah sumber kerumitan. Benarkah?  Saya belum bisa menyimpulkan sebab sampai tulisan ini di buat, saya sendiri belum memiliki anak. Tapi, menarik untuk membahas tema ini. Saya senang dengan kampanye soal ribetnya memiliki anak, sekali lagi saya ulangi, jika kampanye itu bertujuan untuk membangun kesadaran bahwa tidak gampang memiliki, mengurusi, mendidik, dan membesarkan anak.  Maksudnya, jika kita ingin memiliki anak, sadari dulu konsekuensi bahwa memiliki anak itu tidak gampang. Para orang tua minimal dituntut untuk membesarkan anak ini secara layak. Tak perlu jauh-jauh, tengok saja di sekitar kita, tak jarang orang tua mengeksploitasi anak untuk kepentingan yang tidak wajar.  Contoh kasus: saya sering melihat ibu-ibu mengemis di lampu merah sambil menggendong anak. Di kota-k