BELUM BERAKHIR
Aku melihat buih-buih putih berarak
Pergi kemana angin menerpa
Mereka menyangka itu lautan mutiara
Aku mendengar panggilan langit
Hayyaalalfalah, manja mengelus kuping
Suaranya datang dari segala arah
Timur, selatan, barat, hingga utara
Batinku menganga lebar mendadak basah
Air mataku tumpah ruah mewakili saripati hatiku yang lebur
Ada apa ini, ini ada apa
Belum berakhir, berakhir belum
Aku memilih diam
Aku bertanya kepada hati dan pikiranku
Mereka belum meleleh. Masih tak setuju
Aku memilih diam
Aku mendekati penjual terompet yang tuli itu lalu bertanya lagi
Tapi lagi-lagi tidak. Katanya!
Ah, lebih baik aku memesan segelas kopi
Melarutkan hati dalam hembusan angin yang mendamaikan
Memohon agar tak ada ombak besar menitipkan kecemasan pagi ini.
01 Desember 2016. Di atas kapal kecil di tengah laut, dalam perjalanan Sumbawa-Mataram.
Dunia lebih mempesona daripada segera melaksanakan panggilan sang adzan.
BalasHapusTarik selimut atau minum kopi lagi.
adzan akan selalu berputar, saling berganti menggaung di bumi, tanpa henti, memuji kalam Ilahi :)
BalasHapus