Langsung ke konten utama

Belajar Menjadi Generasi Penulis


Belajar menjadi generasi penulis

Sumbawa dikenal dengan budaya tutur yang sudah mengakar. Inilah salah satu penyebab merosotnya indeks pembangunan manusia kita dari generasi ke generasi. Fakta sejarah sangat susah sekali didapatkan karena budaya menulis tidak nampak pada kehidupan masyarakat kita. Akhirnya terjadi penerkaan, pengaburan, anomali terhadap sejarah sampai saat ini.

Untungnya kita masih memiliki beberapa aset sejarah berupa bangunan, sehingga memungkinkan para peneliti untuk mengungkap sejarahnya dengan berbagai teknik penelitian. Tapi tentu keabsahan dari pengungkapan sejarah tersebut masih dipertanyakan. Lain halnya jika para pendahulu kita menuangkannya dalam bentuk tulisan-tulisan kuno. Layaknya tulisan yang ada pada sebuah makam tua di kecamatan Tarano Sumbawa. Sejarah dari makam tersebut sangat gampang ditelusuri karena para peneliti hanya menerjemahkan tulisan-tulisan disekitar makam.

Kita punya banyak aset yang bisa dibukukan, mulai dari Kesenian, Pariwisata atau banyak hal lain sehingga menjadi sebuah journal yang memiliki nilai faktual yang tinggi untuk generasi mendatang.

Dewasa ini ada begitu banyak media sosial yang memungkinkan kita untuk sekedar menulis. Facebook adalah salah satunya. Sebagai media sosial paling produktif di dunia, facebook sangat membantu kita dalam menghasilkan jeratan aksara. Sepanjang apapun tulisan yang kita buat bukan merupakan masalah bagi media yang satu ini, karena situs ini tidak membatasi jumlah karakter punulisan penggunanya.

Selain itu, kita juga bisa memulainya dari buku pribadi, diary, atau melalui beberapa media yang disediakan secara gratis seperti blogspot, wordpress dan sebagainya. Melakukan kesalahan pada tahap awal menulis juga tidak bisa menjadi alasan penguat untuk tidak menulis, karena ada quote yang mengatakan bahwa " Kita Bisa Karena Biasa " baru setelah itu manfaat menulis akan bisa dirasakan baik bagi diri sendiri, maupun orang lain.

Kemajuan teknologi telah memungkinkan kita melakukan segala hal. Mempermudah akses informasi antara dunia satu dengan dunia yang lain. Mulailah menulis apa yang kalian lihat, baik disekeliling kalian atau yang masih ada dalam imajinasi kalian. Ingat jangan takut menggunakan kekuatan nalar sendiri meskipun salah dalam memulai tulisan, karena itu akan memicu kita untuk tulisan yang lebih baik selanjutnya.

Selain merupakan instrumen perekam jejak sejarah yang sangat efektif, menulis juga mencegah kita dari kepikunan, bisa melahirkan ide-ide baru yang imajinatif sehingga berpotensi untuk menyelesaikan sebuah masalah yang terjadi ditengah - tengah masyarakat.

Mataram, 26 Agustus 2016

Komentar

  1. Hobi menulis saya bermula sejak masih di SMP, pernah membuat cerpen di beberapa majalah anak di Ibukota, membuat naskah teka-teki silang, nasklah kuis di tabloid, lalu vakum. Sekarang aktif sebagai blogger, dan saya merasa bakat saya tersalurkan dengan baik... :)

    BalasHapus
  2. Sebanarnya saya itu kurang kang bakat menulisnya tapi lama kelamaan dari sedanya jadi kebiasaan menulis dan akhirnya sedikit demi sedikit terus menulis menjadi berkembang deh bakat saya dalam hal menulis.

    BalasHapus
  3. Smoga kita smakin lncar mnulis

    BalasHapus
  4. Menulis membantu itu ladang imajinasi.

    BalasHapus
  5. keahlihan dalam menulis itu perlu mas...apalagi menulis itu kegiatan kita sehari hari sbgai blogger

    BalasHapus
  6. Sepakat mas admin mari menjadi generasi menulis :)

    BalasHapus
  7. menulis bisa jadi perekam jejak sejarah kita dan karya kita

    BalasHapus
  8. Saya menulis untuk mencurahkan unek-unek mengenai berbagai warna kehidupan di sekitar :)

    BalasHapus
  9. Saya senang menulis karena ya itu... unek2 terkeluarkan melalui kata2...

    Lanjutkan sob!

    BalasHapus
  10. Tulisan adalah tempat sampah perasaan *cieehhh
    setelah tempatnya kosong sudah dibuang dalam tulisan masih bisa diisi ulang :)

    BalasHapus
  11. Walaupun awalnya mungkin agak susah menulis tapi seperti ungkapan witing tresno jadi kulino akhirny aterbiasa juga untuk menuis.. :)

    BalasHapus
  12. Iya mas betul sekali, kita gak akan kehabisan ide untuk menulis, karena bahan yang tersedia di negeri kita ini tidak akan pernah habis untuk ditulis, tinggal nunggu mood nulisnya aja yang agak susah :D

    BalasHapus
  13. Hihi benar sekali mba sepakat :D

    BalasHapus
  14. Aiihh bener!! Saya ngeblog jg buat crita ke anak cucu ntar. Biar mreka bisa baca emaknya dulu orang yg begimana hahaha

    Awalnya emang tulisannya alay, lama2 terpaksa diperbaiki gara2 pemikiran jg berubah sih.

    Semangat nulis yoookkkkk 🤓

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Angling Dharma dan Imajinasi Masa Kecil

Angling Dharma dan Imajinasi Masa Kecil Di antara sekian banyak serial kolosal tanah air, favorit saya tetaplah Angling Dharma. Semasa masih SD dan SMP, saya tak pernah alpa menonton film ini. Saya sampi hapal nama-nama tokoh juga ajian pamungkasnya.  Semalam, saya menghabiskan waktu berjam jam untuk menyaksikan serial Angling Dharma di Youtube. Saya menonton ulang episode demi episode. Beberapa yang saya sukai adalah mulai dari Wasiat Naga Bergola hingga pertempuran melawan Sengkang Baplang.  Entah kenapa, meskipun sudah menonton berkali-kali, saya tak pernah bosan. Serial Angling Dharma punya cita rasa tersendiri bagi saya. Serial ini selalu mampu membangkitkan ingatan di masa kecil. Dulu, saya selalu menyembunyikan remot tv saat menyaksikan serial ini.  Salah satu adegan favorit saya adalah saat Angling Dharma beradu kesaktian dengan banyak pendekar yang memperebutkan Suliwa. Hanya dengan aji Dasendria yang mampu menirukan jurus lawan, ia membuat para musuhnya tak berkutik. Angling

Rahasia Sukses Timnas Maroko di Piala Dunia Qatar 2022

Timnas Maroko "Itulah bola, selalu ditentukan oleh nasib, sebagaimana Argentina vs Arab Saudi kemarin. Demikian pula yang terjadi pada Maroko malam tadi".  Kalimat di atas adalah contoh kalimat malas mikir. Tak mau menganalisa sesuatu secara objektif dan mendalam. Akhirnya tidak menemukan pembelajaran dan solusi apapun atas satu peristiwa.  Jangan mau jadi orang seperti itu. Berfikirlah secara rasional. Gunakanlah semua instrumen untuk menganalisa satu perkara. Perihal Maroko menang semalam itu bukan soal sepakbola itu ditentukan nasib, tapi soal kualitas pemain, strategi, mental tim, dan kerja keras.  Salah satu faktor kekalahan Argentina melawan Arab Saudi pada fase grup adalah efektivitas jebakan offside yang diterapkan Arab Saudi. Hal itu juga diiringi dengan efektivitas pemain Arab Saudi dalam mengkonversikan peluang menjadi gol.   Portugal menang 6-1 lawan Swiss bukan ujuk2 soal nasib baik, tetapi karena kolektifitas tim dan faktor yang disebutkan di atas tadi. Pelatih

Kesadaran Memiliki Anak

Gambar: google Lagi ramai soal " childfree " atau sebuah kondisi di mana seseorang atau pasangan memilih untuk tidak memiliki anak. Biasanya, penganut childfree ini beranggapan bahwa memiliki anak itu adalah sumber kerumitan. Benarkah?  Saya belum bisa menyimpulkan sebab sampai tulisan ini di buat, saya sendiri belum memiliki anak. Tapi, menarik untuk membahas tema ini. Saya senang dengan kampanye soal ribetnya memiliki anak, sekali lagi saya ulangi, jika kampanye itu bertujuan untuk membangun kesadaran bahwa tidak gampang memiliki, mengurusi, mendidik, dan membesarkan anak.  Maksudnya, jika kita ingin memiliki anak, sadari dulu konsekuensi bahwa memiliki anak itu tidak gampang. Para orang tua minimal dituntut untuk membesarkan anak ini secara layak. Tak perlu jauh-jauh, tengok saja di sekitar kita, tak jarang orang tua mengeksploitasi anak untuk kepentingan yang tidak wajar.  Contoh kasus: saya sering melihat ibu-ibu mengemis di lampu merah sambil menggendong anak. Di kota-k