Langsung ke konten utama

Selamat Jalan Kamerad

Fidel Castro

Dunia internasional tengah berduka. Fidel Castro, seorang tokoh besar yang juga merupakan icon dari revolusi Kuba itu menghembuskan nafas terakhir pada Jumat, 25 November 2016. Demikian menurut pengumuman televisi negara Kuba yang kemudian dikutip berbagai kantor berita dan media utama di dunia.

Cerita tentang kehidupan lelaki yang juga merupakan teman akrab dari tokoh kiri Che Guevara itu adalah cerita tentang perlawanan. Semasa hidupnya, Castro adalah mimpi buruk bagi negara-negara adidaya sekelas Amerika. Bahkan ketika menjabat sebagai presiden, dia memaparkan bahwa dirinya telah mengalami lebih dari 600 kali upaya percobaan pembunuhan.

Castro telah membuka jalan menuju sosialisme. Keberhasilan dalam menumbangkan rezim otoriter kala itu, tak terlepas dari kecerdikannya dalam mengelaborasi strategi politik untuk membangun kekuatan sosial rakyat. Tak jauh berbeda dengan sederet tokoh besar pendiri republik ini, Castro juga menghabiskan lebih dari setengah hidupnya demi mengembalikan Kuba kepada pelukan rakyat.

Bagian terpenting dari episode hidupnya adalah ketika menumbangkan rezim Batista. Castro harus rela kehilangan sahabat terbaiknya akibat dari keganasan rezim tersebut. Meski pernah ditangkap selama 25 tahun, Castro akhirnya mampu melancarkan aksi kudeta yang mengantarkan dirinya ke tampuk kekuasaan selama lima dekade dan tercatat sebagai presiden terlama yang pernah memerintah Kuba.

Satu hal yang patut diingat dari tokoh ini adalah sikapnya yang anti terhadap kapitalisme. Ia pernah mangatakan bahwa kapitalisme adalah sesuatu yang menjijikan dan kotor karena dapat menyebabkan peperangan. Di mata Castro, kapitalisme adalah biang dari perpecahan bangsanya.

Atas dasar itu, hubungannya dengan beberapa pemimpin Amerika nampak renggang. Dia kerap kali mengeluarkan kebijakan yang membuat posisi Amerika tidak nyaman. Semasa menjabat sebagai presiden, Castro pernah mengeluarkan kebijakan yang melarang peradaran dollar di Kuba. Di saat-saat pertama, negaranya nampak kesulitan menghadapi kondisi tersebut, akhirnya setelah beberapa tahun, kondisi perekonomian Kuba kembali berjalan normal.

Kini Castro telah tiada. Tapi semangat hidupnya akan terus tumbuh dalam tiap-tiap jiwa yang berkecamuk. Castro adalah simbol perlawanan bagi mereka yang merasa dikucilkan. Tak salah jika presiden Afrika Selatan, Jacob Zuma mengatakaj bahwa "Fidel Castro telah mendedikasikan seluruh hidupnya tidak hanya untuk kebebasan rakyat Kuba, tetapi juga kebebasan rakyat tertindas di seluruh dunia."

Selamat jalan the camerad Castro. Terimakasih atas kisah heroik dan pesan yang menggugah semasa hidupmu.

Sumbawa, 29 November 2016

Komentar

  1. Salah satu tokoh yang paling berpengaruh..hee

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tokoh yang hebat ,bisa bertahan lama. Rakyatnya kompak seh.

      Hapus
  2. Patut dicontoh, soal kebijakan pembatasan peredaran uang Dollar (usd) sapa tau bisa bikin rupiah lebih kuat dan stabil lagi. Selamat jalan mr.Fidel Castro

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dinegara kita, paceklik sehari saja teriak-teriak turunkan presiden.

      Hapus
  3. Sering denger cerita tentang dia. Bikin salut.. kagum.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Justru aku pengagumnya. Berani mengambil resiko.

      Hapus
  4. Castro satu aliran dan sepaham dengan Soekarno.
    Tapi beda nasib, Soekarno harus terlengserkan dan sempat menjadi cacian.
    Walau kini Soekarno dielu-elukan lagi.
    Selamat jalan

    BalasHapus
  5. jiah...udah panjang lebar nulis soal gimana sesungguhnya mang Fidel teh...ngilang gegara koneksi lemot

    BalasHapus
  6. Fidel Castro, temennya pak Karno nih

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Angling Dharma dan Imajinasi Masa Kecil

Angling Dharma dan Imajinasi Masa Kecil Di antara sekian banyak serial kolosal tanah air, favorit saya tetaplah Angling Dharma. Semasa masih SD dan SMP, saya tak pernah alpa menonton film ini. Saya sampi hapal nama-nama tokoh juga ajian pamungkasnya.  Semalam, saya menghabiskan waktu berjam jam untuk menyaksikan serial Angling Dharma di Youtube. Saya menonton ulang episode demi episode. Beberapa yang saya sukai adalah mulai dari Wasiat Naga Bergola hingga pertempuran melawan Sengkang Baplang.  Entah kenapa, meskipun sudah menonton berkali-kali, saya tak pernah bosan. Serial Angling Dharma punya cita rasa tersendiri bagi saya. Serial ini selalu mampu membangkitkan ingatan di masa kecil. Dulu, saya selalu menyembunyikan remot tv saat menyaksikan serial ini.  Salah satu adegan favorit saya adalah saat Angling Dharma beradu kesaktian dengan banyak pendekar yang memperebutkan Suliwa. Hanya dengan aji Dasendria yang mampu menirukan jurus lawan, ia membuat para musuhnya tak berkutik. Angling

Rahasia Sukses Timnas Maroko di Piala Dunia Qatar 2022

Timnas Maroko "Itulah bola, selalu ditentukan oleh nasib, sebagaimana Argentina vs Arab Saudi kemarin. Demikian pula yang terjadi pada Maroko malam tadi".  Kalimat di atas adalah contoh kalimat malas mikir. Tak mau menganalisa sesuatu secara objektif dan mendalam. Akhirnya tidak menemukan pembelajaran dan solusi apapun atas satu peristiwa.  Jangan mau jadi orang seperti itu. Berfikirlah secara rasional. Gunakanlah semua instrumen untuk menganalisa satu perkara. Perihal Maroko menang semalam itu bukan soal sepakbola itu ditentukan nasib, tapi soal kualitas pemain, strategi, mental tim, dan kerja keras.  Salah satu faktor kekalahan Argentina melawan Arab Saudi pada fase grup adalah efektivitas jebakan offside yang diterapkan Arab Saudi. Hal itu juga diiringi dengan efektivitas pemain Arab Saudi dalam mengkonversikan peluang menjadi gol.   Portugal menang 6-1 lawan Swiss bukan ujuk2 soal nasib baik, tetapi karena kolektifitas tim dan faktor yang disebutkan di atas tadi. Pelatih

Kesadaran Memiliki Anak

Gambar: google Lagi ramai soal " childfree " atau sebuah kondisi di mana seseorang atau pasangan memilih untuk tidak memiliki anak. Biasanya, penganut childfree ini beranggapan bahwa memiliki anak itu adalah sumber kerumitan. Benarkah?  Saya belum bisa menyimpulkan sebab sampai tulisan ini di buat, saya sendiri belum memiliki anak. Tapi, menarik untuk membahas tema ini. Saya senang dengan kampanye soal ribetnya memiliki anak, sekali lagi saya ulangi, jika kampanye itu bertujuan untuk membangun kesadaran bahwa tidak gampang memiliki, mengurusi, mendidik, dan membesarkan anak.  Maksudnya, jika kita ingin memiliki anak, sadari dulu konsekuensi bahwa memiliki anak itu tidak gampang. Para orang tua minimal dituntut untuk membesarkan anak ini secara layak. Tak perlu jauh-jauh, tengok saja di sekitar kita, tak jarang orang tua mengeksploitasi anak untuk kepentingan yang tidak wajar.  Contoh kasus: saya sering melihat ibu-ibu mengemis di lampu merah sambil menggendong anak. Di kota-k