Langsung ke konten utama

Selamat Ulang Tahun Pram


Pramoedya Ananta Toer
Saya ingin hidup, tapi tak membisu. Sebab, diam adalah bentuk lain dari kematian itu sendiri ~ Pramoedya Ananta Toer

Pramoedya Ananta Toer dianggap sebagai salah satu Sastrawan paling produktif sepanjang sejarah Indonesia. Tokoh ini telah mewariskan pikiran-pikiran besar bagi para generasi bangsa. Berbagai tulisannya direkomendasikan bagi semua orang yang hendak mengkaji Indonesia pada periode kebangkitan. Hingga saat ini, berbagai karyanya tak pernah alpa bertengger di rak-rak toko buku. Memang benar, seakan tak bosan membaca ulang lembar demi lembar coretan beliau.

Pram adalah sosok yang kontroversial. Karyanya yang berisi kritikan, membuatnya selalu bersinggungan dengan penguasa. Ia pernah menjadi pengarang yang paling dibenci oleh penguasa ditanah air. Akan tetapi diluar negeri, ia amat dikagumi banyak orang. Pram pernah mendekam dibalik jeruji besi semenjak zaman Belanda, Sukarno hingga di rezim Suharto. Di masa orde baru, pemerintah kerap menyensor tulisannya, ia dituduh sebagai komunis, hingga terpaksa dipenjarakan di pulau buruh selama 30 tahun.

Ya, itulah Pramoedya Ananta Toer. Kokohnya tembok penjara tak pernah mampu memenjarakan pikirannya. Meski dikarangkeng selama puluhan tahun, ia tak pernah alpa melahirkan karya. Baru-baru ini, bertepatan dengan 6 Februari 2017, publik tengah merayakan hari jadi Pram. Sejumlah orang yang aktif menggeluti dunia sastra, sibuk dengan berbagai seremonial. Mereka membuat satu penghormatan, mengenang tokoh besar kelahiran Blora, Jawa Tengah itu.

Yang membuat saya kagum tahun ini adalah mesin pencari Google juga ikut merayakan hari jadi beliau. Google membuat satu ilustrasi seorang pria berambut putih, berkacamata, dan berakaus. Pria itu digambarkan sedang mengetik di mesin tik manual.

Tokoh ini memang layak untuk dikenang, ia melahirkan karya yang menggugah gerbang internasional. Ia mewariskan tafsir ulang sejarah bangsa, yang diharapkan menjadi lentera penerang menuju masa depan. Pram memang telah lama berpulang, namun sesuai kutipannya, ia tak pernah pudar ditelan sejarah.

Malam ini, aku hanya bisa menundukkan kepala untuk mengenang dirinya. Selamat ulang tahun Pram.

Mataram, 07 Februari 2017

Komentar

  1. Bangga memiliki sesosok pujangga yang karya-karyanya begitu menginsprasi banyak orang. Selamat Ulang Tahun Bpk Alm.Pramoedya Ananta Toer, karyamu abadi sepanjang masa...

    BalasHapus
  2. Pram mungkin dikenang sebagai tokoh sastra yang berkaryawa sepanjang hidupnya...bahkan ketika di penjara di pulau Buru....bagi saya hidup pram itu sendiri adalah karya sastra....buku tetralogy bahkan jd bacaan wajib bagi orang yang mau jadi jurnalis...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sepakat mas. Andai riwayat Pram di filmkan seperti tokoh lain pasti menarik :)

      Hapus
  3. Tapi bukunya kini hanya tinggal sedikit, sekitar puluhan. Yang lainnya sudah lenyap karena dibakar dan dibumi hanguskan. Karena beliau sewaktu bebas sudah tidak bisa menulis ulang karena merasa saya ingatnya sudah berkurang.

    BalasHapus
  4. Selamat ultah untuk dia yang kau sebut nama Pram

    Semoga karyanya selalu diikuti
    Seperti aku yang suka menulis puisi

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Angling Dharma dan Imajinasi Masa Kecil

Angling Dharma dan Imajinasi Masa Kecil Di antara sekian banyak serial kolosal tanah air, favorit saya tetaplah Angling Dharma. Semasa masih SD dan SMP, saya tak pernah alpa menonton film ini. Saya sampi hapal nama-nama tokoh juga ajian pamungkasnya.  Semalam, saya menghabiskan waktu berjam jam untuk menyaksikan serial Angling Dharma di Youtube. Saya menonton ulang episode demi episode. Beberapa yang saya sukai adalah mulai dari Wasiat Naga Bergola hingga pertempuran melawan Sengkang Baplang.  Entah kenapa, meskipun sudah menonton berkali-kali, saya tak pernah bosan. Serial Angling Dharma punya cita rasa tersendiri bagi saya. Serial ini selalu mampu membangkitkan ingatan di masa kecil. Dulu, saya selalu menyembunyikan remot tv saat menyaksikan serial ini.  Salah satu adegan favorit saya adalah saat Angling Dharma beradu kesaktian dengan banyak pendekar yang memperebutkan Suliwa. Hanya dengan aji Dasendria yang mampu menirukan jurus lawan, ia membuat para musuhnya tak berkutik. Angling

Kesadaran Memiliki Anak

Gambar: google Lagi ramai soal " childfree " atau sebuah kondisi di mana seseorang atau pasangan memilih untuk tidak memiliki anak. Biasanya, penganut childfree ini beranggapan bahwa memiliki anak itu adalah sumber kerumitan. Benarkah?  Saya belum bisa menyimpulkan sebab sampai tulisan ini di buat, saya sendiri belum memiliki anak. Tapi, menarik untuk membahas tema ini. Saya senang dengan kampanye soal ribetnya memiliki anak, sekali lagi saya ulangi, jika kampanye itu bertujuan untuk membangun kesadaran bahwa tidak gampang memiliki, mengurusi, mendidik, dan membesarkan anak.  Maksudnya, jika kita ingin memiliki anak, sadari dulu konsekuensi bahwa memiliki anak itu tidak gampang. Para orang tua minimal dituntut untuk membesarkan anak ini secara layak. Tak perlu jauh-jauh, tengok saja di sekitar kita, tak jarang orang tua mengeksploitasi anak untuk kepentingan yang tidak wajar.  Contoh kasus: saya sering melihat ibu-ibu mengemis di lampu merah sambil menggendong anak. Di kota-k

Rahasia Sukses Timnas Maroko di Piala Dunia Qatar 2022

Timnas Maroko "Itulah bola, selalu ditentukan oleh nasib, sebagaimana Argentina vs Arab Saudi kemarin. Demikian pula yang terjadi pada Maroko malam tadi".  Kalimat di atas adalah contoh kalimat malas mikir. Tak mau menganalisa sesuatu secara objektif dan mendalam. Akhirnya tidak menemukan pembelajaran dan solusi apapun atas satu peristiwa.  Jangan mau jadi orang seperti itu. Berfikirlah secara rasional. Gunakanlah semua instrumen untuk menganalisa satu perkara. Perihal Maroko menang semalam itu bukan soal sepakbola itu ditentukan nasib, tapi soal kualitas pemain, strategi, mental tim, dan kerja keras.  Salah satu faktor kekalahan Argentina melawan Arab Saudi pada fase grup adalah efektivitas jebakan offside yang diterapkan Arab Saudi. Hal itu juga diiringi dengan efektivitas pemain Arab Saudi dalam mengkonversikan peluang menjadi gol.   Portugal menang 6-1 lawan Swiss bukan ujuk2 soal nasib baik, tetapi karena kolektifitas tim dan faktor yang disebutkan di atas tadi. Pelatih