Langsung ke konten utama

Udara Dingin Bukit Pergasingan


Bukit Pergasingan

Berwisata mungkin sudah menjadi kebutuhan manusia pada abad modern ini, berakhir pekan bersama keluarga, teman sekantor nampaknya sudah menjadi rutinitas. Pengapnya udara kantor serta deru kehidupan kota yang kian padat, harus kembali dinetralkan dengan pemandangan-pemandangan indah yang seakan memberi aura positif pada pikiran. Tak pelak jika beberapa tempat wisata seringkali ramai dikunjungi ketika akhir pekan.

Saya adalah mahasiswa yang tak punya banyak waktu untuk sekedar berwisata, beberapa intimidasi halus dari keluarga memaksa saya untuk senantiasa fokus pada kegiatan berbau akademik, sehingga jarang sekali saya mendapat kesempatan untuk melepas penat bersama teman-teman kampus. Akhirnya pada suatu hari saya mencoba berbaur dengan beberapa MAPALA kampus. Saya kenal betul aktivitas mereka, ditengok dari namanya saja Mahasiswa Pencinta Alam, pastilah mereka-mereka itu adalah sekelompok mahasiswa yang suka berpetualang dan menjelajah pikir saya. Tak saya abaikan lagi, inilah kesempatan yang baik untuk melepas dahaga dalam berwisata. Saya hanya tinggal menunggu jadwal keberangkatan mereka dan saya akan segera bergabung.

"Selalu terdapat peluang dari setiap masalah", itulah penggalan kalimat Tao The Cing yang selalu saya ingat, seminggu setelahnya kabar baik itu tersiar dari salah seorang teman, nama saya masuk dalam daftar rombongan perjalanan ke Bukit Pergasingan kali ini. Sebuah bukit yang menjulang tinggi, berada tepat dihadapan gunung Rinjani, butuh waktu 4 jam dari mataram untuk sampai kesana, dan lebih kurang 5-6 jam untuk mendaki bukit setinggi 1800 MDPL itu. Ketinggiannya setara dengan pos ke-3 pegununungan Rinjani.

Rombongan segera berangkat pada sabtu pagi, kami berencana untuk menghabiskan malam minggu diatas bukit, merasakan dinginnya udara khas pegunungan yang menyengat kulit. Bukit pergasingan memang telah lama dibuka untuk wisatawan, tapi baru ramai akhir-akhir ini, bukit itu berada diwilayah desa Sembalun lawang, kecamatan Sambalia, jauh sebelah timur kota Mataram.


Pergasingan

Pergasingan

Pergasingan

Kita baru menghabiskan setengah perjalanan, ketika kumandang adzan ashar menjilat telinga. Rombongan baru sampai dipuncak ketika magrib sudah dihimpit matahari. Saya memilih beristirahat sejenak sambil mengurut betis akibat sensasi perjalanan yang tak seperti biasanya. Beberapa teman lain tengah sibuk menyiapkan tenda sebagai tempat peristirahatan yang nyaman digunung. Tak terasa sudah gelap, angin gunung bertiup merayu kulit yang terbalut jaket tebal, saya dan teman-teman mengumpulkan beberapa kayu bakar untuk dijadikan penghangat. Seketika mulut saya mengeluarkan asap ketika tengah asik berbicara sambil melingkari api unggun. Disini begitu dingin, menyelinap masuk, memenuhi ruang, menusuk daging dan tulang, untung saja saya telah mempersiapkan segalanya.

Saya bersama tiga teman lain, memilih untuk begadang semalaman, sebagian wanita tengah tertidur pulas didalam tenda masing-masing. Oki, mahasiswa Fakultas Ekonomi Akutansi asal Sumbawa mengawali pembicaraan kita malam itu. Dia bercerita tentang Soe Hoek Gie, seorang idealis yang mati muda dan senang menyendiri di gunung. Dia memang lelaki yang senang menyendiri, berusaha melihat segala sesuatu dari tepian, dia tak ingin menjadi Massa, banyak sajak yang ia tulis ditengah udara gunung yang tidak bersahabat dengan kulit. Sajak-sajaknya kemudian menjadi sangat pamiliar dikalangan mahasiswa yang senang menikmati keindahan alam.

Gie adalah penyendiri yang istimewa, kemanapun dia melangkah, hanya sajak yang menjadi lawan bicaranya. Saya memang berbeda dengan Gie, saya menjajaki alam bersama teman-teman kampus, tapi antara saya dan Gie, kita sama-sama diikat oleh tali yang kuat, yaitu keberanian untuk memilih. Dia memilih sendiri untuk menelusuri gunung-gemunung, lembah-lembah dan sungai-sungai deras. Saya justru memilih menjalaninya bersama teman-teman seperjuangan, saya menyadari bahwa terdapat tali temali yang kuat dan selalu bisa menghubungkan saya dengan berbagai orang lain diluar sana melalui rasa kegaduhan dan pergolakan batin yang sama.


Pergasingan

Pergasingan

Pergasingan

Pergasingan

Pergasingan

Kegaduhan karena melihat kehidupan dari sudut pandang yang berbeda. Gie memang gaduh dengan segala bentuk kehidupan kota yang serba kecurangan kala itu, dia tidak melihat sesuatu yang harmonis terjadi dikota, hingga akhirnya dia memilih untuk melangkah sendiri menyusuri alam, mencari kedamaian ditempat-tempat hening. Berbeda dengannya, setelah menyelsaikan study, tentu saya harus kembali kepada keluarga saya, kampung halaman yang telah menanti pengabdian saya. Barangkali ada rupa-rupa masalah yang harus dihadapi, ada banyak tantangan yang harus dilewati, ada batu besar yang siap menghadang laju siapa saja, disitu kerap muncul rasa pesimisme tinggi, takut, dan khawatir untuk terus melangkah maju.

Tapi keberanian dalam hidup kita selalu menjadi cahaya terang yang akan memandu perjalanan kemanapun kita pergi, Lao Tzu seorang filsuf cina yang luas pernah berkata bahwa "perjalanan seribu mil dimulai dengan satu langkah". Kecintaan pada hidup adalah embun yang selalu memberikan harapan untuk terus bergerak, apapun resiko yang harus dijalani.

Bro.!! Jangan kebanyakan melamun, ayo gabung, kita foto bersama, sayang sunrise ini dilewatkan begitu saja. Kata seorang teman mengajak saya untuk mengabadikan moment itu.

Mataram, 29 September 2016

Komentar

  1. cakep jg view dr bukit pengasingan, semoga suatu saat bs kesana jg

    budy | Travelling Addict
    blogger abal-abal
    www.travellingaddict.com

    BalasHapus
  2. Wuih,, jadi pengen berangkat juga nih kesana, tapi jauh kalau dari sini :-) susah juga sih nyari temen yang santai, semua pada sibuh kerja :-/

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sesekali bolehlah datang jika ada waktu luang mas hehe

      Hapus
  3. Waw photo yang terakhir keren kang menampilkan keindahan dari gunung rinjani, memang keren gunung rinjani saya sudah lama nih kang pengen sekali pergi kegunung rinjani tapi sampai sekarang belum kesampaian.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kapan2 jika ada waktu luang silahkan mampir, saya akan pandu dilombok mas :)

      Hapus
  4. Wah saya belom pernah ke lombok ni, kebayang dinginnya pas nyampe gunung malem harinya
    Trus ngobrolin tokoh2 idealis huhu

    BalasHapus
  5. wiih keren tuh mas, entar ah insyaAllah tahun baru saya akan muncak :)
    kalo ge gunung rinjani itu bisa di jelajahi ngga mas?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bisa mas, nanti bulan 11 saya muncak. Sini ke lombok biar muncak bareng

      Hapus
  6. lombok, tujuan liburan yang masi menjadi angan-angan sejak 2 tahun ini @@,

    BalasHapus
  7. Justru kalau kata saya pas mahasiswa itu waktu yang pas buat keliling-keliling, haha. Kalau ngga salah, sekarang malah banyak libur juga yak. Puas-puasin deh beredar, sebelum memasuki dunia kerja. Hiks, udah ngga bisa seenaknya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Justru saya mengidam-idamkan dunia kerja mba hehe. Tapi tidak untuk menjadi pegawai negeri

      Hapus
  8. kirain gunung pergasingan :D
    pengin banget naik gunung, tapi belum ada ijin ari ortu :D
    akhirnya milih jalan - jalan ke pantai :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau belum mendapat izin jangan dulu mba hehe apalagi izin orang tua :D

      Hapus
  9. View nya keren, sejuknya bisa dirasain meski cuma lihat fotonya

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Angling Dharma dan Imajinasi Masa Kecil

Angling Dharma dan Imajinasi Masa Kecil Di antara sekian banyak serial kolosal tanah air, favorit saya tetaplah Angling Dharma. Semasa masih SD dan SMP, saya tak pernah alpa menonton film ini. Saya sampi hapal nama-nama tokoh juga ajian pamungkasnya.  Semalam, saya menghabiskan waktu berjam jam untuk menyaksikan serial Angling Dharma di Youtube. Saya menonton ulang episode demi episode. Beberapa yang saya sukai adalah mulai dari Wasiat Naga Bergola hingga pertempuran melawan Sengkang Baplang.  Entah kenapa, meskipun sudah menonton berkali-kali, saya tak pernah bosan. Serial Angling Dharma punya cita rasa tersendiri bagi saya. Serial ini selalu mampu membangkitkan ingatan di masa kecil. Dulu, saya selalu menyembunyikan remot tv saat menyaksikan serial ini.  Salah satu adegan favorit saya adalah saat Angling Dharma beradu kesaktian dengan banyak pendekar yang memperebutkan Suliwa. Hanya dengan aji Dasendria yang mampu menirukan jurus lawan, ia membuat para musuhnya tak berkutik. Angling

Rahasia Sukses Timnas Maroko di Piala Dunia Qatar 2022

Timnas Maroko "Itulah bola, selalu ditentukan oleh nasib, sebagaimana Argentina vs Arab Saudi kemarin. Demikian pula yang terjadi pada Maroko malam tadi".  Kalimat di atas adalah contoh kalimat malas mikir. Tak mau menganalisa sesuatu secara objektif dan mendalam. Akhirnya tidak menemukan pembelajaran dan solusi apapun atas satu peristiwa.  Jangan mau jadi orang seperti itu. Berfikirlah secara rasional. Gunakanlah semua instrumen untuk menganalisa satu perkara. Perihal Maroko menang semalam itu bukan soal sepakbola itu ditentukan nasib, tapi soal kualitas pemain, strategi, mental tim, dan kerja keras.  Salah satu faktor kekalahan Argentina melawan Arab Saudi pada fase grup adalah efektivitas jebakan offside yang diterapkan Arab Saudi. Hal itu juga diiringi dengan efektivitas pemain Arab Saudi dalam mengkonversikan peluang menjadi gol.   Portugal menang 6-1 lawan Swiss bukan ujuk2 soal nasib baik, tetapi karena kolektifitas tim dan faktor yang disebutkan di atas tadi. Pelatih

Kesadaran Memiliki Anak

Gambar: google Lagi ramai soal " childfree " atau sebuah kondisi di mana seseorang atau pasangan memilih untuk tidak memiliki anak. Biasanya, penganut childfree ini beranggapan bahwa memiliki anak itu adalah sumber kerumitan. Benarkah?  Saya belum bisa menyimpulkan sebab sampai tulisan ini di buat, saya sendiri belum memiliki anak. Tapi, menarik untuk membahas tema ini. Saya senang dengan kampanye soal ribetnya memiliki anak, sekali lagi saya ulangi, jika kampanye itu bertujuan untuk membangun kesadaran bahwa tidak gampang memiliki, mengurusi, mendidik, dan membesarkan anak.  Maksudnya, jika kita ingin memiliki anak, sadari dulu konsekuensi bahwa memiliki anak itu tidak gampang. Para orang tua minimal dituntut untuk membesarkan anak ini secara layak. Tak perlu jauh-jauh, tengok saja di sekitar kita, tak jarang orang tua mengeksploitasi anak untuk kepentingan yang tidak wajar.  Contoh kasus: saya sering melihat ibu-ibu mengemis di lampu merah sambil menggendong anak. Di kota-k